Perbedaan Quick Commerce dan E-commerce, Mana Paling Efektif?
13 June 2024 |
14:18 WIB
Di era yang serba cepat dan dinamis ini, konsumen semakin menuntut kemudahan dan kecepatan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam berbelanja. Kebutuhan untuk mendapatkan produk dengan cepat dan efisien telah mendorong perkembangan berbagai model bisnis yang dapat memenuhi ekspektasi ini.
Quick commerce dan e-commerce muncul sebagai dua solusi utama yang mendominasi industri belanja online. Quick commerce dan e-commerce merupakan dua model bisnis yang saat ini mendominasi industri belanja online yang masing-masing memiliki kelebihannya sendiri.
Kedua model ini telah merevolusi cara konsumen berbelanja, terutama di kalangan Gen Z dan milenial yang selalu mencari kenyamanan dan efisiensi dalam setiap aspek kehidupan mereka. Meskipun keduanya beroperasi di ranah digital, tetapi pengalaman dan layanan yang mereka tawarkan bisa sangat berbeda.
Baca Juga: 8 Produk Kecantikan & Perawatan Terlaris di E-Commerce Awal 2024
Dilansir melalui Daily Social, quick commerce adalah konsep bisnis yang menawarkan pengiriman barang secara cepat dalam hitungan menit atau maksimal beberapa jam. Layanan ini biasanya menggunakan aplikasi mobile atau platform online yang memungkinkan konsumen memesan produk, kemudian diantar oleh mitra pengiriman yang bekerja sama dengan platform tersebut. Quick commerce lebih fokus pada sektor makanan, minuman, dan kebutuhan sehari-hari.
Sementara itu e-commerce mengacu pada pembelian dan penjualan barang atau layanan melalui internet. Selain itu, e-commerce mencakup berbagai macam produk, mulai dari elektronik, fashion, hingga jasa. Biasanya barang yang dibeli juga harus menunggu 3 hingga 4 hari kemudian, tergantung pada jasa ekspedisi yang dipilih.
Menurut orders.co, quick commerce berfokus pada penyediaan pengalaman pelanggan yang lebih lancar dan nyaman. Pemesanan bisa dilakukan dengan cepat dan mudah tanpa harus menelusuri halaman produk.
Q-commerce juga memungkinkan pelanggan menerima pesanan mereka dalam waktu yang sangat singkat karena setiap transaksi diproses secara instan tanpa perlu server pusat atau jaringan. Pelanggan dapat berbelanja dari mana saja dan kapan saja, serta produk bisa diantar ke rumah dengan cepat.
Namun walau q-commerce dapat dikatakan lebih unggul dari e-commerce, tetapi model bisnis ini juga memiliki kekurangan yang sebagian besar berasal dari penyedia jasa.
Dilansir Milenow, q-commerce dapat mengubah cara orang berbelanja dengan memungkinkan pengambilan pesanan dari toko-toko besar atau gudang sentral yang dapat berdampak besar pada pasar lokal.
Selain itu, memulai sebagai penyedia layanan q-commerce juga memerlukan biaya tinggi karena infrastrukturnya yang rumit. Di sisi lain, tantangan q-commerce termasuk peningkatan lalu lintas dan risiko kecelakaan di jalan karena pengemudi harus menangani banyak pesanan dan mengirimnya dengan cepat.
Kemudahan berbelanja dari rumah juga menjadi salah satu keunggulan utama karena konsumen dapat berbelanja kapan saja menggunakan smartphone, tablet, atau komputer. Selain itu, konsumen juga dapat dengan mudah membandingkan berbagai merek produk serta memilih yang terbaik berdasarkan ulasan dan feedback dari berbagai situs web.
Meskipun e-commerce memiliki banyak kelebihan, tetapi ada beberapa kekurangan dari e-commerce. Salah satunya adalah kurangnya interaksi langsung antara konsumen dengan toko karena berbasis online dan tidak memiliki outlet fisik.
Selain itu, konsumen juga mungkin harus menunggu dan membayar biaya pengiriman saat berbelanja online. Proses pengembalian produk yang dibeli online juga terasa lebih merepotkan daripada produk yang dibeli di toko fisik.
Ancaman keamanan juga menjadi potensial karena website e-commerce rentan terhadap serangan cyber yang dapat membahayakan informasi sensitif konsumen.
Baca Juga: Riset: Penjualan Sunscreen di E-Commerce Catat Pertumbuhan Paling Tinggi
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: M. Taufikul Basari
Quick commerce dan e-commerce muncul sebagai dua solusi utama yang mendominasi industri belanja online. Quick commerce dan e-commerce merupakan dua model bisnis yang saat ini mendominasi industri belanja online yang masing-masing memiliki kelebihannya sendiri.
Kedua model ini telah merevolusi cara konsumen berbelanja, terutama di kalangan Gen Z dan milenial yang selalu mencari kenyamanan dan efisiensi dalam setiap aspek kehidupan mereka. Meskipun keduanya beroperasi di ranah digital, tetapi pengalaman dan layanan yang mereka tawarkan bisa sangat berbeda.
Baca Juga: 8 Produk Kecantikan & Perawatan Terlaris di E-Commerce Awal 2024
Definisi Quick Commerce dan e-Commerce
Dilansir melalui Daily Social, quick commerce adalah konsep bisnis yang menawarkan pengiriman barang secara cepat dalam hitungan menit atau maksimal beberapa jam. Layanan ini biasanya menggunakan aplikasi mobile atau platform online yang memungkinkan konsumen memesan produk, kemudian diantar oleh mitra pengiriman yang bekerja sama dengan platform tersebut. Quick commerce lebih fokus pada sektor makanan, minuman, dan kebutuhan sehari-hari.Sementara itu e-commerce mengacu pada pembelian dan penjualan barang atau layanan melalui internet. Selain itu, e-commerce mencakup berbagai macam produk, mulai dari elektronik, fashion, hingga jasa. Biasanya barang yang dibeli juga harus menunggu 3 hingga 4 hari kemudian, tergantung pada jasa ekspedisi yang dipilih.
Kelebihan dan Kekurangan Quick Commerce
Menurut orders.co, quick commerce berfokus pada penyediaan pengalaman pelanggan yang lebih lancar dan nyaman. Pemesanan bisa dilakukan dengan cepat dan mudah tanpa harus menelusuri halaman produk.Q-commerce juga memungkinkan pelanggan menerima pesanan mereka dalam waktu yang sangat singkat karena setiap transaksi diproses secara instan tanpa perlu server pusat atau jaringan. Pelanggan dapat berbelanja dari mana saja dan kapan saja, serta produk bisa diantar ke rumah dengan cepat.
Namun walau q-commerce dapat dikatakan lebih unggul dari e-commerce, tetapi model bisnis ini juga memiliki kekurangan yang sebagian besar berasal dari penyedia jasa.
Dilansir Milenow, q-commerce dapat mengubah cara orang berbelanja dengan memungkinkan pengambilan pesanan dari toko-toko besar atau gudang sentral yang dapat berdampak besar pada pasar lokal.
Selain itu, memulai sebagai penyedia layanan q-commerce juga memerlukan biaya tinggi karena infrastrukturnya yang rumit. Di sisi lain, tantangan q-commerce termasuk peningkatan lalu lintas dan risiko kecelakaan di jalan karena pengemudi harus menangani banyak pesanan dan mengirimnya dengan cepat.
Kelebihan dan Kekurangan e-Commerce
Menurut laman Indeed, e-commerce memberikan banyak manfaat bagi pelanggan dan konsumen. Beberapa keuntungan utamanya adalah perusahaan dapat mencapai khalayak yang lebih luas melalui website dan media sosial, meningkatkan kesadaran merek, dan meningkatkan keuntungan.Kemudahan berbelanja dari rumah juga menjadi salah satu keunggulan utama karena konsumen dapat berbelanja kapan saja menggunakan smartphone, tablet, atau komputer. Selain itu, konsumen juga dapat dengan mudah membandingkan berbagai merek produk serta memilih yang terbaik berdasarkan ulasan dan feedback dari berbagai situs web.
Meskipun e-commerce memiliki banyak kelebihan, tetapi ada beberapa kekurangan dari e-commerce. Salah satunya adalah kurangnya interaksi langsung antara konsumen dengan toko karena berbasis online dan tidak memiliki outlet fisik.
Selain itu, konsumen juga mungkin harus menunggu dan membayar biaya pengiriman saat berbelanja online. Proses pengembalian produk yang dibeli online juga terasa lebih merepotkan daripada produk yang dibeli di toko fisik.
Ancaman keamanan juga menjadi potensial karena website e-commerce rentan terhadap serangan cyber yang dapat membahayakan informasi sensitif konsumen.
Baca Juga: Riset: Penjualan Sunscreen di E-Commerce Catat Pertumbuhan Paling Tinggi
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: M. Taufikul Basari
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.