Ilustrasi Covid-19 (Sumber gambar: CDC/Unsplash)

Merebak di Singapura, Kemenkes Sebut Covid-19 Varian FLiRT di Indonesia Masih Terkendali

27 May 2024   |   19:55 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Lonjakan kasus Covid-19 kembali terjadi. Kali ini, kemunculan dua subvarian Covid-19 sublinegae KP.1 dan KP.2 atau yang akrab disebut FLiRT merebak di negeri tetangga, Singapura. Hal ini langsung dikonfirmasi oleh Ministry of Health (MOH) negara tersebut. 

MOH melaporkan sebanyak 25.900 kasus Covid-19 terjadi pada periode 5-11 Mei 2024. Kenaikan kasus ini melonjak hingga sekitar 90 persen dari kasus pada pekan sebelumnya yang tercatat 13.700 kasus.

Sebanyak lebih dari dua per tiga dari seluruh kasus Covid-19 yang terjadi di Singapura dikonfirmasi MOH merupakan varian FLiRT. Meski demikian, otoritas setempat belum mengonfirmasi secara mendetail terkait tingkat keparahan dan penularan untuk jenis varian tersebut. 

Baca juga: Merebak di Singapura, Cek Gejala Varian Covid-19 KP.1 & KP.2

Terpantau menuju akhir Mei 2024, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit Singapura pun mengalami kenaikan. Melansir Strait Times, sebanyak 280 pasien dilaporkan sebagai pasien Covid-19 harus melakukan perawatan di rumah sakit.

Atas situasi ini, pemerintah kembali menggalakkan penggunaan masker kepada masyarakat di Singapura. Seruan vaksinasi booster khususnya bagi kaum rentan juga kembali disosialisasikan oleh MOH.

Kementerian mendorong langkah antisipasi pada setiap gelombang baru Covid-19, yang bisa menyebabkan kemungkinan kasus parah bagi kaum rentan seperti lansia dan orang dengan penyakit komorbid.
 

Situasi FLiRT di Indonesia

Dengan maraknya kasus Covid-19 di Singapura, negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara mulai meningkatkan kewaspadaan, termasuk Indonesia.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengonfirmasi, subvarian yang mendominasi lonjakan kasus yang meledak di Singapura saat ini merupakan turunan dari subvarian JN.1 yang secara global sudah mendominasi sekitar 54,3% atau sebagian besar negara pada pekan ke-17.

Meski demikian, temuan mengenai karakteristik penularan subvarian ini masih terus dalam pantauan. Hingga saat ini, belum terpantau adanya karakteristik khas dari jenis subvarian yang mudah menular atau lainnya.

"Namun, tidak ada indikasi bahwa KP.1 dan KP.2 lebih mudah menular atau menyebabkan keparahan dibandingkan varian lain,” jelas Siti melalui keterangan tertulis kepada Hypeabis.id. 
 
Meski sebagian besar negara di dunia mulai terserang oleh kenaikan angka Covid-19, di Indonesia, Siti menyebut situasi transmisinya masih terkendali. Namun, dia juga membenarkan jika terdapat peningkatan kasus pada pekan ke-18 2024 sebesar 11,76%, jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya.

"Berdasarkan GSAID Indonesia 2024, saat ini sebagian besar masih JN.1 (subvarian yang mendominasi),” imbuh Siti. 

Pemerintah pun mengingatkan masyarakat bahwa status endemi Covid-19 yang sudah terjadi bukan serta merta mengartikan virus ini telah hilang, tetapi sudah berada dalam situasi terkendali. Dia juga meminta publik tetap waspada, sebab kemungkinan munculnya varian atau subvarian baru berpotensi menyebabkan peningkatan kasus dan kematian, khususnya pada kelompok lansia. 

Baca juga: Kasus Naik Lagi, Cek Jenis-Jenis Vaksin Covid-19 di Indonesia

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Hunting Makanan Enak? Cek 6 Stasiun Kereta yang Dekat dengan Destinasi Wisata Kuliner

BERIKUTNYA

Selain Siri, Ini Deretan Fitur AI yang Bakal Hadir di iPhone dengan Update iOS 18

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: