Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Influencer Bagikan Tip Daur Ulang & Cara Mengompos Sampah
05 June 2024 |
08:08 WIB
Bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati setiap 5 Juni, masyarakat diharapkan mulai menyadari pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Hal ini penting mengingat lingkungan sekitar memiliki pengaruh langsung terhadap keberlangsungan hidup manusia.
Semangat menjaga lingkungan hidup banyak dipromosikan di berbagai platform, termasuk media sosial. Seperti yang terus digaungkan oleh dua kreator TikTok dan pemerhati lingkungan, Dwi Sasetyaningtyas (Tyas) dari @sasetyaningtyas dan Bevstan (Bev) dari @odetoless.
Beberapa upaya menjaga kelestarian lingkungan yang mereka lakukan, mulai dari mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai hingga mendaur ulang barang bekas. Tyas dan Bev mengajak semua orang untuk menerapkan gaya hidup yang ramah lingkungan demi merawat planet kita.
Nah Genhype, ingin tahu bagaimana kita bisa ikut berkontribusi merawat lingkungan dan bumi kita jadi lebih baik? Yuk, simak tips dari kedua kreator berikut ini!
Baca juga: 10 Gaya Hidup Ramah Lingkungan untuk Cegah Perubahan Iklim, Bisa Dimulai dari Rumah
Punya banyak baju di lemari, tapi yang dipakai itu-itu lagi? Sering kali kita membeli pakaian baru cuma karena pakaian yang ada sudah sedikit bernoda, bolong, atau bahkan sebatas tidak cocok lagi dengan gaya berpakaian kita saat ini. Padahal, limbah pakaian dari industri fast fashion bisa menyebabkan berbagai kerusakan lingkungan, mulai dari polusi tanah hingga penyumbatan aliran air.
Daripada langsung dibuang jadi timbunan sampah, lebih baik pakaian yang sudah tidak ingin digunakan tersebut didaur ulang menjadi produk yang lebih ramah lingkungan seperti yang dilakukan oleh Bev. Melalui konten di media sosialnya, Bev sering berbagi tutorial daur ulang pakaian menjadi tisu dapur dan pembalut kain.
Selain pakaian, Bev juga rajin berbagi tutorial daur ulang barang-barang lain seperti toples bekas yang disulap menjadi wadah penyimpanan bumbu dapur. Enggak cuma ramah lingkungan, daur ulang seperti ini juga lebih ramah di kantong, karena mengurangi kebutuhan kita untuk membeli barang baru!
Punya sisa kulit buah, batang sayur, dan sisa makanan lainnya? Sebaiknya jangan langsung dibuang! Sampah dapur organik justru sangat bermanfaat untuk kesuburan tanah, dan hanya memerlukan pengelolaan yang cukup praktis. Hal ini rajin dilakukan Tyas dengan mengompos sampah organik di rumahnya.
Sebelum mengompos, Tyas terlebih dahulu menerapkan sistem pemilahan sampah di rumahnya, yakni memisahkan antara sampah organik (dapat diuraikan) dan anorganik (tidak dapat diuraikan).
Pada proses pemisahan ini, sampah organik yang bisa langsung dikumpulkan dalam komposter drum maupun lubang biopori atau lubang resapan di halaman rumah. Selanjutnya, kita dapat memanen pupuk kompos ketika semua sampah organik telah menghitam, tidak berbau, dan tidak ada lagi binatang pengurai di dalamnya.
Siapa di sini yang hobi jajan makanan dan minuman di luar? Namun, tahukah kamu bahwa masih banyak penjual dan kedai makanan yang masih menggunakan wadah atau kemasan sekali pakai Kemasan yang masih didominasi oleh bahan plastik ini sulit diuraikan oleh tanah yang akhirnya mencemari lingkungan.
Nah, agar kamu tetap bisa jajan enak tanpa rasa khawatir akan sampah yang akan ditinggalkan, Tyas menyarankan agar kamu dapat mulai membawa kotak bekal atau botol minum portable saat bepergian. Kamu bisa meminta pramusajinya untuk menyajikan makanan atau minuman di wadah yang kamu bawa.
Pastikan kamu sudah merencanakan jenis makanan atau minuman yang ingin dibeli agar bisa memperkirakan wadah apa apa saja yang perlu dibawa. Tidak hanya untuk konsumsi sehari-hari, Tyas juga giat mengajak semua orang untuk membawa kantong belanja sendiri saat belanja bulanan yang bisa digunakan untuk menaruh daging dan produk segar lainnya, jadi tak perlu pakai plastik lagi.
"Mengolah limbah sampah dengan baik dan benar ternyata masih menjadi kesulitan tersendiri yang dihadapi masyarakat Indonesia. Karenanya, lewat konten saya, saya ingin memperlihatkan bagaimana masyarakat dapat ikut berkontribusi merawat lingkungan lewat berbagai tip yang mudah diterapkan," kata Tyas.
Lebih kanjut dia memaparkan, kalau tahu cara mengolahnya, sampah tidak semenakutkan itu. Menurutnya justru lebih menakutkan efek jangka panjang dari sampah itu sendiri. Hal senada juga disampaikan oleh Bev, dia mengatakan kalau kita ingin bumi kita terus sehat, merawat lingkungan tidak boleh menjadi upaya semata, tapi harus menjadi bagian dari gaya hidup kita.
"Saya harap konten yang sering saya bagikan di TikTok dapat menginspirasi masyarakat Indonesia untuk mulai mengurangi pembelian produk dan memanfaatkan barang bekas menjadi suatu yang berguna demi lingkungan kita bersama," paparnya .
Baca juga: Lima Tip Sederhana Memulai Gaya Hidup Ramah Lingkungan
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Semangat menjaga lingkungan hidup banyak dipromosikan di berbagai platform, termasuk media sosial. Seperti yang terus digaungkan oleh dua kreator TikTok dan pemerhati lingkungan, Dwi Sasetyaningtyas (Tyas) dari @sasetyaningtyas dan Bevstan (Bev) dari @odetoless.
Beberapa upaya menjaga kelestarian lingkungan yang mereka lakukan, mulai dari mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai hingga mendaur ulang barang bekas. Tyas dan Bev mengajak semua orang untuk menerapkan gaya hidup yang ramah lingkungan demi merawat planet kita.
Nah Genhype, ingin tahu bagaimana kita bisa ikut berkontribusi merawat lingkungan dan bumi kita jadi lebih baik? Yuk, simak tips dari kedua kreator berikut ini!
Baca juga: 10 Gaya Hidup Ramah Lingkungan untuk Cegah Perubahan Iklim, Bisa Dimulai dari Rumah
1. Mendaur ulang kain bekas
Punya banyak baju di lemari, tapi yang dipakai itu-itu lagi? Sering kali kita membeli pakaian baru cuma karena pakaian yang ada sudah sedikit bernoda, bolong, atau bahkan sebatas tidak cocok lagi dengan gaya berpakaian kita saat ini. Padahal, limbah pakaian dari industri fast fashion bisa menyebabkan berbagai kerusakan lingkungan, mulai dari polusi tanah hingga penyumbatan aliran air.
Daripada langsung dibuang jadi timbunan sampah, lebih baik pakaian yang sudah tidak ingin digunakan tersebut didaur ulang menjadi produk yang lebih ramah lingkungan seperti yang dilakukan oleh Bev. Melalui konten di media sosialnya, Bev sering berbagi tutorial daur ulang pakaian menjadi tisu dapur dan pembalut kain.
Selain pakaian, Bev juga rajin berbagi tutorial daur ulang barang-barang lain seperti toples bekas yang disulap menjadi wadah penyimpanan bumbu dapur. Enggak cuma ramah lingkungan, daur ulang seperti ini juga lebih ramah di kantong, karena mengurangi kebutuhan kita untuk membeli barang baru!
2. Memilah & mengompos sampah organik
@sasetyaningtyas Replying to @í???neraaaa? nih cara bikin lubang biopori di rumah. Gampang kaaan? Tutup casing lubang bioporinya ada di link bioku nomer 20 ya! #ceritakompos #sustaination #mengompos #composting #biopori #bioporimaking #lubangbiopori #berkebun #berkebundirumahaja #kebunrumah #urbanfarming #urbangardening #urbangarden #tipsberkebun #pupukorganik #pupukkompos #fyp #foryou #foryoupage #fyp?
? Monkeys Spinning Monkeys - Kevin MacLeod & Kevin The Monkey
Sebelum mengompos, Tyas terlebih dahulu menerapkan sistem pemilahan sampah di rumahnya, yakni memisahkan antara sampah organik (dapat diuraikan) dan anorganik (tidak dapat diuraikan).
Pada proses pemisahan ini, sampah organik yang bisa langsung dikumpulkan dalam komposter drum maupun lubang biopori atau lubang resapan di halaman rumah. Selanjutnya, kita dapat memanen pupuk kompos ketika semua sampah organik telah menghitam, tidak berbau, dan tidak ada lagi binatang pengurai di dalamnya.
3. Kurangi plastik sekali pakai
Nah, agar kamu tetap bisa jajan enak tanpa rasa khawatir akan sampah yang akan ditinggalkan, Tyas menyarankan agar kamu dapat mulai membawa kotak bekal atau botol minum portable saat bepergian. Kamu bisa meminta pramusajinya untuk menyajikan makanan atau minuman di wadah yang kamu bawa.
Pastikan kamu sudah merencanakan jenis makanan atau minuman yang ingin dibeli agar bisa memperkirakan wadah apa apa saja yang perlu dibawa. Tidak hanya untuk konsumsi sehari-hari, Tyas juga giat mengajak semua orang untuk membawa kantong belanja sendiri saat belanja bulanan yang bisa digunakan untuk menaruh daging dan produk segar lainnya, jadi tak perlu pakai plastik lagi.
"Mengolah limbah sampah dengan baik dan benar ternyata masih menjadi kesulitan tersendiri yang dihadapi masyarakat Indonesia. Karenanya, lewat konten saya, saya ingin memperlihatkan bagaimana masyarakat dapat ikut berkontribusi merawat lingkungan lewat berbagai tip yang mudah diterapkan," kata Tyas.
Lebih kanjut dia memaparkan, kalau tahu cara mengolahnya, sampah tidak semenakutkan itu. Menurutnya justru lebih menakutkan efek jangka panjang dari sampah itu sendiri. Hal senada juga disampaikan oleh Bev, dia mengatakan kalau kita ingin bumi kita terus sehat, merawat lingkungan tidak boleh menjadi upaya semata, tapi harus menjadi bagian dari gaya hidup kita.
"Saya harap konten yang sering saya bagikan di TikTok dapat menginspirasi masyarakat Indonesia untuk mulai mengurangi pembelian produk dan memanfaatkan barang bekas menjadi suatu yang berguna demi lingkungan kita bersama," paparnya .
Baca juga: Lima Tip Sederhana Memulai Gaya Hidup Ramah Lingkungan
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.