Layanan Kesehatan Penuh Tantangan, Kenalan 5 Dokter yang Mengabdi di Daerah Terpencil
29 May 2024 |
20:41 WIB
Indonesia dengan wilayah yang sangat luas dan terdiri dari berbagai tempat yang masih belum tersentuh membuat banyak masyarakat yang tinggal jauh dari kota besar sulit mengakses kesehatan. Untuk memberikan akses medis, sejumlah dokter mengabdi di daerah terpencil.
Cerita tentang kisah dan tantangan para pahlawan medis yang ada di dalam negeri diangkat oleh sutradara Arfan Sabran dalam film dokumneter berjudul Ininnawa: An Island Calling yang kini tayang di platform Bioskop Online. Karya ini mengungkap tantangan besar yang dihadapi negara kepulauan terbesar di dunia dalam menyediakan layanan kesehatan.
Baca juga: Agnes Linggar Budhisurya Hadirkan Pagelaran Karya Dukung Misi Rumah Sakit Apung
Melalui kisah sebuah keluarga yang berdedikasi untuk melayani kesehatan di pulau-pulau terpencil di Laut Flores, film ini menggambarkan kewajiban dan pengorbanan yang dihadapi oleh para tenaga kesehatan.
Mimi, seorang ibu dari dua anak, rela meninggalkan anak pertamanya untuk bekerja di pulau-pulau yang memerlukan lebih dari 30 jam perjalanan laut dari Sulawesi Selatan. Sementara itu sang suami yang bernama Hasri juga berpisah dari keluarga demi menjalankan panggilan hidupnya.
Adapun, sang ibu yang bernama Rabiah adalah seorang perawat veteran yang telah pensiun. Namun, tetap berkontribusi sebagai tenaga perawat tidak resemi.
Film ini menggambarkan ketakutan dan kecemasan Mimi saat memulai pekerjaannya di daerah terpencil, serta pertanyaan mengenai seberapa lama mampu bertahan dan berpisah dengan keluarga kecilnya. Tidak hanya itu, film ini juga mempertanyakan berapa lama Rabiah dapat menolak panggilan dari pulau-pulau tersebut.
Ininnawa: An Island Calling telah meraih berbagai penghargaan, termasuk Piala Citra untuk Film Dokumenter Panjang Terbaik di Festival Film Indonesia 2022, serta berbagai penghargaan internasional lainnya. Cerita tentang tenaga medis yang mengabdi di daerah-daerah terpencil dan pedalaman Indonesia sebenarnya sangat banyak.
Beberapa dokter rela mengabdikan diri melayani masyarakat meski jauh dari rumah dan harus melewati berbagai macam rintangan. Kemudian, tidak jarang mereka dibayar oleh masyarakat dengan hasil bumi atau uang yang sangat kecil. Yuk kenalan dengan mereka.
Dokter Lie Dharmawan merupakan salah satu dokter yang memutuskan untuk mengabdikan diri untuk memberikan akses kesehatan kepada masyarakat Indonesia di daerah terpencil hingga pedalaman. Dokter Lie mendirikan Rumah Sakit Apung swasta pertama di Indonesia untuk melayani masyarakat di sejumlah daerah Indonesia. Rumah Sakit Apung tersebut telah memberikan pelayanan medis secara gratis dan menjangkau berbagai penjuru nusantara, seperti Kepulauan Kei di Malauku atau Pulau Panggang di Kepulauan Seribu.
Tenaga medis lainnya yang mengabdikan diri untuk memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat adalah dr. Fransiskus Xaverius Sudanto. Pria yang kerap disapa Sudanto itu melayani masyarakat di Papua. Saat memberikan pelayanan, dia rela mendapatkan bayaran murah sepesar Rp2.000 atau dengan bayaran lain berupa sagu, rempah-rempah, dan kayu bakar.
Dokter gigi Muhammad Hirzi Nugraha juga seorang pahlawan medis lainnya yang ada di Indonesia. Lulusan salah satu universitas negeri ternama di Yogyakarta itu memilih membuka praktik di daerah terpencil. Dokter Hirzi pernah mendapatkan bayaran dengan ikan oleh masyarakat setelah memberikan layanan medis. Masyarakat tempatnya membuka praktik mayoritas berprofesi sebagai nelayan.
Fretsdinand Lengah merupakan satu-satunya dokter di Puskesmas Limboro, Maluku. Dia adalah dokter pertama di daerah tersebut dan memberikan pelayanan kesehatan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Dokter Fretsdinand disebut akan mengakhiri masa pengabdiannya pada Agustus 2024. Dia telah mengabdi untuk masyarakat di puskesmas tersebut selama dua tahun.
Dokter lainnya yang juga mengabdikan diri di daerah pedalaman adalah dr. Praluki Herliawan. Kerap disapa dokter Lukis, dia pernah bertugas di Puskesmas Puring Kencana, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Saat bertugas, dia kerap menemukan banyak tantangan seperti kondisi jalan yang ekstrem atau listrik yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Namun, tantangan itu tidak membuat semangatnya berkurang dalam membantu masyarakat setempat.
Baca juga: Dokumenter Eksil & Dirty Vote Masuk 50 Film Global dengan Rating Tertinggi Versi Letterboxd
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Cerita tentang kisah dan tantangan para pahlawan medis yang ada di dalam negeri diangkat oleh sutradara Arfan Sabran dalam film dokumneter berjudul Ininnawa: An Island Calling yang kini tayang di platform Bioskop Online. Karya ini mengungkap tantangan besar yang dihadapi negara kepulauan terbesar di dunia dalam menyediakan layanan kesehatan.
Baca juga: Agnes Linggar Budhisurya Hadirkan Pagelaran Karya Dukung Misi Rumah Sakit Apung
Melalui kisah sebuah keluarga yang berdedikasi untuk melayani kesehatan di pulau-pulau terpencil di Laut Flores, film ini menggambarkan kewajiban dan pengorbanan yang dihadapi oleh para tenaga kesehatan.
Mimi, seorang ibu dari dua anak, rela meninggalkan anak pertamanya untuk bekerja di pulau-pulau yang memerlukan lebih dari 30 jam perjalanan laut dari Sulawesi Selatan. Sementara itu sang suami yang bernama Hasri juga berpisah dari keluarga demi menjalankan panggilan hidupnya.
Adapun, sang ibu yang bernama Rabiah adalah seorang perawat veteran yang telah pensiun. Namun, tetap berkontribusi sebagai tenaga perawat tidak resemi.
Ininnawa: An Island Calling. (Sumber foto: Two Islands Digital)
Ininnawa: An Island Calling telah meraih berbagai penghargaan, termasuk Piala Citra untuk Film Dokumenter Panjang Terbaik di Festival Film Indonesia 2022, serta berbagai penghargaan internasional lainnya. Cerita tentang tenaga medis yang mengabdi di daerah-daerah terpencil dan pedalaman Indonesia sebenarnya sangat banyak.
Beberapa dokter rela mengabdikan diri melayani masyarakat meski jauh dari rumah dan harus melewati berbagai macam rintangan. Kemudian, tidak jarang mereka dibayar oleh masyarakat dengan hasil bumi atau uang yang sangat kecil. Yuk kenalan dengan mereka.
1. Lie Dharmawan
Dokter Lie Dharmawan merupakan salah satu dokter yang memutuskan untuk mengabdikan diri untuk memberikan akses kesehatan kepada masyarakat Indonesia di daerah terpencil hingga pedalaman. Dokter Lie mendirikan Rumah Sakit Apung swasta pertama di Indonesia untuk melayani masyarakat di sejumlah daerah Indonesia. Rumah Sakit Apung tersebut telah memberikan pelayanan medis secara gratis dan menjangkau berbagai penjuru nusantara, seperti Kepulauan Kei di Malauku atau Pulau Panggang di Kepulauan Seribu.
2. Fransiskus Xaverius Sudanto
Tenaga medis lainnya yang mengabdikan diri untuk memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat adalah dr. Fransiskus Xaverius Sudanto. Pria yang kerap disapa Sudanto itu melayani masyarakat di Papua. Saat memberikan pelayanan, dia rela mendapatkan bayaran murah sepesar Rp2.000 atau dengan bayaran lain berupa sagu, rempah-rempah, dan kayu bakar.
3. Muhammad Hirzi Nugraha
Dokter gigi Muhammad Hirzi Nugraha juga seorang pahlawan medis lainnya yang ada di Indonesia. Lulusan salah satu universitas negeri ternama di Yogyakarta itu memilih membuka praktik di daerah terpencil. Dokter Hirzi pernah mendapatkan bayaran dengan ikan oleh masyarakat setelah memberikan layanan medis. Masyarakat tempatnya membuka praktik mayoritas berprofesi sebagai nelayan.
4. Fretsdinand Lengah
Fretsdinand Lengah merupakan satu-satunya dokter di Puskesmas Limboro, Maluku. Dia adalah dokter pertama di daerah tersebut dan memberikan pelayanan kesehatan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Dokter Fretsdinand disebut akan mengakhiri masa pengabdiannya pada Agustus 2024. Dia telah mengabdi untuk masyarakat di puskesmas tersebut selama dua tahun.
5. Praluki Herliawan
Dokter lainnya yang juga mengabdikan diri di daerah pedalaman adalah dr. Praluki Herliawan. Kerap disapa dokter Lukis, dia pernah bertugas di Puskesmas Puring Kencana, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Saat bertugas, dia kerap menemukan banyak tantangan seperti kondisi jalan yang ekstrem atau listrik yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Namun, tantangan itu tidak membuat semangatnya berkurang dalam membantu masyarakat setempat.Baca juga: Dokumenter Eksil & Dirty Vote Masuk 50 Film Global dengan Rating Tertinggi Versi Letterboxd
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.