Ilustrasi lansia sehat (Sumber gambar : Jaddy Liu)

Lansia Berisiko Tinggi Terkena Osteoporosis, Begini Cara Mencegahnya

06 June 2022   |   21:28 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Osteoporosis umum terjadi pada lansia. Secara global, International Osteoporosis Foundation mencatat 6,3 persen pria di atas usia 50 tahun dan 21,2 persen wanita di atas rentang usia yang sama mengalami osteoporosis. Di Indonesia, setidaknya 2 dari 5 penduduk berisiko kondisi tulang keropos ini. 

Tanpa pencegahan secara masif, diduga pada 2050, sepertiga dari total penduduk Indonesia yang berusia lebih dari 50 tahun terkena osteoporosis.

Osteoporosis secara definisi merupakan suatu kondisi di mana tulang menjadi lebih tipis atau lemah (keropos) dan lebih mudah patah. Kondisi kelainan tulang ini banyak terjadi pada wanita menopause karena adanya penurunan hormon estrogen. Namun osteoporosis dapat pula terjadi pada usia muda karena ada gangguan metabolik maupun penggunaan obat-obatan steroid jangka panjang.
 
Spesialis Bedah Ortopedi RS Pondok Indah – Bintaro Jaya dr. Daffodilone Cahyadi menerangkan osteoporosis menyebabkan tulang menjadi lemah dan sangat rapuh, sehingga pada saat jatuh, atau bahkan tekanan ringan seperti membungkuk dan batuk, dapat menyebabkan patah tulang. 

"Fraktur atau patah tulang terkait osteoporosis paling sering terjadi di pinggul, pergelangan tangan, atau tulang belakang," ujar Cahyadi. 
 
Dia menerangkan biasanya tidak ada gejala pada tahap awal keropos tulang. Tetapi begitu tulang melemah akibat osteoporosis, maka akan timbul gejala seperti sakit punggung yang disebabkan patah atau kolaps, kehilangan tinggi badan dari waktu ke waktu, postur bungkuk, dan tulang yang lebih mudah patah.

Sebelum itu terjadi, pencegahan menjadi hal utama. Cahyadi menyarankan agar saat masih usia produktif, sebaiknya memastikan asupan nutrisi yang cukup dan memenuhi kebutuhan Vitamin D 1000-1500 miligram/hari. 

Vitamin D dapat membantu penyerapan kalsium dan meningkatkan kesehatan tulang. Vitamin D didapatkan dari berjemur matahari dan asupan 1000-5000 IU tergantung rekomendasi dari dokter setelah pemeriksaan kadar vitamin D. "Olahraga rutin juga dapat meningkatkan kekuatan tulang dan mengurangi keropos tulang," tambahnya. 
 
Dokter Spesialis Bedah Orthopedi dan Traumatologi, Konsultan Tulang Punggung dari Eka Hospital BSD Luthfi Gatam menerangkan darah tetap memerlukan kalsium. Apabila tidak ada kalsium di dalam darah, metabolisme otot dan otak akan terganggu.
 
Oleh karena itu, keberadaan kalsium di dalam darah tetap harus dipertahankan. Namun seiring usia dan faktor hormonal seperti menopause, kalsium di dalam darah pun menipis. "Darimana dong diambilnya? Akhirnya dari tulang. Karena diambilin terus kalsiumnya, akibatnya terjadi pengeroposan," jelasnya.

Selain itu, perempuan paling rentan terkena osteoporosis karena faktor usia dan hormonal tersebut. Perempuan akan mengalami menopause dimana kadar hormon esterogennya menghilang dan berdampak pada kurangnya pembentukan tulang. 

"Osteoporosis umumnya terjadi ketika mulai menginjak masa menopause pada wanita. Pada laki-laki jarang karena hormon testosteronnya ada terus kecuali sudah tua sekali," sebut Luthfi.

Osteoporosis juga terjadi pada lansia yang bertubuh kurus karena pembentukan tulang sangat dipengaruhi oleh tarikan dan tekanan yang dibebankan pada tulang. Luthfi menerangkan apabila massa otot kecil dan tekanan terhadap tulang kecil, maka tulang tidak bertumbuh lebih baik dibandingkan orang yang bertubuh gemuk.
 
Dia menerangkan orang gemuk bebannya berat, alhasil tekanan tulang menjadi besar sehingga dia memerlukan tulang yang cukup kuat untuk menahan beban. "Oleh karena itu, orang gemuk memiliki tulang lebih berat, besar dan keras, dibandingkan orang kurus karena massa ototnya kecil," jelas Luthfi seraya menunjukkan anatomi tulang manusia saat ditemui di ruang praktiknya.
 
Oleh karena itu, jika lansia mengetahui bahwa dia berisiko terhadap osteoporosis, Luthfi mengimbau agar mereka mencegahnya jangan sampai kondisi yang lebih berat seperti terjadinya patah tulang. 
Kondisi patah tulang sangat berbahaya bagi lansia. Apabila terjadi patah tulang panggul, mereka tidak bisa bangun dan hanya bisa berbaring. Alhasil mereka akan mengalami beragam kondisi lainnya seperti infeksi paru dan bisa berujung pada kematian. 
 
Luthfi pun menyarankan sebagai pencegahan, lansia berjemur di bawah sinar matahari pagi agar vitamin D terbentuk.

"Olahraga, jangan stres, paling penting konsumsi kalsium yang cukup. Bisa olahraga pembebanan yang sifatnya jalan kaki dan naik turun tangga. Tapi yang paling penting hindari jatuh," tegas Luthfi.

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Begini Cara Mengatasi Anak yang Suka Berbohong

BERIKUTNYA

Art Moments Jakarta Tetap Diselenggarakan secara Hybrid

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: