Meniti Karier Cantik Jadi Makeup Artist
12 January 2024 |
17:00 WIB
1
Like
Like
Like
Tampil cantik jadi dambaan setiap wanita. Salah satu cara praktis untuk bisa tampil menarik adalah dengan menggunakan jasa make up artist (MUA). Make up artist atau lebih dikenal sebagai seniman perias wajah memiliki peran yang sangat penting dalam industri kecantikan.
Mereka bukan hanya sekadar merias wajah, tetapi mereka juga menciptakan karya seni yang memancarkan keindahan dan meningkatkan kepercayaan diri seseorang. Jasa MUA telah menjadi pilihan utama dalam berbagai acara, mulai dari pernikahan, wisuda hingga acara khusus lainnya.
Baca juga: Tren Makeup dan Skincare Favorit Perempuan Indonesia, dari yang Simple hingga Jenama Lokal
Jasa make up artist kini menjadi salah satu bidang jasa yang menjanjikan bagi para pelakunya, baik sebagai pekerjaan utama maupun sampingan. Profesi yang mengandalkan keahlian merias wajah ini semakin populer seiring dengan perkembangan teknologi rias dan tren make up artist yang beredar luas di berbagai platform media sosial seperti Youtube, Instagram, Facebook, dan lain sebagainya.
Seperti halnya Dinda Afia Artanti (21) atau yang kerap disapa Dinda, mahasiswi prodi Pendidikan Tata Rias Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Pada awalnya, Dinda memiliki ketertarikan dalam seni merias wajah saat duduk di bangku perkuliahan.
“Awalnya enggak kepikiran untuk jadi MUA, tapi berhubung masuk di jurusan tata rias jadi ngejalanin aja. Terus juga kerjanya enjoy karena ngerjain apa yang kita suka, pendapatannya juga lumayan,” ujar Dinda.
Melakukan pratik di kelas membuatnya semakin terlatih untuk merias di berbagai jenis wajah. Selain itu, Dinda juga melihat peluang bisnis dari jasa tersebut yang membuat dia semakin tertarik dan memberanikan diri untuk menawarkan jasanya.
Pada awalnya, Dinda hanya mengunggah portofolio hasil riasan wajahnya di media sosial. Seiring berjalannya waktu, permintaan akan jasanya semakin meningkat yang membuat Dinda semakin berani dan percaya diri untuk menawarkan jasanya sejak 2022.
Selain menerima jasa panggilan merias wajah, Dinda juga tidak menutup kemungkinan untuk menerima permintaan jasa lainnya seperti hairdo dan hijabdo. Saat ini, Dinda membuka jasa untuk merias di berbagai acara, seperti wisuda, pesta, penerima tamu dan acara khusus lainnya.
Walaupun terbilang terampil dalam hal tersebut, Dinda belum menjadikan merias wajah ini sebagai pekerjaan utamanya. Saat ini Dinda masih harus fokus untuk menyelesaikan pendidikannya. Walaupun demikian, menjadi MUA sebagai pekerjaan sampingan memiliki peluang yang sangat menguntungkan.
Dalam menawarkan dan mempromosikan jasanya itu, Dinda menggunakan berbagai platform media sosial seperti Instagram, WhatsApp, Tiktok dan lain sebagainya. Dalam sekali merias wajah, Dinda mematok jasanya dengan kisaran harga Rp200.000, namun untuk harga tersebut belum termasuk hairdo, hijabdo serta uang transport.
Berkat menjadi seniman perias wajah, mahasiswi UNJ tersebut mampu meraup untung yang terbilang lumayan. Dalam sebulan, Dinda mampu mendapatkan penghasilan sekitar Rp2 juta – Rp3,2 juta. Dalam menjalankan pekerjaannya tersebut, terkadang Dinda kerap menghadapi sejumlah tantangan dan rintangan.
“Tantanganya sih lebih ke analisis bentuk wajah, tipe kulit klien, terus tekstur tiap kulit klien kan beda-beda, jadi harus bisa menyesuaikan dan tentunya kasih hasil yang terbaik untuk klien,” ujarnya.
Berbeda dengan Dinda yang menempuh pendidikan tata rias. Andini Dwi Utari (21), mahasiswi Jurnalistik di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta, menjadi seorang MUA karena hobi meriasnya sejak kecil. Pemudi yang kerap disapa Dini tersebut mulai mengasah bakatnya sejak 2016.
“Awal 2016 sudah banyak beauty vlogger yang memberikan tutorial make up yang baik dan benar di Youtube. Dari situ saya mulai mengasah hobi merias,” ucap Dini.
Dini yang dahulu mengenyam pendidikan di jurusan Broadcasting tersebut mengatakan, saat duduk di bangku SMA dia mendapatkan pelajaran tata artistik, mulai dari belajar bagaimana cara merias wajah hingga mempelajari visual efek.
Percaya diri dengan hobi dan ilmu dasar yang dimiliki, Dini semakin tertarik dan memberanikan diri untuk menawarkan jasanya itu. Pada 2018 untuk pertama kalinya pemudi tersebut mendapatkan tawaran freelance sebagai MUA dari orang tua temannya yang memiliki usaha wedding organizer.
Meski terbilang terampil dan berbakat dalam merias wajah, saat ini Dini memilih untuk fokus dalam menyelesaikan pendidikannya, karena saat ini pemudi tersebut sedang menjalankan program magang merdeka di salah satu media online di Jakarta. Namun, dia tidak menutup kemungkinan untuk menjalankan pekerjaannya kalau memang sedang ada waktu luang.
Dalam sebulan, Dini biasanya mendapatkan 3 - 4 klien untuk dirias. Selain itu, dalam sekali merias, pemudi tersebut biasanya mematok jasanya itu dengan kisaran harga Rp300.000. Berkat menjadi seorang seniman perias, Dini berhasil meraup penghasilan sebesar Rp1,5 juta - Rp2 juta dalam sebulan. Angka yang cukup lumayan bagi mahasiswa dengan bisnis sampingan.
"Tantangannya sih lebih ke kesabaran yang diuji ya. Karena saya berhadapan langsung dengan banyak orang yang memiliki karakter yang berbeda-beda, jadi saya harus semaksimal mungkin dalam menjalani pekerjaan tersebut," ujarnya.
Ke depannya, Dinda dan Dini berhadap karir yang sedang mereka tekuni saat ini bisa berlangsung dalam jangka yang panjang. Mereka juga berharap bisnis sampingan ini dapat berkembang sehingga mereka bisa menjadi perias profesional.
Baca juga: Bisnis Angkringan, Ikon Kuliner dan Kisah Sukses Pengusaha Muda
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Mereka bukan hanya sekadar merias wajah, tetapi mereka juga menciptakan karya seni yang memancarkan keindahan dan meningkatkan kepercayaan diri seseorang. Jasa MUA telah menjadi pilihan utama dalam berbagai acara, mulai dari pernikahan, wisuda hingga acara khusus lainnya.
Baca juga: Tren Makeup dan Skincare Favorit Perempuan Indonesia, dari yang Simple hingga Jenama Lokal
Jasa make up artist kini menjadi salah satu bidang jasa yang menjanjikan bagi para pelakunya, baik sebagai pekerjaan utama maupun sampingan. Profesi yang mengandalkan keahlian merias wajah ini semakin populer seiring dengan perkembangan teknologi rias dan tren make up artist yang beredar luas di berbagai platform media sosial seperti Youtube, Instagram, Facebook, dan lain sebagainya.
Seperti halnya Dinda Afia Artanti (21) atau yang kerap disapa Dinda, mahasiswi prodi Pendidikan Tata Rias Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Pada awalnya, Dinda memiliki ketertarikan dalam seni merias wajah saat duduk di bangku perkuliahan.
“Awalnya enggak kepikiran untuk jadi MUA, tapi berhubung masuk di jurusan tata rias jadi ngejalanin aja. Terus juga kerjanya enjoy karena ngerjain apa yang kita suka, pendapatannya juga lumayan,” ujar Dinda.
Melakukan pratik di kelas membuatnya semakin terlatih untuk merias di berbagai jenis wajah. Selain itu, Dinda juga melihat peluang bisnis dari jasa tersebut yang membuat dia semakin tertarik dan memberanikan diri untuk menawarkan jasanya.
Pada awalnya, Dinda hanya mengunggah portofolio hasil riasan wajahnya di media sosial. Seiring berjalannya waktu, permintaan akan jasanya semakin meningkat yang membuat Dinda semakin berani dan percaya diri untuk menawarkan jasanya sejak 2022.
Selain menerima jasa panggilan merias wajah, Dinda juga tidak menutup kemungkinan untuk menerima permintaan jasa lainnya seperti hairdo dan hijabdo. Saat ini, Dinda membuka jasa untuk merias di berbagai acara, seperti wisuda, pesta, penerima tamu dan acara khusus lainnya.
Walaupun terbilang terampil dalam hal tersebut, Dinda belum menjadikan merias wajah ini sebagai pekerjaan utamanya. Saat ini Dinda masih harus fokus untuk menyelesaikan pendidikannya. Walaupun demikian, menjadi MUA sebagai pekerjaan sampingan memiliki peluang yang sangat menguntungkan.
Dalam menawarkan dan mempromosikan jasanya itu, Dinda menggunakan berbagai platform media sosial seperti Instagram, WhatsApp, Tiktok dan lain sebagainya. Dalam sekali merias wajah, Dinda mematok jasanya dengan kisaran harga Rp200.000, namun untuk harga tersebut belum termasuk hairdo, hijabdo serta uang transport.
Berkat menjadi seniman perias wajah, mahasiswi UNJ tersebut mampu meraup untung yang terbilang lumayan. Dalam sebulan, Dinda mampu mendapatkan penghasilan sekitar Rp2 juta – Rp3,2 juta. Dalam menjalankan pekerjaannya tersebut, terkadang Dinda kerap menghadapi sejumlah tantangan dan rintangan.
“Tantanganya sih lebih ke analisis bentuk wajah, tipe kulit klien, terus tekstur tiap kulit klien kan beda-beda, jadi harus bisa menyesuaikan dan tentunya kasih hasil yang terbaik untuk klien,” ujarnya.
Berbeda dengan Dinda yang menempuh pendidikan tata rias. Andini Dwi Utari (21), mahasiswi Jurnalistik di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta, menjadi seorang MUA karena hobi meriasnya sejak kecil. Pemudi yang kerap disapa Dini tersebut mulai mengasah bakatnya sejak 2016.
“Awal 2016 sudah banyak beauty vlogger yang memberikan tutorial make up yang baik dan benar di Youtube. Dari situ saya mulai mengasah hobi merias,” ucap Dini.
Ilustrasi meja makeup. (Sumber foto: Pexels/Engin Akyurt)
Dini yang dahulu mengenyam pendidikan di jurusan Broadcasting tersebut mengatakan, saat duduk di bangku SMA dia mendapatkan pelajaran tata artistik, mulai dari belajar bagaimana cara merias wajah hingga mempelajari visual efek.
Percaya diri dengan hobi dan ilmu dasar yang dimiliki, Dini semakin tertarik dan memberanikan diri untuk menawarkan jasanya itu. Pada 2018 untuk pertama kalinya pemudi tersebut mendapatkan tawaran freelance sebagai MUA dari orang tua temannya yang memiliki usaha wedding organizer.
Meski terbilang terampil dan berbakat dalam merias wajah, saat ini Dini memilih untuk fokus dalam menyelesaikan pendidikannya, karena saat ini pemudi tersebut sedang menjalankan program magang merdeka di salah satu media online di Jakarta. Namun, dia tidak menutup kemungkinan untuk menjalankan pekerjaannya kalau memang sedang ada waktu luang.
Dalam sebulan, Dini biasanya mendapatkan 3 - 4 klien untuk dirias. Selain itu, dalam sekali merias, pemudi tersebut biasanya mematok jasanya itu dengan kisaran harga Rp300.000. Berkat menjadi seorang seniman perias, Dini berhasil meraup penghasilan sebesar Rp1,5 juta - Rp2 juta dalam sebulan. Angka yang cukup lumayan bagi mahasiswa dengan bisnis sampingan.
"Tantangannya sih lebih ke kesabaran yang diuji ya. Karena saya berhadapan langsung dengan banyak orang yang memiliki karakter yang berbeda-beda, jadi saya harus semaksimal mungkin dalam menjalani pekerjaan tersebut," ujarnya.
Ke depannya, Dinda dan Dini berhadap karir yang sedang mereka tekuni saat ini bisa berlangsung dalam jangka yang panjang. Mereka juga berharap bisnis sampingan ini dapat berkembang sehingga mereka bisa menjadi perias profesional.
Baca juga: Bisnis Angkringan, Ikon Kuliner dan Kisah Sukses Pengusaha Muda
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.