Brand Kecantikan Perkuat Strategi Pemasaran dengan Beauty Influencer
13 May 2024 |
07:22 WIB
Genhype, pernahkah kalian merasa ragu sebelum membeli produk-produk kecantikan, seperti skincare dan makeup? Kini hampir semua orang mengecek review atau ulasan produknya dulu dari beauty influencer, barulah mereka akan menentukan apakah mau membelinya atau tidak.
Berdasarkan fenomena tersebut, bisa dibilang influencer memiliki kemampuan untuk memengaruhi perilaku, opini, dan keputusan orang lain. Mereka membangun kredibilitas dan kepercayaan dengan audiensnya melalui konten yang mereka bagikan, bisa berupa tulisan, foto, atau video.
Baca juga: Rekomendasi Klinik Kecantikan untuk Perawatan Kulit Glowing dan Awet Muda
Seperti diketahui, influencer memiliki basis followers atau pengikut yang besar dan terlibat secara aktif dalam berbagai platform seperti Instagram, YouTube, TikTok, dan lainnya. Peran influencer terus berkembang seiring perkembangan zaman. Mereka dapat berkolaborasi dengan brand untuk memasarkan produk atau layanan, membangun awareness, atau menciptakan iklan dan bentuk promosi lainnya yang kreatif.
Sejumlah jenama kecantikan juga mulai melirik para influencer dalam strategi pemasarannya. Sebut saja SKINTIFIC yang pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada 2021. Membawa tagline Repair Your Skin Barrier, produk-produk SKINTIFIC diformukasikan untuk semua jenis kulit dan dalam berbagai kondisi iklim Indonesia, Selain itu juga telah teruji klinis dan mendapatkan sertifikasi BPOM
Fenty Effendy, Management Executive/Marketing Director SKINTIFIC memaparkan, dalam strategi pengembangan bisnis, kami menyadari pentingnya kolaborasi, termasuk dengan para influencer. Kami percaya bahwa mereka memainkan peran yang signifikan dalam industri kecantikan.
"Kami memahami pertumbuhan pesat industri kecantikan di Indonesia belakangan ini, yang telah menghasilkan sejumlah influencer yang berdedikasi pada sektor ini," katanya pada Hypeabis.id.
SKINTIFIC juga memiliki pendekatan khusus dalam menggandeng influencer yang ke depannya akan menjadi wajah dari brand itu sendiri. Perusahaan menyasarnya dari berbagai kategori, mulai dari mega-influencer, makro-influencer, mikro-influencer, sampai nano-influencer.
"Kolaborasi yang sering kami lakukan dengan influencer adalah dengan menjadikan mereka sebagai muse untuk setiap rangkaian produk kami. Melalui pendekatan ini, kami dapat memiliki representasi yang sesuai untuk setiap produk yang kami miliki," paparnya.
Mega influencer misalnya aktor-artis atau selebritas papan atas yang dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Sebagai contohnya adalah Nicholas Saputra yang menjadi muse untuk rangkaian produk SKINTIFIC berbahan utama 5x Ceramide. Sosoknya yang memberi kesan calming atau menenangkan dinilai cocok sebagai representasi brand dan produk.
"Kami secara aktif melibatkan Nicholas untuk mencoba produk secara langsung dan memberikan masukan. Bagi kami, kolaborasi dengan influencer bukan sekadar transaksional, tetapi merupakan upaya untuk membangun rasa cinta dan kepercayaan pada brand kami," kata Fenty.
Menurutnya, kolaborasi dengan influencer dapat menciptakan keterhubungan yang lebih kuat antara produk dengan audiens. Pesan tentang produk juga dapat disampaikan dengan lebih efektif, sehingga mudah dipahami dan konsumen tidak salah pilih.
Selain itu, yang tidak kalah penting, perusahaan juga bisa mendengarkan ulasan dari mereka terkait produk-produk yang dikeluarkan. Ulasan tersebut akan dijadikan bahan evaluasi supaya bisa terus meningkatkan kualitas brand dan produknya di masa mendatang.
Selain itu, SKINTIFIC juga menyasar para influencer makro, mikro, sampai nano. Mereka memiliki jenis konten dan karakter yang beragam, tentunya masing-masing punya audiensnya tersendiri sehingga dinilai sangat potensial untuk meningkatkan brand awareness.
