Usaha Pengrajin Tanah Liat yang Makin Menggeliat
09 June 2024 |
13:48 WIB
1
Like
Like
Like
Seni kerajinan berbahan dasar clay atau tanah liat tengah populer di bidang usaha kreatif. Pasalnya, di tangan para pengrajin yang terampil, tanah liat yang sebelumnya terlihat biasa saja, dapat berubah bentuk menjadi mainan maupun aksesori yang beraneka ragam, dan mampu menciptakan peluang bisnis yang menjanjikan.
Seperti halnya Rida Anggita Nurtrisna, pengrajin tanah liat asal Pacitan, Jawa Timur. Dia mengawali perjalanan usahanya menjadi pengrajin tanah liat sejak tiga tahun yang lalu. Bermodalkan uang Rp500.000 untuk membeli bahan dasar serta perlengkapannya dalam membuat kerajinan, wanita tersebut kini mampu meraup untung hingga puluhan juta rupiah per bulan.
“Mulai mengenal clay itu tahun 2020 saat pandemi. Sebelumnya, saya sendiri memang tertarik dengan industri seni dan kreatif. Hingga pada akhirnya, saya memutuskan untuk serius dalam menjalankan bisnis clay pada 2021,” ucap Rida.
Baca juga: Laris Manis Bisnis Kerajinan Produk Budaya Nusantara
Dalam membuat kerajinannya itu, Rida menggunakan jenis tanah liat air dry clay dan paper clay. Menurutnya, tanah liat dengan jenis tersebut cocok digunakan untuk membuat kerajinan dengan detail yang cukup rumit. Sebab, tanah ini memiliki karakter yang halus, lentur, serta tidak mudah hancur.
Untuk saat ini, kerajinan tanah liat yang Rida tawarkan terdiri dari enam jenis seperti, clay tray, keychain, strap phone, earring, bracelet dan clay pin. Selain menyediakan desain sendiri, wanita berusia 28 tahun itu juga turut menawarkan kustom desain dari para pelanggannya.
Tidak hanya di dalam negeri, karyanya ini pun sudah mendunia. Berkat tangan terampilnya, Rida mampu menjual kerajinan tanah liatnya hingga ke beberapa negara seperti, Malaysia, Vietnam, Filipina serta Amerika Serikat.
Dalam sebulan, Rida mampu menjual kerajinan tanah liatnya hingga 500 pcs. Untuk harganya, dia menjual clay art-nya berkisar di angka Rp25.000, dengan omzet hingga Rp10 juta dalam sebulan.
Di tempat lain ada Rizal Sidik, pengrajin tanah liat asal Bandung, Jawa Barat. Owner dari Kios Bala itu terbilang baru dalam menjalani bisnis clay art. Sebab, Rizal baru saja memulainya pada tahun ini.
“Waktu pandemi, saya coba untuk research sesuatu yang menarik untuk dibuat. Lalu, saya menemukan clay art ini di platform luar negeri sangat banyak dinikmati dan lumayan menjanjikan. Dengan modal yang minim, saya yakin bisa menjangkau pasar di Indonesia,” ucap Rizal.
Sama seperti Rida, pria berusia 25 tahun itu juga menggunakan tanah liat dengan jenis air clay dry dalam membuat kerajinannya. Selain memiliki karakter yang halus dan lentur, tanah liat dengan jenis tersebut menurutnya juga memiliki harga yang cukup terjangkau.
Untuk saat ini, kerajinan tanah liat yang dijajakan oleh Rizal terdiri dari case lighter, asbak dan tempat dupa. Dalam sebulannya, pengrajin asal Kota Kembang itu mampu menjual produknya berkisar 10-20 item.
Harga dari clay art yang dijual oleh Rizal berkisar di angka Rp50.000-Rp250.000, tergantung dari tingkat kerumitan serta ukuran dari produknya. Hingga saat ini, Kios Bala itu mampu mendatangkan omzet hingga Rp1-Rp2 juta dalam sebulan.
“Untuk tantangannya itu harus lebih mengenalkan seni clay art itu sendiri di pasar Indonesia, agar lebih dihargai, karena membuat kerajinan ini membutuhkan proses yang cukup panjang dan tidak mudah,” jelasnya.
Baca juga: 3 Kerajinan Bahan Buatan Ini Bisa Dibuat Sendiri di Rumah
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Seperti halnya Rida Anggita Nurtrisna, pengrajin tanah liat asal Pacitan, Jawa Timur. Dia mengawali perjalanan usahanya menjadi pengrajin tanah liat sejak tiga tahun yang lalu. Bermodalkan uang Rp500.000 untuk membeli bahan dasar serta perlengkapannya dalam membuat kerajinan, wanita tersebut kini mampu meraup untung hingga puluhan juta rupiah per bulan.
“Mulai mengenal clay itu tahun 2020 saat pandemi. Sebelumnya, saya sendiri memang tertarik dengan industri seni dan kreatif. Hingga pada akhirnya, saya memutuskan untuk serius dalam menjalankan bisnis clay pada 2021,” ucap Rida.
Baca juga: Laris Manis Bisnis Kerajinan Produk Budaya Nusantara
Dalam membuat kerajinannya itu, Rida menggunakan jenis tanah liat air dry clay dan paper clay. Menurutnya, tanah liat dengan jenis tersebut cocok digunakan untuk membuat kerajinan dengan detail yang cukup rumit. Sebab, tanah ini memiliki karakter yang halus, lentur, serta tidak mudah hancur.
Untuk saat ini, kerajinan tanah liat yang Rida tawarkan terdiri dari enam jenis seperti, clay tray, keychain, strap phone, earring, bracelet dan clay pin. Selain menyediakan desain sendiri, wanita berusia 28 tahun itu juga turut menawarkan kustom desain dari para pelanggannya.
Tidak hanya di dalam negeri, karyanya ini pun sudah mendunia. Berkat tangan terampilnya, Rida mampu menjual kerajinan tanah liatnya hingga ke beberapa negara seperti, Malaysia, Vietnam, Filipina serta Amerika Serikat.
Dalam sebulan, Rida mampu menjual kerajinan tanah liatnya hingga 500 pcs. Untuk harganya, dia menjual clay art-nya berkisar di angka Rp25.000, dengan omzet hingga Rp10 juta dalam sebulan.
Di tempat lain ada Rizal Sidik, pengrajin tanah liat asal Bandung, Jawa Barat. Owner dari Kios Bala itu terbilang baru dalam menjalani bisnis clay art. Sebab, Rizal baru saja memulainya pada tahun ini.
“Waktu pandemi, saya coba untuk research sesuatu yang menarik untuk dibuat. Lalu, saya menemukan clay art ini di platform luar negeri sangat banyak dinikmati dan lumayan menjanjikan. Dengan modal yang minim, saya yakin bisa menjangkau pasar di Indonesia,” ucap Rizal.
Sama seperti Rida, pria berusia 25 tahun itu juga menggunakan tanah liat dengan jenis air clay dry dalam membuat kerajinannya. Selain memiliki karakter yang halus dan lentur, tanah liat dengan jenis tersebut menurutnya juga memiliki harga yang cukup terjangkau.
Untuk saat ini, kerajinan tanah liat yang dijajakan oleh Rizal terdiri dari case lighter, asbak dan tempat dupa. Dalam sebulannya, pengrajin asal Kota Kembang itu mampu menjual produknya berkisar 10-20 item.
Harga dari clay art yang dijual oleh Rizal berkisar di angka Rp50.000-Rp250.000, tergantung dari tingkat kerumitan serta ukuran dari produknya. Hingga saat ini, Kios Bala itu mampu mendatangkan omzet hingga Rp1-Rp2 juta dalam sebulan.
“Untuk tantangannya itu harus lebih mengenalkan seni clay art itu sendiri di pasar Indonesia, agar lebih dihargai, karena membuat kerajinan ini membutuhkan proses yang cukup panjang dan tidak mudah,” jelasnya.
Baca juga: 3 Kerajinan Bahan Buatan Ini Bisa Dibuat Sendiri di Rumah
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.