Hobi Fotografi? Cek Tip & Trik Penggunaan Lensa yang Tepat dari Fotografer Profesional
13 October 2023 |
22:53 WIB
Dalam fotografi, lensa menjadi alat vital yang berfungsi memfokuskan pantulan cahaya dari objek agar tertangkap secara tepat oleh sensor/film pada kamera. Pemakaiannya tidak bisa dilepaskan dari kamera DSLR maupun mirrorless sebagai senjata utama para fotografer. Ada beragam jenis lensa yang menyesuaikan kebutuhan dari penggunanya.
Menurut founder Kelas Garasi, Dudi Sugandi, untuk pemula yang baru terjun di dunia fotografi sebaiknya memaksimalkan penggunaan lensa kit yang menjadi bawaan dari kamera. Adapun lensa ini dibekali focal length dengan panjang 18-55mm.
Baca juga: Lensa 50mm Masih jadi Primadona Fotografer & Videografer
"Pabrikan kamera menyediakan lens kit untuk kebutuhan dokumentasi yang umum dengan kemampuan pengambilan gambar lebar [wide] dan close-up. Bisa juga dipakai untuk pengambilan foto pemandangan," ujarnya.
Dudi menegaskan bahwa lensa adalah faktor pendukung. Sebagai pemula, daripada memusingkan lensa yang cocok, fotografer harus lebih dulu mengasah kemampuan dan rasa dalam fotografi dengan alat seadanya.
Untuk mengambil foto pranikah maupun acara pernikahan, fotografer Leo Hariyanto mengatakan ketepatan fokus menjadi parameter utama. Sebagai wedding photographer profesional, dia juga menyukai kamera yang menghasilkan tone warna lembut.
Selain itu, fotografer pranikah/pernikahan sebaiknya memiliki lensa ultra wide, medium, dan tele. Untuk mengambil momen foto yang memperlihatkan pemandangan indah, bisa menggunakan lensa wide atau ultrawide. Sementara lensa medium, bisa menghasilkan bokeh yang cantik. Adapun lensa tele digunakan untuk menangkap momen candid.
Sementara itu, penggemar fotografi portrait Wisnu Agung Prasetyo biasanya menggunakan lensa yang memiliki focal length dengan ukuran 85-90 mm. Dia menyampaikan lensa tersebut didesain khusus untuk membuat portrait karena minim distorsi.
Wisnu menyebut dalam seni fotografi portrait, yang ditonjolkan adalah subjek dengan pendekatan tertentu. Misal, subjek tersebut berprofesi sebagai masinis, alhasil model akan difoto menggunakan latar dan pose yang berhubungan dengan pekerjaannya itu.
“Ada juga fotografer yang mau nunjukin karakter subjek seperti wajah, bentuk tubuh, makanya pilih lensanya juga yang sebisa mungkin distorsinya kecil, bahkan kalau bisa enggak ada sama sekali,” ulas fotografer portrait profesional ini.
Distorsi dalam dunia fotografi merupakan fenomena ketidakakuratan lensa dalam menangkap citra akibat melengkungnya optik. Alhasil gambar yang dihasilkan mengalami lengkungan di bagian tepi. “Makanya pilih lensanya diantara 85-90 mm, lensa yang didesain khusus buat portrait,” sebut Wisnu.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Menurut founder Kelas Garasi, Dudi Sugandi, untuk pemula yang baru terjun di dunia fotografi sebaiknya memaksimalkan penggunaan lensa kit yang menjadi bawaan dari kamera. Adapun lensa ini dibekali focal length dengan panjang 18-55mm.
Baca juga: Lensa 50mm Masih jadi Primadona Fotografer & Videografer
"Pabrikan kamera menyediakan lens kit untuk kebutuhan dokumentasi yang umum dengan kemampuan pengambilan gambar lebar [wide] dan close-up. Bisa juga dipakai untuk pengambilan foto pemandangan," ujarnya.
Dudi menegaskan bahwa lensa adalah faktor pendukung. Sebagai pemula, daripada memusingkan lensa yang cocok, fotografer harus lebih dulu mengasah kemampuan dan rasa dalam fotografi dengan alat seadanya.
Untuk mengambil foto pranikah maupun acara pernikahan, fotografer Leo Hariyanto mengatakan ketepatan fokus menjadi parameter utama. Sebagai wedding photographer profesional, dia juga menyukai kamera yang menghasilkan tone warna lembut.
Ilustrasi kamera profesional. (Sumber foto: Unsplash/Alejandro Luengo)
Sementara itu, penggemar fotografi portrait Wisnu Agung Prasetyo biasanya menggunakan lensa yang memiliki focal length dengan ukuran 85-90 mm. Dia menyampaikan lensa tersebut didesain khusus untuk membuat portrait karena minim distorsi.
Wisnu menyebut dalam seni fotografi portrait, yang ditonjolkan adalah subjek dengan pendekatan tertentu. Misal, subjek tersebut berprofesi sebagai masinis, alhasil model akan difoto menggunakan latar dan pose yang berhubungan dengan pekerjaannya itu.
“Ada juga fotografer yang mau nunjukin karakter subjek seperti wajah, bentuk tubuh, makanya pilih lensanya juga yang sebisa mungkin distorsinya kecil, bahkan kalau bisa enggak ada sama sekali,” ulas fotografer portrait profesional ini.
Distorsi dalam dunia fotografi merupakan fenomena ketidakakuratan lensa dalam menangkap citra akibat melengkungnya optik. Alhasil gambar yang dihasilkan mengalami lengkungan di bagian tepi. “Makanya pilih lensanya diantara 85-90 mm, lensa yang didesain khusus buat portrait,” sebut Wisnu.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.