"Misalnya influencer A yang followers-nya banyak dan sangat terkenal, belum tentu dia dikenal oleh konsumen di daerah-daerah, bisa jadi mereka justru lebih mengenal influencer B, C, dan lainnya, walaupun followers-nya belum sebanyak A," katanya.
Lebih lanjut Fenty berujar, perusahaan juga terbuka untuk semua influencer dari berbagai jenis platform media sosial, seperti Instagram, TikTok, YouTube dan lainnya. Semuanya disesuaikan dengan profil target audiens, supaya bisa menyajikan konten-konten yang relevan bagi mereka.
Brand kecantikan lainnya yang juga menyadari potensi influencer dalam strategi pemasarannya adalah Oriflame. Diketahui, Oriflame berasal dari Swedia dan telah hadir secara Global sejak 1967. Adapun di Indonesia sendiri, telah hadir sejak 1987.
Identitas brand Oriflame adalah tentang menghadirkan kecantikan yang terinspirasi dari alam dengan produk-produk yang ramah lingkungan dan berkualitas tinggi. Mungkin kita mengenal brand ini melalui katalognya yang unik, terutama untuk produk wewangian.
Selain menyajikan gambar-gambar produk unggulan mereka, Oriflame juga menghadirkan pengalaman di mana kita bisa mencium aroma dari parfumnya dengan menggosokkan jari pada gambar. Kini tanpa meninggalkan katalog sebagai media promosinya, jenama ini makin memperkuat strateginya dengan menggaet para influencer.
"Kami melihat influencer sebagai elemen kunci dalam mempromosikan produk-produk kami karena mereka memiliki pengaruh yang besar di kalangan brand partners dan network mereka," kata Lady Shinta Brand & PR Manager Oriflame Indonesia
Lebih lanjut dia berujar, mereka membantu kami untuk menciptakan kesadaran merek, menyampaikan nilai-nilai brand, dan menunjukkan efektivitas produk kami melalui testimoni-testimoni yang autentik. Sehingga orang-orang tertarik untuk mencoba dan membeli produk kami.
Adapun perusahaan sendiri memiliki pendekatan yang beragam dalam menggandeng influencer, tergantung pada tujuan kampanye dan karakteristik produk. Kami mencari influencer yang memiliki audiens yang sesuai dengan target pasar, serta memiliki kesesuaian nilai dan visi dengan merek kami.
Oriflame sendiri baru saja menggaet Putri Marino sebagai Ambassador Fragrance. Aktris kelahiran 1993 tersebut namanya sedang naik berkat perannya dalam film Architecture of Love. Putri Marino dinilai bisa merepresentasikan identitas brand melalui kampanye terbarunya Reach Your Happy Place. Dia merupakan sosok individu inspiratif yang memiliki tekad untuk sukses dan terus berkembang dalam meraih kebahagiaannya.
Menurut Putri Marino, perjalanan menuju kesuksesan tidak selalu mudah, namun dengan percaya diri dan selalu berpikir positif, kita akan dapat meraih kebahagiaan kita, apapun bentuknya itu. Menjadi Ambassador Fragrance Oriflame adalah salah satu kebahagiaan untuknya, karena dia bisa menginspirasi banyak orang untuk menemukan jati dirinya, serta merayakan setiap momen yang terjadi.
Selain Putri Marino sebagai mega influencer, Oriflame juga banyak menyasar influencer dari berbagai kategori. Mereka tertarik dengan konten-konten yang otentik dan kreatif. Penting sekali bagi mereka untuk benar-benar mencoba produknya, lalu menyampaikan testimoni jujur pada audiens.
"Konten yang otentik dan kreatif sangat diutamakan, konten tersebut harus bisa memperkuat keunggulan produk dengan cara menyoroti manfaatnya saat mencoba produknya secara langsung," kata Lady.
Baca juga: Ini Alasan Gen Z Beralih ke TikTok untuk Mencari Tren Kecantikan Terbaru
Selain itu, dia menambahkan, kami juga berfokus pada edukasi konsumen tentang produk-produk kami, serta membangun hubungan jangka panjang dengan para influencer. Adapun untuk platform media sosial yang banyak digunakan, misalnya seperti Instagram, Tik Tok dan YouTube karena kemampuannya untuk menjangkau audiens yang luas.
