Ilustrasi digitalisasi kesehatan (Sumber gambar:National Cancer Institute/Unsplash)

Pemerintah Terapkan Sistem KRIS hingga Digitalisasi Guna Dorong Transformasi Kesehatan

20 May 2024   |   20:30 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Sektor kesehatan tengah bergerak cepat ke arah transformasi besar. Terbaru, Presiden Joko Widodo menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 59 Tahun 2024 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan.

Salah satu isi dari Perpres tersebut adalah mengatur penerapan pengganti kelas I, II, III BPJS Kesehatan menjadi Kelas Rawat Inap Standar (KRIS). Adapun kebijakan ini diterapkan untuk memberi pelayanan kesehatan yang setara bagi seluruh peserta BPJS Kesehatan. BPJS mencanangkan sistem KRIS ini akan diimplementasikan pada 3.060 rumah sakit dari 3.176 rumah sakit yang tersebar di Indonesia.

Baca juga: Aturan Baru BPJS Kesehatan, Kelas Ruang Rawat Inap Dihapus?

Dalam Konferensi Pers di Kantor Kementerian Kesehatan pada Rabu (15/5/2024), Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril menjelaskan jika kesetaraan layanan ini akan diimplementasikan melalui sarana dan prasarana untuk ruang rawat inap yang akan diterima masyarakat. Dengan sistem KRIS ini, nantinya pasien tak lagi menemui lebih dari 4 pasien dalam satu ruang perawatan yang sama.

“Contohnya, masih banyak rumah sakit dengan pelayanan kelas III yang memiliki 8-12 tempat tidur dalam satu ruang. Perpres ini nantinya mengatur maksimal 4 tempat tidur dalam satu ruang perawatan,” kata Syahril.

Adapun penerapan KRIS ini merupakan bagian dari transformasi dalam aspek kualitas pelayanan, sehingga masyarakat bisa mendapatkan pelayanan yang lebih nyaman dan lebih maksimal.
 
Tidak hanya berbenah memberi pelayanan setara, pemerintah juga mengebut langkah transformasi digital dalam pendataan dan pelayanan pasien. Bahkan, Kemenkes RI telah memuat jelas aral transformasi kesehatan konvensional menuju digital melalui Blueprint Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024. Ini menandai transformasi dalam bidang kesehatan mulai berpusat pada benang integrasi, kesetaraan kualitas layanan, dan akses digital.
 
Dalam agenda CEO Forum PT Sysmex Indonesia, Staf Ahli Teknologi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Setiaji mengatakan jika Kemenkes RI tengah fokus meramu aplikasi terintegrasi untuk layanan kesehatan yang tidak hanya bersifat kuratif, tetapi juga preventif-promotif.

Transformasi digital secara masif juga akan menyentuh berbagai aspek layanan medis, termasuk data rekam jejak pasien, teknologi yang membantu percepatan diagnosis bagi dokter, hingga sistem klaim asuransi yang terhubung dan lebih ringkas.
 
“Bayangkan, saat pasien datang, dokter sudah tahu profil pasiennya. Tidak ada lagi pertanyaan berulang mengenai riwayat obat atau alergi,” kata Setiaji. Selain persoalan pertanyaan berulang saat berobat, pasien juga menghadapi antrian yang mengular karena urusan registrasi.

Betapa pentingnya riwayat kesehatan, layanan yang cepat, dan pemanfaatan teknologi bisa membantu kerja tenaga medis lebih cepat. Setiaji menyebut, saat ini Kemenkes RI tengah menciptakan sistem yang bisa melakukan resume riwayat kesehatan tahunan pasien dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan.  Sistem akurat ini bisa membantu dokter menentukan treatment dan jenis obat yang diberikan lebih cepat dan ringkas.
 
“Kami mengejar integrasi, yang kami lakukan adalah bagaimana mengembangkan ekosistem kesehatan yang terhubung satu sama lain dengan core berbasis data. Bahkan data ini nantinya bisa dimanfaatkan faskes dan pihak yang membutuhkan, misalnya industri yang bergerak dalam melakukan riset kesehatan,” sambung Setiaji.

Bahkan aspek integrasi ini juga nantinya akan menjangkau lebih luas untuk membantu proses klaim asuransi kesehatan yang lebih cepat.

 
Mendorong Aksi Preventif-Promotif

 

Ilustrasi vaksinasi (Sumber gambar: Mufid Majnun/Unsplash)

Ilustrasi vaksinasi (Sumber gambar: Mufid Majnun/Unsplash)

Sesuai dengan pilar pertama transformasi kesehatan, pemerintah mulai menempatkan konsep preventif-promotif kesehatan sebagai prioritas. Tidak hanya menyelesaikan persoalan kuratif, kini sosialisasi mengenai skrining dan deteksi dini kesehatan juga digalakkan.

Lewat aplikasi SATUSEHAT yang diluncurkan Kemenkes RI, informasi mengenai gaya hidup dan kesehatan digalakkan kepada masyarakat. Setiaji menyebut, aplikasi ini juga tengah dalam tahap uji tes kesehatan terkait skrining kesehatan, misalnya prime test skrining untuk penyakit hipertensi dengan akurasi yang baik. Aplikasi ini juga sudah terkoneksi dengan platform kesehatan digital, seperti Apple Health untuk mencatat aktivitas individu seperti penghitungan langkah kaki.
 
Dokter Spesialis Paru & Konsultan Pulmonologi RS Cipto Mangunkusumo Eric Daniel Tenda mengatakan, optimisme ke arah percepatan transformasi kesehatan disambut dengan baik. Dalam 5 tahun ini, Eric menilai Indonesia banyak bergerak dalam pola digitalisasi, termasuk dalam aspek kesehatan yang terlihat masif utamanya dalam upaya digitalisasi rekam medis.

Dari sisi teknologi pun, dokter bisa lebih banyak terbantu lewat digitalisasi dan high-end technology. “Uji fungsi paru itu sangat banyak, dan sekarang banyak yang terdigitalisasi, kita bisa measure volume paru berdasarkan CT Scan dan hasilnya setara dengan spirometri,” kata Eric.
 
Teknologi kecerdasan buatan (AI) yang makin masif pun bisa mempersonalisasi layanan bagi pasien. Bagi Eric, teknologi membuat dunia medis mendapatkan alternatif yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Di luar sisi kuratif, teknologi AI juga bisa berkontribusi positif dalam memprediksi penyakit-penyakit dengan risiko tinggi. “Dengan itu, kita bisa reduce terkait penyakit yang berpotensi kasusnya meninggi di suatu negara,” tegas Eric.

Skrining dan deteksi dini juga maki terbantu dengan tren Internet of Things (IoT) yang kini kian akrab dengan keseharian masyarakat. Lewat IoT, pencatatan langkah kaki hingga kalori in-out bisa membantu pendataan yang memprediksi bahkan mendeteksi awal kemungkinan penyakit.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Nova Liana Didapuk Sebagai Pemenang Miss Mega Bintang 2024

BERIKUTNYA

Presiden Iran Meninggal Dunia, Cek Spesifikasi Helikopter Bell 212 yang Ditumpanginya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: