Gerakan Pink Shirt Day (Sumber gambar: Facebook/Pink Shirt Day Aotearoa)

Fakta-fakta Menarik Pink Shirt Day, Gerakan Anti-Bullying di Kalangan Anak Sekolah

17 May 2024   |   09:03 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Gerakan anti-bullying atau perundungan gencar dilakukan di berbagai negara. Hal ini dilakukan untuk menciptakan ruang yang aman dan inklusif untuk semua orang. Salah satu gerakan antiperundungan terkenal ialah Pink Shirt Day, yang diperingati pada 17 Mei tiap tahunnya.
 
Pink Shirt Day merupakan peringatan tahunan sekaligus gerakan sosial untuk melawan perundungan yang diadakan di Kanada dan Selandia Baru. Seperti namanya, setiap peringatannya, orang-orang akan mengenakan baju berwarna merah muda (pink), serta menghadiri atau mengadakan acara informatif untuk meningkatkan kesadaran tentang perundungan, khususnya di sekolah.
 
Melansir dari laman resmi Pink Shirt Selandia Baru, Pink Shirt Day merupakan gerakan untuk menghentikan penindasan, dengan merayakan keberagaman serta menggaungkan kebaikan dan inklusivitas. 

Gerakan ini juga bertujuan untuk menciptakan komunitas di mana semua orang merasa aman, dihargai dan dihormati, tanpa memandang identitas gender, orientasi seksual, usia, kemampuan, agama maupun latar belakang budaya. 

Baca juga: Sejarah Hari Internasional Memerangi Bullying yang Diperingati 23 Februari 2024
 

Sebagian dari kalian mungkin bertanya, lantas apa kaitannya gerakan antipenindasan Pink Shirt Day dengan baju berwarna merah muda? Supaya tidak penasaran, simak beberapa fakta menarik Pink Shirt Day yang telah dirangkum oleh Hypeabis.id berikut ini.


1. Digagas oleh siswa SMP

Gerakan Pink Shirt Day digagas pertama kali pada 2007 oleh dua orang siswa SMP bernama David Shepherd dan Travis Price dari Berwick, Nova Scotia, Kanada. Mengutip dari laman resmi Pink Shirt Kanada, gerakan itu dipicu siswa SMP laki-laki yang mendapatkan intimidasi dari teman-temannya di sekolah karena mengenakan kemeja merah muda. 
 
Merespons hal itu, Shepherd dan Price mengajak teman-temannya untuk melayangkan protes terhadap sikap penindasan dan perundungan di sekolah mereka. Sebagai bentuk protes, mereka membeli sebanyak 50 baju tanktop merah muda, dan mengirimkannya kepada teman-teman mereka pada malam hari. 
 
Keesokan paginya, mereka bersama-sama mengenakan baju berwarna merah muda di sekolah sebagai bentuk simpati terhadap teman mereka yang mendapatkan perlakuan intimidatif hanya karena pakaian. "Saya belajar bahwa dua orang dapat mengemukakan sebuah ide, menjalankannya, dan hal itu dapat menghasilkan keajaiban," kata Price.
 

2. Menjadi gerakan sosial masif

Aksi protes itu mendapat sorotan media dan publik luas, serta mendorong sejumlah organisasi amal untuk turut mendukung gerakan tersebut, salah satunya CKNW Kids' Fund. Mereka terinspirasi untuk membantu remaja yang terkena dampak intimidasi, dengan cara menggalang dana. 
 
Sejak itu, ide ini terus berkembang setiap tahunnya, dengan dukungan dan partisipasi dari berbagai negara di seluruh dunia. Sejumlah negara kini mengorganisir penggalangan dana anti-intimidasi mereka sendiri, termasuk Jepang, Selandia Baru, China, Panama, dan lainnya.

Tercatat sekitar 180 negara ikut serta memberikan dukungan mereka terhadap gerakan Pink Shirt Day yang digaungkan baik melalui media sosial maupun donasi.
 

3. Membantu anak korban intimidasi

Salah satu tujuan gerakan Pink Shirt Day setiap tahunnya ialah penggalangan dana yang dikumpulkan melalui penjualan merchandise resmi dan donasi, untuk membantu ratusan anak yang terkena dampak perundungan. 
 
Sejak 2008, gerakan ini telah menggalang dana sebanyak lebih dari US$2,55 juta dan telah didistribusikan untuk mendukung program anti-intimidasi remaja di British Columbia dan di seluruh Kanada Barat. Pada 2022, gerakan ini tercatat mampu memberikan bantuan dana pada lebih dari 50.000 remaja dan anak-anak.

Baca juga: Marak Kasus Bullying Remaja di Sekolah, Ini Penyebabnya Kata Psikolog Anak

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Sejarah Peringatan Hari Buku Nasional, Dirayakan Tiap 17 Mei

BERIKUTNYA

Kevin Sanjaya Ungkap Alasannya Pensiun Dini di Dunia Bulu Tangkis

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: