Mengenang Karya-karya Hebat Penulis & Sutradara Paul Auster
03 May 2024 |
18:30 WIB
Dunia hiburan Amerika Serikat telah kehilangan salah satu seniman terbaiknya. Penulis sekaligus sutradara Paul Auster belum lama ini dinyatakan meninggal dunia setelah dalam setahun terakhir, dia berjuang melawan penyakit kanker yang dideritanya.
Mengutip Variety, Paul Auster meninggal pada 30 April 2024 lalu di rumahnya di New York City. Novelis produktif ini tutup usia pada usia 77 tahun akibat penyakit komplikasi kanker paru-paru.
Kepergian Paul Auster memberi duka yang dalam tidak hanya bagi keluarga yang ditinggalkan, tetapi juga industri hiburan Amerika Serikat, bahkan dunia. Karya-karya dari Paul Auster akan terus abadi dan menjadi inspirasi bagi generasi-generasi setelahnya.
“Paul Auster, novelis terkenal yang juga penulis skenario dan menyutradarai film, meninggal di rumahnya di New York City pada 30 April. Dia berusia 77 tahun. Novel-novel Auster berpusat pada pertanyaan tentang identitas, bahasa, dan makna pribadi,” tulisnya, dikutip Hypeabis.id dari Variety, Jumat (3/5/2024).
Baca juga: Profil Eleanor Coppola, Sutradara Film Dokumenter Berbakat Meninggal Dunia Usia 87 Tahun
Dalam dunia kepenulisan, Paul Auster bukanlah nama kaleng-kaleng. Menukil dari laman IMDB, Auster telah menyukai dunia sastra sejak dirinya masih kecil. Perlahan, dirinya terus bertransformasi hingga masuk ke dunia film.
Paul Auster lahir di Newark, New Jersey pada 3 Februari 1947. Ayahnya merupakan seorang tuan tanah yang punya sejumlah gedung. Bisa dibilang, Auster lahir dari keluarga kelas menengah.
Dibesarkan di pinggiran Newark di South Orange dan Maplewood, Auster banyak menghabiskan masa kecilnya dengan membaca buku. Sejak masih kanak-kanak, dia juga sudah terlihat menunjukkan rasa antusias dan minat berbeda pada menulis.
Ketika menginjak remaja, Auster bersekolah di SMA di Maplewood, sekitar dua puluh mil barat daya New York City. Pada masa ini, dirinya harus menelan pil pahit setelah orang tuanya bercerai.
Ketika sekolahnya selesai dan akan diwisuda, Auster bukannya datang dan memakai toga, dia justru pergi ke Eropa. Pria kelahiran 1947 ini mengunjungi Italia, Spanyol, dan Paris. Saat traveling ini, dirinya juga sesekali menulis novelnya sendiri.
Auster kemudian kembali ke Amerika Serikat pada saat periode pembukaan mahasiswa baru Universitas Columbia mulai berlangsung. Dia menjalani perkuliahan dengan biasa.
Namun, tahun-tahun Auster menimba ilmu di Columbia bertepatan dengan periode kerusuhan sosial. Walaupun dia tidak berpartisipasi aktif dalam politik mahasiswa. Auster lebih sibuk menghidupi dirinya dengan melakoni berbagai pekerjaan lepas, seperti menulis artikel.
Pada bulan Juni 1969 Auster diberikan gelar BA dalam bahasa Inggris dan sastra komparatif. Tahun berikutnya dia menerima gelar MA dari Columbia. Setelahnya, dia mulai mengerjakan novel In the Country of Last Things dan Moon Palace, yang digarapnya cukup lama. Dia lalu menyutradarai film pertamanya pada 1995.
Sebelum periode ini, Auster juga sempat pergi ke Paris lagi pada 1971. Dia juga sempat ke Meksiko. Di negara ini dirinya mengerjakan proyek film. pada 1974, dirinya kembali ke Amerika Serikat dan terus aktif menulis puisi, esai, novel, skenario, dan terjemahan.
Dunia kemudian mulai mengenal Auster dengan bakatnya di dunia sastra yang luar biasa. Karya-karyanya antara lain serial The New York Trilogy (1987) yang terdiri dari City of Glass (1985), Ghosts (1986) dan The Locked Room (1986). Trilogi ini mengeksplorasi berbagai tema filosofis melalui lensa fiksi detektif dan misteri postmodern.
Auster juga menulis skenario untuk Smoke (1995), Blue in the Face (1995), Lulu on the Bridge (1998) dan The Inner Life of Martin Frost (2007). Kemudian, dia juga mengarahkan dua film terakhir dan menyutradarai Blue in the Face bersama Wayne Wang. Kini, sang penulis produktif itu telah tiada. Selamat jalan Paul Auster.
Baca juga: Penyair Joko Pinurbo Berpulang Pada Usia 61 Tahun
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Mengutip Variety, Paul Auster meninggal pada 30 April 2024 lalu di rumahnya di New York City. Novelis produktif ini tutup usia pada usia 77 tahun akibat penyakit komplikasi kanker paru-paru.
Kepergian Paul Auster memberi duka yang dalam tidak hanya bagi keluarga yang ditinggalkan, tetapi juga industri hiburan Amerika Serikat, bahkan dunia. Karya-karya dari Paul Auster akan terus abadi dan menjadi inspirasi bagi generasi-generasi setelahnya.
“Paul Auster, novelis terkenal yang juga penulis skenario dan menyutradarai film, meninggal di rumahnya di New York City pada 30 April. Dia berusia 77 tahun. Novel-novel Auster berpusat pada pertanyaan tentang identitas, bahasa, dan makna pribadi,” tulisnya, dikutip Hypeabis.id dari Variety, Jumat (3/5/2024).
Baca juga: Profil Eleanor Coppola, Sutradara Film Dokumenter Berbakat Meninggal Dunia Usia 87 Tahun
Dalam dunia kepenulisan, Paul Auster bukanlah nama kaleng-kaleng. Menukil dari laman IMDB, Auster telah menyukai dunia sastra sejak dirinya masih kecil. Perlahan, dirinya terus bertransformasi hingga masuk ke dunia film.
Paul Auster lahir di Newark, New Jersey pada 3 Februari 1947. Ayahnya merupakan seorang tuan tanah yang punya sejumlah gedung. Bisa dibilang, Auster lahir dari keluarga kelas menengah.
Dibesarkan di pinggiran Newark di South Orange dan Maplewood, Auster banyak menghabiskan masa kecilnya dengan membaca buku. Sejak masih kanak-kanak, dia juga sudah terlihat menunjukkan rasa antusias dan minat berbeda pada menulis.
Ketika menginjak remaja, Auster bersekolah di SMA di Maplewood, sekitar dua puluh mil barat daya New York City. Pada masa ini, dirinya harus menelan pil pahit setelah orang tuanya bercerai.
Ketika sekolahnya selesai dan akan diwisuda, Auster bukannya datang dan memakai toga, dia justru pergi ke Eropa. Pria kelahiran 1947 ini mengunjungi Italia, Spanyol, dan Paris. Saat traveling ini, dirinya juga sesekali menulis novelnya sendiri.
Auster kemudian kembali ke Amerika Serikat pada saat periode pembukaan mahasiswa baru Universitas Columbia mulai berlangsung. Dia menjalani perkuliahan dengan biasa.
Paul Auster (Sumber gambar: Wikimedia Commons/Piktor08)
Pada bulan Juni 1969 Auster diberikan gelar BA dalam bahasa Inggris dan sastra komparatif. Tahun berikutnya dia menerima gelar MA dari Columbia. Setelahnya, dia mulai mengerjakan novel In the Country of Last Things dan Moon Palace, yang digarapnya cukup lama. Dia lalu menyutradarai film pertamanya pada 1995.
Sebelum periode ini, Auster juga sempat pergi ke Paris lagi pada 1971. Dia juga sempat ke Meksiko. Di negara ini dirinya mengerjakan proyek film. pada 1974, dirinya kembali ke Amerika Serikat dan terus aktif menulis puisi, esai, novel, skenario, dan terjemahan.
Dunia kemudian mulai mengenal Auster dengan bakatnya di dunia sastra yang luar biasa. Karya-karyanya antara lain serial The New York Trilogy (1987) yang terdiri dari City of Glass (1985), Ghosts (1986) dan The Locked Room (1986). Trilogi ini mengeksplorasi berbagai tema filosofis melalui lensa fiksi detektif dan misteri postmodern.
Auster juga menulis skenario untuk Smoke (1995), Blue in the Face (1995), Lulu on the Bridge (1998) dan The Inner Life of Martin Frost (2007). Kemudian, dia juga mengarahkan dua film terakhir dan menyutradarai Blue in the Face bersama Wayne Wang. Kini, sang penulis produktif itu telah tiada. Selamat jalan Paul Auster.
Baca juga: Penyair Joko Pinurbo Berpulang Pada Usia 61 Tahun
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.