Ilustrasi vaksin Covid-19. (Sumber gambar : Unsplash/Bruno)

Vaksin AstraZeneca Sebabkan Pembekuan Darah Langka, Waspada Gejalanya

02 May 2024   |   17:30 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca ternyata menimbulkan efek samping. Vaksin yang diberikan kepada jutaan orang di dunia termasuk Indonesia ini disebut-sebut menimbulkan Thrombosis with thrombocytopenia syndrome yang ditandai dengan pembekuan darah.

Efek samping ini diakui AstraZeneca dalam dokumen pengadilan ketika menghadapi gugatan class action terhadap 51 kasus di Inggris. Mengutip Times of India, perusahaan ini mengakui vaksinnya menyebabkan TTS dalam kasus yang sangat jarang. 

Trombosis dengan sindrom trombositopenia (TTS) merupakan kondisi langka yang ditandai dengan pembekuan darah (trombosis) ditambah dengan jumlah trombosit yang rendah (trombositopenia). “Ini yang akan mengakibatkan pembekuan darah serius dan bisa mengancam nyawa pada kasus-kasus tertentu,” ujar Epidemiolog Dicky Budiman kepada Hypeabis.id, Kamis (2/5/2024). 

Baca Juga: Mendorong Edukasi Kesehatan Preventif Melalui Layanan Vaksinasi

Kondisi ini terjadi karena melibatkan reaksi kekebalan tubuh terhadap vaksin. Dicky menerangkan tubuh penerima vaksin AstraZeneca menghasilkan antibodi yang menyerang trombosit yang kemudian memicu pembekuan darah tidak biasa. 

TTS terbilang langka. Dicky menyebut hanya 8,1 kasus per 1 juta penerima dosis pertama vaksin AstraZeneca. Setelah dosis kedua, risikonya menurun menjadi 2,3 kasus per 1 juta penerima vaksin. Menurutnya, dibandingkan dosis pertama pada dosis kedua, risikonya sebanding dengan mereka yang tidak divaksin. “Artinya semakin menurun bahkan kalau sudah melewati 6 bulan atau 1 tahun, sudah sangat menurun risikonya. Jadi jangan khawatir,” imbaunya.

Meskipun langka, Dicky menyarankan tetap harus ada edukasi atau literasi terkait gejala TTS kepada penerima vaksin AstraZeneca. Adapun gejala kondisi ini meliputi sakit perut yang parah, sakit kepala yang tidak biasa, penglihatan kabur, bengkak pada kaki, hingga sesak napas. 

Jika ditemukan gejala tersebut setelah pemberian vaksin AstraZeneca, disarankan untuk segera mencari pertolongan dokter. Perusahaan pemberi vaksin dan pemerintah pun harus terus melakukan pemantauan dan evaluasi untuk mengurangi risiko TTS jangka panjang.

Adapun diagnosis TTS dilakukan melalui tes darah untuk menilai kadar trombosit dan pencitraan untuk mendeteksi pembekuan darah. Perawatannya melibatkan multidisiplin termasuk rawat inap, terapi anti koagulasi untuk mencegah pembekuan darah lebih lanjut, dan perawatan suportif. 

Imunoglobin intravena (IVIG) dan pertukaran plasma juga dapat digunakan untuk menstabilkan kadar trombosit dan mengelola reaksi yang dimediasi kekebalan. Pemantauan pasien wajib dilakukan dengan cermat karena TTS berpotensi komplikasi, termasuk kerusakan organ dan kematian.  

Sementara itu, Dicky menilai seiring waktu pemahaman terhadap TTS lebih baik dan bisa membantu penanganan gejala secara cepat. Manajemen deteksi dini pun bisa jauh lebih efektif. 

Dicky menambahkan meskipun terdapat kasus TTS, manfaat vaksin AstraZeneca dalam mencegah Covid-19 masih jauh lebih besar dariada risikonya. Oleh karena itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) serta Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (CDC) tetap merekomendasikan pemberian vaksinasi AstraZeneca karena manfaatnya signifikan.

Baca Juga: Pentingnya Vaksinasi HPV, Langkah Preventif Pencegahan Penyakit Reproduksi

Editor: M. Taufikul Basari

SEBELUMNYA

Berlaga Malam Ini, Cek Prediksi Susunan Pemain Indonesia vs Irak di Piala Asia 2024

BERIKUTNYA

Ketahui 7 Manfaat Menggunakan Face Cream Untuk Wajah

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: