Daftar Tempat dan Waktu Terbaik Untuk Berburu Aurora
13 May 2024 |
08:01 WIB
Aurora merupakan salah satu fenomena alam yang cantik dan menakjubkan. Pada langit malam, terpancar warna-warni seperti biru, hijau, merah, dan pink yang menyala terang. Tidak mudah untuk menyaksikannya, lantaran aurora hanya menampakkan diri di tempat dan waktu tertentu saja.
Mengutip dari Space, aurora terjadi ketika partikel bermuatan tinggi dari matahari menabrak atmosfer atas bumi dengan kecepatan mencapai 72 juta kilometer per jam (72 juta kpj), tetapi medan magnet bumi melindungi kita dari dampaknya yang keras. Saat medan magnet bumi mengarahkan partikel-partikel ini ke arah kutub, proses ini berubah menjadi fenomena atmosfer yang memukau dan mempesona.
Baca juga: 10 Kota dengan Udara Terbersih di Dunia, Langitnya Enggak Berpolusi
Beragam kombinasi warna cantik yang dimiliki aurora ternyata tidak terbentuk begitu saja, melainkan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Misalnya hijau dipengaruhi oleh pelepasan gas hidrogen di ketinggian 100 – 150 km dari permukaan bumi.
Merah dipengaruhi eksitasi oksigen, warna ini dihasilkan pada ketinggian 200–250 km dari permukaan bumi. Biru disebabkan oleh pelepasan molekul nitrogen. Pink dipengaruhi oleh atom hidrogen yang terletak lebih rendah di atmosfer, inilah kenapa pink elalus terletak dibawah hijau.
Aurora biasanya muncul di daerah di sekitar Kutub Utara dan Kutub Selatan. Aurora yang terjadi di daerah Utara dikenal dengan nama aurora borealis. Adapun di Roma, Aurora dikenal sebagai dewi fajar yang digambarkan sebagai wanita cantik bersayap. Sementara borealis diambil dari nama Yunani untuk angin utara, Boreas.
Hal tersebut karena di Eropa, aurora sering terlihat kemerah-merahan di ufuk utara seolah matahari akan terbit dari arah tersebut. Sementara itu, fenomena aurora di sebelah selatan dikenal dengan nama aurora australis, terkadang muncul di puncak gunung kawasan beriklim tropis.
Mengutip dari Infoastronomy, sayangnya di Indonesia, kemungkinan terjadinya aurora sangat rendah karena negara ini berada di sekitar garis khatulistiwa. Sementara, medan magnet Bumi yang diperlukan untuk membentuk aurora hanya terdapat di area kutub-kutubnya.
Pada area dekat khatulistiwa, garis medan magnet hampir sejajar dengan permukaan bumi yang berarti aurora cenderung terkonsentrasi di dekat wilayah kutub. Inilah sebabnya mengapa negara-negara yang lebih dekat dengan kutub, seperti negara-negara yang berada di garis lintang utara atau selatan, memiliki peluang lebih besar untuk menyaksikannya.
Selain itu, di dekat khatulistiwa, aurora akan tampak sangat rendah di cakrawala dan sering kali tertutup oleh kecerahan lampu kota dan kondisi atmosfer yang lazim di wilayah tersebut.
Sejumlah tempat yang kerap mendapatkan pemandangan aurora borealis, yaitu negara-negara di belahan Bumi bagian utara, seperti Norwegia, Swedia, Amerika Serikat, Finlandia, Kanada, Islandia, dan Greenland.
Sementara aurora australis cenderung sulit untuk dilihat karena area daratan di wilayah sekitar kutub selatan sangat sedikit. Namun, dengan cukup kesabaran, kalian bisa melihat aurora australis dari Selandia Baru dan Australia. Adapun di Benua Australia, aurora bisa terjadi sepanjang tahun di Tasmania.
Tempat terbaik di Tasmania untuk menyaksikan aurora, yakni Semenanjung Tasman, Teluk Fortescue, Teluk Lime dan White Beach. Sementara di Selandia Baru, tempat terbaiknya adalah Danau Tekapo dan puncak Gunung John karena polusi cahaya di kedua kawasan ini nyaris tidak ada sama sekali.
Charles Deehr, profesor emeritus dan prakirawan aurora di University of Alaska Fairbanks Geophysical Institute memaparkan, waktu terbaik untuk melihat aurora adalah pada musim dingin. Artinya, sekitar September hingga April untuk aurora borealis dengan puncaknya pada Maret, dan Mei untuk aurora australis. Sementara itu, bagi kalian yang ingin melihat aurora dari Antartika, cobalah pada akhir musim pelayaran yakni April.
Waktu terbaik untuk melihat aurora adalah tiga hingga empat jam sekitar tengah malam. Pasalnya, pada pukul 9 malam hingga 3 subuh, merupakan momen terbaik ketika cahaya aurora jadi lebih menyebar dan terfragmentasi sehingga tampak lebih indah.
Baca juga: Fenomena Aurora Borealis Diprediksi Terlihat di AS & Eropa
Namun, dikarenakan langit yang gelap tanpa awan adalah syarat utama untuk melihat aurora, kalian harus memperhatikan cuaca dan waktu saat matahari terbit dan tenggelam. Cahaya bulan yang terlalu terang juga bisa mengganggu pengelihatan, sehingga penting juga harus mempertimbangkan siklus bulan.
