Kiat-kiat Menjadi Travel Fotografer ala Stuart Collin
15 May 2024 |
15:15 WIB
Perangkat yang ringkas sangat dibutuhkan bagi seorang travel photographer atau fotografer perjalanan. Salah satunya adalah kamera dengan desain compact dan tidak memerlukan banyak ruang untuk dibawa, yang tentunya akan berpengaruh pada mobilitas serta aksesibilitas kamera untuk dipakai dengan cepat.
Menurut aktor Stuart Collin, yang kini lebih fokus menjadi travel photographer, kamera yang ringkas sangat membantunya untuk mobilisasi menangkap momentum paripurna. Sebelumnya, dia merasa repot harus membawa tas besar berisi bodi kamera dengan beberapa lensa.
Sejak 2014, Stuart menggunakan kamera digital yang compact bergaya retro dengan lensa build-in. Cukup ditaruh ke dalam tas kecil atau menggantungnya di leher, dia bisa mengabadikan momen dengan sigap di sepanjang perjalanan. “Jadi kalau misal ada momen yang bagus, tinggal dikeluarin, terus foto saja,” ujarnya kepada Hypeabis.id beberapa waktu lalu.
Baca juga: 5 Tip Menjadi Fotografer Pernikahan
Stuart menilai bagi seorang fotografer perjalanan terutama dengan konsep klasik, fitur film simulation sangat penting untuk dipertimbangkan ketika memilih kamera. Dia kerap meracik sendiri film simulation untuk menghasilkan foto dengan tampilan yang lebih menarik. Adapun, kamera dipakainya adalah Fujifilm seri X100.
Selain film simulation, ukuran megapiksel juga menjadi perhatian dalam memilih kamera. Megapiksel adalah satuan untuk mengukur jumlah piksel dalam suatu gambar atau sensor kamera. Dengan megapiksel yang tinggi, hasil foto akan lebih tajam, jernih, dan jelas, sekalipun saat mengambil foto terjadi sedikit guncangan.
Stuart juga sangat memperhatikan ketahanan kamera yang dibawanya untuk mengambil gambar selama di perjalanan. Kamera yang cocok bagi travel photographer yakni kamera yang tahan terhadap segala kondisi dan suhu.
Hal ini penting karena selama di perjalanan, fotografer kerap menghadapi cuaca yang tidak menentu. Bagi Stuart, kamera terbaik untuk perjalanan bahkan harus mampu terhadap suhu dingin seperti lingkungan bersalju.
Dia menyebut beberapa kamera kini sudah memiliki durabilitas bahkan pada suhu yang ekstrem. Stuart sempat mendapat pengalaman tidak menyenangkan ketika kameranya tiba-tiba mati saat mengambil gambar di tengah cuaca bersalju. Oleh karena itu, kehadiran kamera yang bisa tahan suhu dingin, bahkan di bawah 0 derajat Celcius sangat diperlukan.
Kamera yang mendukung penyimpanan digital dan mudah melakukan transfer juga patut menjadi pilihan, terutama bagi mereka yang ingin segera mengunggah foto di media sosial.
Untuk fitur lainnya seperti editing menggunakan kecerdasan buatan menurutnya tidak terlalu diperlukan. Pria kelahiran Britania Raya itu mengaku lebih suka dengan foto yang dihasilkan apa adanya melalui kamera. Oleh karena itu, dia jarang sekali melalui proses editing yang berlebihan.
Stuart membagikan kiat-kiat untuk mereka yang ingin menjadi travel photographer. Dia menyarankan untuk tidak pernah takut salah atau hasil foto jelek dalam memotret peristiwa yang dianggap menarik selama perjalanan. Namun agar maksimal, sebaiknya melakukan riset terlebih dahulu sebelum berangkat untuk hunting foto ke tempat-tempat yang akan dituju.
Dia juga selalu belajar atau melihat hasil fotografer lain sebagai referensi. Menurutnya, ide untuk mendapat foto bagus, mengetahui angle foto yang tepat menjadi lebih terasah jika banyak melihat referensi dari fotografer lain dan mencobanya secara mandiri.
Saat di perjalanan pun, dia lebih suka mengamati situasi dan menunggu momentum yang tepat. Stuart menyebut sangat suka fotografi human interest ketika sedang melakukan perjalanan. “Jadi kalau lagi di luar negeri, foto-foto orang tuh aku suka banget apalagi couple-couple yang sudah tua,” imbuhnya.
Baca juga: Rekomendasi 8 Fotografer dengan Karya Unik yang Wajib Kalian Follow di Instagram
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Menurut aktor Stuart Collin, yang kini lebih fokus menjadi travel photographer, kamera yang ringkas sangat membantunya untuk mobilisasi menangkap momentum paripurna. Sebelumnya, dia merasa repot harus membawa tas besar berisi bodi kamera dengan beberapa lensa.
Sejak 2014, Stuart menggunakan kamera digital yang compact bergaya retro dengan lensa build-in. Cukup ditaruh ke dalam tas kecil atau menggantungnya di leher, dia bisa mengabadikan momen dengan sigap di sepanjang perjalanan. “Jadi kalau misal ada momen yang bagus, tinggal dikeluarin, terus foto saja,” ujarnya kepada Hypeabis.id beberapa waktu lalu.
Baca juga: 5 Tip Menjadi Fotografer Pernikahan
Stuart menilai bagi seorang fotografer perjalanan terutama dengan konsep klasik, fitur film simulation sangat penting untuk dipertimbangkan ketika memilih kamera. Dia kerap meracik sendiri film simulation untuk menghasilkan foto dengan tampilan yang lebih menarik. Adapun, kamera dipakainya adalah Fujifilm seri X100.
Selain film simulation, ukuran megapiksel juga menjadi perhatian dalam memilih kamera. Megapiksel adalah satuan untuk mengukur jumlah piksel dalam suatu gambar atau sensor kamera. Dengan megapiksel yang tinggi, hasil foto akan lebih tajam, jernih, dan jelas, sekalipun saat mengambil foto terjadi sedikit guncangan.
Stuart juga sangat memperhatikan ketahanan kamera yang dibawanya untuk mengambil gambar selama di perjalanan. Kamera yang cocok bagi travel photographer yakni kamera yang tahan terhadap segala kondisi dan suhu.
Hal ini penting karena selama di perjalanan, fotografer kerap menghadapi cuaca yang tidak menentu. Bagi Stuart, kamera terbaik untuk perjalanan bahkan harus mampu terhadap suhu dingin seperti lingkungan bersalju.
Dia menyebut beberapa kamera kini sudah memiliki durabilitas bahkan pada suhu yang ekstrem. Stuart sempat mendapat pengalaman tidak menyenangkan ketika kameranya tiba-tiba mati saat mengambil gambar di tengah cuaca bersalju. Oleh karena itu, kehadiran kamera yang bisa tahan suhu dingin, bahkan di bawah 0 derajat Celcius sangat diperlukan.
Kamera yang mendukung penyimpanan digital dan mudah melakukan transfer juga patut menjadi pilihan, terutama bagi mereka yang ingin segera mengunggah foto di media sosial.
Untuk fitur lainnya seperti editing menggunakan kecerdasan buatan menurutnya tidak terlalu diperlukan. Pria kelahiran Britania Raya itu mengaku lebih suka dengan foto yang dihasilkan apa adanya melalui kamera. Oleh karena itu, dia jarang sekali melalui proses editing yang berlebihan.
Stuart membagikan kiat-kiat untuk mereka yang ingin menjadi travel photographer. Dia menyarankan untuk tidak pernah takut salah atau hasil foto jelek dalam memotret peristiwa yang dianggap menarik selama perjalanan. Namun agar maksimal, sebaiknya melakukan riset terlebih dahulu sebelum berangkat untuk hunting foto ke tempat-tempat yang akan dituju.
Dia juga selalu belajar atau melihat hasil fotografer lain sebagai referensi. Menurutnya, ide untuk mendapat foto bagus, mengetahui angle foto yang tepat menjadi lebih terasah jika banyak melihat referensi dari fotografer lain dan mencobanya secara mandiri.
Saat di perjalanan pun, dia lebih suka mengamati situasi dan menunggu momentum yang tepat. Stuart menyebut sangat suka fotografi human interest ketika sedang melakukan perjalanan. “Jadi kalau lagi di luar negeri, foto-foto orang tuh aku suka banget apalagi couple-couple yang sudah tua,” imbuhnya.
Baca juga: Rekomendasi 8 Fotografer dengan Karya Unik yang Wajib Kalian Follow di Instagram
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.