10 Gaya Hidup Ramah Lingkungan untuk Cegah Perubahan Iklim, Bisa Dimulai dari Rumah
Like
Berdasarkan laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) mengkonfirmasi bahwa aktivitas manusia sehari-hari dapat menyebabkan emisi gas rumah kaca terus naik. Temperatur bumi saat ini mencapai 1,1 persen di atas level praindustri (sekitar tahun 1850). Kenaikannya bisa menyentuh 1,5 persen pada awal dekade 2030-an.
Baca juga: Nikmatnya Sepiring Nasi, Secangkir Kopi, dan Ancaman Perubahan Iklim di Masa Depan
Pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca tersebut berdampak pada kenaikan air laut dan cuaca ekstrem. Perubahan ini akan membahayakan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, termasuk sistem alam. Dampaknya juga akan dirasakan generasi mendatang. Anak-anak yang lahir di masa depan akan menderita berkali-kali lipat karena perubahan iklim dan bencana alam yang lebih sering.
Untuk mencegah hal tersebut, setiap orang dapat membuat perubahan kecil dimulai dari rumahnya sendiri. Seperti yang diketahui, sekitar dua pertiga dari emisi gas rumah kaca global berasal dari sektor rumah tangga. Yuk, simak 10 gaya hidup ramah lingkungan untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
1. Mengonsumsi makanan nabati
Mengutip BBC, gaya hidup ramah lingkungan bisa dimulai dengan menerapkan pola makan berbasis tanaman atau bahan makanan nabati. Kebiasan ini dapat menghemat sekitar 0,8 ton CO2e setiap tahunnya. Lantaran proses produksi bahan pangan nabati umumnya menghasilkan lebih sedikit emisi gas rumah kaca, serta membutuhkan lebih sedikit energi, tanah, dan air.Kalian bisa mengonsumsi lebih banyak sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Biasakan untuk mengonsumsi lebih sedikit daging, susu, dan produk hewani lainnya. Gaya hidup ini memberikan manfaat yang baik untuk lingkungan.
2. Membeli pakaian preloved
Industri fesyen bertanggung jawab atas 8-10 persen emisi karbon global. Setiap tahunnya lebih dari 100 miliar helai pakaian diproduksi secara global. Namun, 65 persen di antaranya berakhir di tempat sampah dalam waktu 12 bulan saja.Gaya hidup ramah lingkungan bisa diterapkan dengan membeli pakaian bekas atau preloved di e-commerce daripada membeli pakaian baru setiap bulannya. Selain itu, kalian juga bisa mengurangi frekuensi mencuci baju untuk meminimalisir busa sabun yang mencemari air. Sebagai alternatif pilihlah sabun atau deterjen bebas SLS.
Baca juga: Cara Menerapkan Slow Fashion, Lebih Hemat dan Berkelanjutan
3. Menghemat pemakaian listrik
Listrik ditenagai oleh batu bara, minyak, dan gas alam. Untuk menghemat sumber daya alam tersebut, cobalah menghemat pemakaian listrik sehari-hari. Misalnya beralih ke bola lampu LED dan peralatan listrik hemat energi lainnya. Cobalah mencuci dengan tangan dan menjemurnya di bawah sinar matahari daripada menggunakan mesin cuci dan pengeringnya.
4. Matikan AC apabila tidak perlu
AC memberikan kontribusi besar terhadap perubahan iklim. Suhu yang meningkat akan menambah permintaan AC di berbagai negaram Diprediksi pada 2050, jumlah AC diperkirakan jumlahnya akan meningkat lebih dari tiga kali lipat di seluruh dunia. AC mengandung zat pendingin yang menghasilkan emisi gas rumah kaca, selain itu barang elektronik ini juga menyedot listrik dalam jumlah besar.Padahal kamu bisa membuat rumah yang lebih sejuk secara alami tanpa harus menggunakan AC. Misalnya dengan menerapkan desain bangunan kuno seperti arsitektur jaali di India. Selain itu perbanyak menanam pohon dan tumbuhan lainnya di halaman atau dalam rumah. Apabila cuaca begitu teruk kamu bisa menutup jendela dengan gorden.
5. Kurangi frekuensi penggunaan transportasi
Apabila kalian punya kendaraan pribadi sebaiknya kurangi frekuensi penggunaannya. Ini dapat menjadi langkah awal yang bagus untuk mengurangi emisi dan polusi. Biasakan untuk berjalan kaki atau bersepeda selain baik untuk lingkungan juga dapat membantu tubuhmu tetap sehat. Sementara itu, untuk perjalanan jarak jauh kamu bisa menggunakan angkutan umum.
6. Beralih ke kendaraan listrik
Untuk kalian yang membutuhkan kendaraan pribadi, pertimbangkan untuk membeli kendaraan listril atau electric vehicle (EV). Saat ini ada berbagai inovasi supaya kendaraan listrik dapat menggunakan bahan bakar nabati.
Bahkan kalaupun kendaraan listrik masih menggunakan listrik yang dihasilkan dari bahan bakar fosil, kendaraan listrik membantu mengurangi polusi udara. Selain itu juga memberikan emisi gas rumah kaca yang jauh lebih sedikit daripada kendaraan bertenaga gas atau diesel.
7. Minimalkan penerbangan jarak jauh
Pesawat terbang membutuhkan bahan bakar fosil yang banyak, sehingga dapat menghasilkan emisi gas rumah kaca dalam jumlah besar. Apabila keadaan tidak terlalu mendesak sebaiknya kurangi perjalanan jarak jauh.
Kalian bisa bertemu secara virtual dengan kerabat, keluarga yang tinggal jauh di luar negeri. Untuk penerbangan lokal pertimbangkan untuk menggunakan transportasi lainnya seperti kereta listrik, kapal laut, dan lainnya.
8. Menerapkan kebiasaan 3R
Penting sekali untuk menerapkan kebiasaan reuse, reduce, dan recycle untuk setiap barang yang dipakai sehari-hari di rumah. Mulai dari alat makan, perabotan elektronik, pakaian, dan lainnya. Tak jarang barang-barang yang kita beli menyebabkan emisi karbon dalam proses produksinya, mulai dari ekstraksi bahan mentah, proses pembuatan pembuatan, sampai pengangkutan barang ke pasar.
Untuk melindungi bumi cobalah belanja lebih sedikit barang, gunakan kembali barang bekas, perbaiki apa yang bisa diperbaiki, dan lakukan daur ulang.
9. Pilih produk yang ramah lingkungan
Untuk mengurangi dampak perubahan iklim, belilah produk dari perusahaan yang menerapkan simtem produksi yang ramah lingkungan. Dalam artian mereka menggunakan sumber daya secara bertanggung jawab sebagai bahan bakunya, selain itu juga berkomitmen mengurangi emisi dari limbah hasil pabriknya.
10. Memasang panel surya
Cari tahu apakah energi rumahmu berasal dari minyak, batu bara, atau gas. Apabila memungkinkan, cobalah beralih ke sumber daya alam terbarukan seperti angin atau matahari. Kamu juga bisa memasang panel surya di atap. Panel surya adalah alat yang terdiri dari sel surya yang terbuat dari bahan semikonduktor untuk mengubah energi surya menjadi energi listrik.
Baca juga: Potensi EV dan Bahan Bakar Nabati Wujudkan Sektor Transportasi Ramah Lingkungan di Indonesia
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.