Editor: Fajar Sidik
Berdasarkan fenomena tersebut, bisa dibilang influencer memiliki kemampuan untuk memengaruhi perilaku, opini, dan keputusan orang lain. Mereka membangun kredibilitas dan kepercayaan dengan audiensnya melalui konten yang mereka bagikan, bisa berupa tulisan, foto, atau video.
Baca juga: Rekomendasi Klinik Kecantikan untuk Perawatan Kulit Glowing dan Awet Muda
Seperti diketahui, influencer memiliki basis followers atau pengikut yang besar dan terlibat secara aktif dalam berbagai platform seperti Instagram, YouTube, TikTok, dan lainnya. Peran influencer terus berkembang seiring perkembangan zaman. Mereka dapat berkolaborasi dengan brand untuk memasarkan produk atau layanan, membangun awareness, atau menciptakan iklan dan bentuk promosi lainnya yang kreatif.
Sejumlah jenama kecantikan juga mulai melirik para influencer dalam strategi pemasarannya. Sebut saja SKINTIFIC yang pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada 2021. Membawa tagline Repair Your Skin Barrier, produk-produk SKINTIFIC diformukasikan untuk semua jenis kulit dan dalam berbagai kondisi iklim Indonesia, Selain itu juga telah teruji klinis dan mendapatkan sertifikasi BPOM
Fenty Effendy, Management Executive/Marketing Director SKINTIFIC memaparkan, dalam strategi pengembangan bisnis, kami menyadari pentingnya kolaborasi, termasuk dengan para influencer. Kami percaya bahwa mereka memainkan peran yang signifikan dalam industri kecantikan.
"Kami memahami pertumbuhan pesat industri kecantikan di Indonesia belakangan ini, yang telah menghasilkan sejumlah influencer yang berdedikasi pada sektor ini," katanya pada Hypeabis.id.
SKINTIFIC juga memiliki pendekatan khusus dalam menggandeng influencer yang ke depannya akan menjadi wajah dari brand itu sendiri. Perusahaan menyasarnya dari berbagai kategori, mulai dari mega-influencer, makro-influencer, mikro-influencer, sampai nano-influencer.
"Kolaborasi yang sering kami lakukan dengan influencer adalah dengan menjadikan mereka sebagai muse untuk setiap rangkaian produk kami. Melalui pendekatan ini, kami dapat memiliki representasi yang sesuai untuk setiap produk yang kami miliki," paparnya.
Mega influencer misalnya aktor-artis atau selebritas papan atas yang dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Sebagai contohnya adalah Nicholas Saputra yang menjadi muse untuk rangkaian produk SKINTIFIC berbahan utama 5x Ceramide. Sosoknya yang memberi kesan calming atau menenangkan dinilai cocok sebagai representasi brand dan produk.
"Kami secara aktif melibatkan Nicholas untuk mencoba produk secara langsung dan memberikan masukan. Bagi kami, kolaborasi dengan influencer bukan sekadar transaksional, tetapi merupakan upaya untuk membangun rasa cinta dan kepercayaan pada brand kami," kata Fenty.
Menurutnya, kolaborasi dengan influencer dapat menciptakan keterhubungan yang lebih kuat antara produk dengan audiens. Pesan tentang produk juga dapat disampaikan dengan lebih efektif, sehingga mudah dipahami dan konsumen tidak salah pilih.
Selain itu, yang tidak kalah penting, perusahaan juga bisa mendengarkan ulasan dari mereka terkait produk-produk yang dikeluarkan. Ulasan tersebut akan dijadikan bahan evaluasi supaya bisa terus meningkatkan kualitas brand dan produknya di masa mendatang.
Selain itu, SKINTIFIC juga menyasar para influencer makro, mikro, sampai nano. Mereka memiliki jenis konten dan karakter yang beragam, tentunya masing-masing punya audiensnya tersendiri sehingga dinilai sangat potensial untuk meningkatkan brand awareness.
"Misalnya influencer A yang followers-nya banyak dan sangat terkenal, belum tentu dia dikenal oleh konsumen di daerah-daerah, bisa jadi mereka justru lebih mengenal influencer B, C, dan lainnya, walaupun followers-nya belum sebanyak A," katanya.
Lebih lanjut Fenty berujar, perusahaan juga terbuka untuk semua influencer dari berbagai jenis platform media sosial, seperti Instagram, TikTok, YouTube dan lainnya. Semuanya disesuaikan dengan profil target audiens, supaya bisa menyajikan konten-konten yang relevan bagi mereka.
Brand kecantikan lainnya yang juga menyadari potensi influencer dalam strategi pemasarannya adalah Oriflame. Diketahui, Oriflame berasal dari Swedia dan telah hadir secara Global sejak 1967. Adapun di Indonesia sendiri, telah hadir sejak 1987.
Identitas brand Oriflame adalah tentang menghadirkan kecantikan yang terinspirasi dari alam dengan produk-produk yang ramah lingkungan dan berkualitas tinggi. Mungkin kita mengenal brand ini melalui katalognya yang unik, terutama untuk produk wewangian.
Selain menyajikan gambar-gambar produk unggulan mereka, Oriflame juga menghadirkan pengalaman di mana kita bisa mencium aroma dari parfumnya dengan menggosokkan jari pada gambar. Kini tanpa meninggalkan katalog sebagai media promosinya, jenama ini makin memperkuat strateginya dengan menggaet para influencer.
"Kami melihat influencer sebagai elemen kunci dalam mempromosikan produk-produk kami karena mereka memiliki pengaruh yang besar di kalangan brand partners dan network mereka," kata Lady Shinta Brand & PR Manager Oriflame Indonesia
Lebih lanjut dia berujar, mereka membantu kami untuk menciptakan kesadaran merek, menyampaikan nilai-nilai brand, dan menunjukkan efektivitas produk kami melalui testimoni-testimoni yang autentik. Sehingga orang-orang tertarik untuk mencoba dan membeli produk kami.
Adapun perusahaan sendiri memiliki pendekatan yang beragam dalam menggandeng influencer, tergantung pada tujuan kampanye dan karakteristik produk. Kami mencari influencer yang memiliki audiens yang sesuai dengan target pasar, serta memiliki kesesuaian nilai dan visi dengan merek kami.
Oriflame sendiri baru saja menggaet Putri Marino sebagai Ambassador Fragrance. Aktris kelahiran 1993 tersebut namanya sedang naik berkat perannya dalam film Architecture of Love. Putri Marino dinilai bisa merepresentasikan identitas brand melalui kampanye terbarunya Reach Your Happy Place. Dia merupakan sosok individu inspiratif yang memiliki tekad untuk sukses dan terus berkembang dalam meraih kebahagiaannya.
Menurut Putri Marino, perjalanan menuju kesuksesan tidak selalu mudah, namun dengan percaya diri dan selalu berpikir positif, kita akan dapat meraih kebahagiaan kita, apapun bentuknya itu. Menjadi Ambassador Fragrance Oriflame adalah salah satu kebahagiaan untuknya, karena dia bisa menginspirasi banyak orang untuk menemukan jati dirinya, serta merayakan setiap momen yang terjadi.
Selain Putri Marino sebagai mega influencer, Oriflame juga banyak menyasar influencer dari berbagai kategori. Mereka tertarik dengan konten-konten yang otentik dan kreatif. Penting sekali bagi mereka untuk benar-benar mencoba produknya, lalu menyampaikan testimoni jujur pada audiens.
"Konten yang otentik dan kreatif sangat diutamakan, konten tersebut harus bisa memperkuat keunggulan produk dengan cara menyoroti manfaatnya saat mencoba produknya secara langsung," kata Lady.
Baca juga: Ini Alasan Gen Z Beralih ke TikTok untuk Mencari Tren Kecantikan Terbaru
Selain itu, dia menambahkan, kami juga berfokus pada edukasi konsumen tentang produk-produk kami, serta membangun hubungan jangka panjang dengan para influencer. Adapun untuk platform media sosial yang banyak digunakan, misalnya seperti Instagram, Tik Tok dan YouTube karena kemampuannya untuk menjangkau audiens yang luas.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.