Editor: Fajar Sidik
Mengutip dari Space, aurora terjadi ketika partikel bermuatan tinggi dari matahari menabrak atmosfer atas bumi dengan kecepatan mencapai 72 juta kilometer per jam (72 juta kpj), tetapi medan magnet bumi melindungi kita dari dampaknya yang keras. Saat medan magnet bumi mengarahkan partikel-partikel ini ke arah kutub, proses ini berubah menjadi fenomena atmosfer yang memukau dan mempesona.
Baca juga: 10 Kota dengan Udara Terbersih di Dunia, Langitnya Enggak Berpolusi
Beragam kombinasi warna cantik yang dimiliki aurora ternyata tidak terbentuk begitu saja, melainkan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Misalnya hijau dipengaruhi oleh pelepasan gas hidrogen di ketinggian 100 – 150 km dari permukaan bumi.
Merah dipengaruhi eksitasi oksigen, warna ini dihasilkan pada ketinggian 200–250 km dari permukaan bumi. Biru disebabkan oleh pelepasan molekul nitrogen. Pink dipengaruhi oleh atom hidrogen yang terletak lebih rendah di atmosfer, inilah kenapa pink elalus terletak dibawah hijau.
Aurora biasanya muncul di daerah di sekitar Kutub Utara dan Kutub Selatan. Aurora yang terjadi di daerah Utara dikenal dengan nama aurora borealis. Adapun di Roma, Aurora dikenal sebagai dewi fajar yang digambarkan sebagai wanita cantik bersayap. Sementara borealis diambil dari nama Yunani untuk angin utara, Boreas.
Hal tersebut karena di Eropa, aurora sering terlihat kemerah-merahan di ufuk utara seolah matahari akan terbit dari arah tersebut. Sementara itu, fenomena aurora di sebelah selatan dikenal dengan nama aurora australis, terkadang muncul di puncak gunung kawasan beriklim tropis.
Mengutip dari Infoastronomy, sayangnya di Indonesia, kemungkinan terjadinya aurora sangat rendah karena negara ini berada di sekitar garis khatulistiwa. Sementara, medan magnet Bumi yang diperlukan untuk membentuk aurora hanya terdapat di area kutub-kutubnya.
Pada area dekat khatulistiwa, garis medan magnet hampir sejajar dengan permukaan bumi yang berarti aurora cenderung terkonsentrasi di dekat wilayah kutub. Inilah sebabnya mengapa negara-negara yang lebih dekat dengan kutub, seperti negara-negara yang berada di garis lintang utara atau selatan, memiliki peluang lebih besar untuk menyaksikannya.
Selain itu, di dekat khatulistiwa, aurora akan tampak sangat rendah di cakrawala dan sering kali tertutup oleh kecerahan lampu kota dan kondisi atmosfer yang lazim di wilayah tersebut.
Tempat dan Waktu Terbaik untuk Melihat Aurora
Mengutip Best-served, lokasi ideal untuk mengamati aurora borealis adalah area yang minim polusi cahaya, memiliki langit yang cerah, serta bebas dari curah hujan. Aurora hanya terlihat di daerah lintang utara ketika gelap, sehingga bulan September-April merupakan waktu yang tepat untuk menyaksikannya.Sejumlah tempat yang kerap mendapatkan pemandangan aurora borealis, yaitu negara-negara di belahan Bumi bagian utara, seperti Norwegia, Swedia, Amerika Serikat, Finlandia, Kanada, Islandia, dan Greenland.
Sementara aurora australis cenderung sulit untuk dilihat karena area daratan di wilayah sekitar kutub selatan sangat sedikit. Namun, dengan cukup kesabaran, kalian bisa melihat aurora australis dari Selandia Baru dan Australia. Adapun di Benua Australia, aurora bisa terjadi sepanjang tahun di Tasmania.
Tempat terbaik di Tasmania untuk menyaksikan aurora, yakni Semenanjung Tasman, Teluk Fortescue, Teluk Lime dan White Beach. Sementara di Selandia Baru, tempat terbaiknya adalah Danau Tekapo dan puncak Gunung John karena polusi cahaya di kedua kawasan ini nyaris tidak ada sama sekali.
Charles Deehr, profesor emeritus dan prakirawan aurora di University of Alaska Fairbanks Geophysical Institute memaparkan, waktu terbaik untuk melihat aurora adalah pada musim dingin. Artinya, sekitar September hingga April untuk aurora borealis dengan puncaknya pada Maret, dan Mei untuk aurora australis. Sementara itu, bagi kalian yang ingin melihat aurora dari Antartika, cobalah pada akhir musim pelayaran yakni April.
Waktu terbaik untuk melihat aurora adalah tiga hingga empat jam sekitar tengah malam. Pasalnya, pada pukul 9 malam hingga 3 subuh, merupakan momen terbaik ketika cahaya aurora jadi lebih menyebar dan terfragmentasi sehingga tampak lebih indah.
Baca juga: Fenomena Aurora Borealis Diprediksi Terlihat di AS & Eropa
Namun, dikarenakan langit yang gelap tanpa awan adalah syarat utama untuk melihat aurora, kalian harus memperhatikan cuaca dan waktu saat matahari terbit dan tenggelam. Cahaya bulan yang terlalu terang juga bisa mengganggu pengelihatan, sehingga penting juga harus mempertimbangkan siklus bulan.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.