Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Sandiaga Salahuddin Uno dalam acara konferensi pers Festival Sinema Australia Indonesia di XXI Senayan City, Jakarta, Selasa (28/5/2024). Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta.

Belum Setengah Tahun, Sudah Ada Hampir 10 Film Lokal Raih 1 Juta Lebih Penonton

29 May 2024   |   18:16 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Industri pefilman Indonesia terus menunjukkan tajinya. Film-film buatan anak bangsa kini menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Banyak film lokal yang sukses menarik minat publik, hingga menjadi box office dengan menembus lebih dari satu juta penonton selama penayangannya di bioskop.
 
Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan berdasarkan data dari Kemenparefkraf RI per Mei 2024, sudah ada hampir 10 film Indonesia yang ditonton oleh lebih dari 1 juta penonton. Selain itu, film-film Indonesia juga telah hadir di sebanyak 70 persen dari seluruh layar bioskop di Tanah Air.

Baca juga: Festival Sinema Australia Indonesia 2024, Cek Jadwal Pemutaran & Cara Dapat Tiketnya
 
Lebih lanjut, pria yang karib disapa Sandi itu juga memaparkan bahwa per tahun 2022, industri ekonomi kreatif telah menyumbangkan hampir 8 persen dari total pendapatan PDB di Indonesia. Hal itu menempatkan Indonesia sebagai negara ketiga di dunia yang menyumbangkan pendapatan tinggi dari sektor ekonomi kreatif untuk PDB.
 
"Tahun ini merupakan tahun yang sangat luar biasa untuk film Indonesia. Belum sampai setengah tahun, sudah ada hampir 10 film Indonesia yang ditonton lebih dari 1 juta penonton. Ini merupakan rekor di tahun ini," paparnya dalam acara konferensi pers Festival Sinema Australia Indonesia di XXI Senayan City, Jakarta, Selasa (28/5/2024).
 
Tak hanya dari segi jumlah penonton, Sandi juga mengatakan industri sinema nasional makin berkembang dari segi kualitas lantaran menghadirkan genre dan tema yang beragam yang nyaris selalu disambut positif oleh para penikmat film.
 
Salah satu film yang menjadi sorotannya ialah Agak Laen. Mengangkat genre komedi-horor, film yang disutradarai oleh Muhadkly Acho itu berhasil meraup 9 juta lebih penonton, dan menempatkannya sebagai film Indonesia kedua terlaris sepanjang masa. 
 
"Hari ini kita bisa melihat bahwa film-film Indonesia ini bergenre yang cukup unik, misalnya Agak Laen. Film ini bukan cuma angkat genre horor tapi juga dicampur dengan komedi," katanya.
 
Di tengah potensi itu, Sandi mengatakan pihaknya terus melakukan berbagai upaya untuk kian mendorong industri perfilman Indonesia, salah satunya dengan mengadakan program Festival Film Bulanan (Fesbul).
 
Fesbul merupakan festival film pendek bulanan yang akan memilih 2 film pendek unggulan baik itu dari genre fiksi ataupun dokumenter, yang dibuat oleh para sineas muda dari berbagai daerah di Indonesia. Festival ini dibuat untuk memberikan akses, fasilitas, serta pendampingan bagi para sineas muda dengan karya-karya terbaiknya ke industri film secara profesional.
 
"Karena film pendek itu adalah cikal bakal dari film fitur. Tahun ini, kami sudah membawa karya-karya yang ada ke festival film pendek dunia. Kami berharap ini bisa menjadi salah satu kontribusi kami untuk perfilman Indonesia," imbuhnya.
 
Sementara itu, Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, Dessy Ruhati menjelaskan film menjadi salah satu sektor di industri ekonomi kreatif yang memiliki pertumbuhan paling positif. Di sepanjang tahun 2023, paparnya, total jumlah penonton bioskop di Tanah Air mencapai 55 juta penonton.
 
"Sebuah rekor juga bahwa ada 20 judul film Indonesia yang masing-masing mencapai 1 juta penonton sepanjang tahun 2023. Ini berarti daya tarik subsektor film ini sangat tinggi dan tentunya kita berharap tenaga kerjanya, baik di [sektor] animasi dan video terus bertumbuh," kata Dessy. 
 
Beberapa genre film yang populer pada tahun 2023 masih berkisar pada horor, melodrama, dan komedi. Namun, genrenya diperkirakan meluas pada 2024.
 
Dengan tren yang terus positif seperti itu, industri perfilman Indonesia diproyeksikan bisa tembus sebanyak 60 juta penonton pada 2024. Perputaran uang pun akan mengalir deras. Jika harga per tiket Rp40.000 per orang, maka omzet sepanjang tahun mencapai Rp 2,4 triliun. Angka ini belum termasuk pendapatan dari kanal media over the top (OTT), layanan berbasis internet yang berperan sebagai distributor konten.
 
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Mengenal Tapera: Besar Iuran, Mekanisme, dan Jadwal Berlakunya

BERIKUTNYA

Layanan Kesehatan Penuh Tantangan, Kenalan 5 Dokter yang Mengabdi di Daerah Terpencil

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: