Peluang Bisnis Meluncur Berkat Permainan Papan Jari
22 April 2024 |
17:26 WIB
1
Like
Like
Like
Berkembangnya permainan fingerboard yang diadopsi dari olahraga skateboard, membuka peluang usaha bagi para pembuat alat dan aksesorinya. Fingerboard dioperasikan layaknya bermain skateboard. Jika skateboard mengandalkan keahlian kaki, fingerboard lebih pada kelincahan jari tangan memainkan papan luncur mini.
Seperti halnya Wahyu Nurmansyah, pemilik dari Rainwood Fingerboard. Wahyu mengawali perjalanannya di bisnis miniatur skateboard sejak 15 tahun silam. Bermodalkan potongan pipa paralon yang dipanaskan, pria yang memang hobi dengan kerajinan tangan tersebut lantas mencoba peruntungan dengan menjual hasil kerajinannya.
Baca juga: Menggali Potensi Cuan Bisnis Sarung Motif Kekinian
“Dari situ saya mulai tertantang dan siap untuk mencoba peruntungan dengan bisnis ini. Saat itu saya berpikir, sepertinya ini jika diseriuskan akan menjadi sebuah peluang usaha yang menguntungkan,” ucap Wahyu.
Rainwood Fingerboard pun akhirnya berdiri sekitar tahun 2009, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan penjualan mainan papan jari. Selain fingerboard, Wahyu juga turut memproduksi beberapa peralatan pendukung lainnya, seperti deck, truck, wheels dan obstacle atau meja miniatur skatepark.
Adapun, bahan dasar pembuatan fingerboard milik Wahyu menggunakan kayu dengan kualitas tinggi. Untuk tahapan produksinya sendiri, dimulai dari pemotongan kayu yang dilanjutkan dengan pengeleman lembar kayu.
Setelah itu, kayu tersebut dibentuk sesuai dengan desainnya dan diakhiri dengan pemasangan gambar. “Untuk menjaga kualitas fingerboard tersebut, kami selalu memerhatikan setiap aspek pada tahapan produksinya dan memenuhi kebutuhan para riders (pemain fingerboard) sebagai konsumen,” jelasnya.
Wahyu menuturkan, fingerboard merupakan sesuatu yang sangat unik, bahkan bisa dikatakan bukan sekadar mainan atau pajangan semata. Menurutnya, dalam bermain miniatur skateboard membutuhkan latihan yang panjang, supaya keahlian para pemain papan jari itu dapat berkembang.
Harga dari fingerboard-nya berkisar Rp185.000 dengan spesifikasi standar. Selain itu, Rainwood Fingerboard juga turut memproduksi mainan papan jari yang sesuai dengan kebutuhan pemain, atau yang biasa disebut dengan prorider setup yang berkisar di harga Rp500.000– Rp700.000.
Tidak hanya di dalam negeri, karyanya pun sudah mendunia. Dari tangan terampilnya, Wahyu mampu menjual miniatur skateboard buatannya hingga ke beberapa negara seperti, Singapura, Hong Kong hingga Amerika. Pada 2011, Wahyu mampu menjual fingerboard berkisar 250 set ke berbagai negara.
Hingga saat ini, Wahyu bersama Rainwood Fingerboard mampu meraup omzet yang cukup fantastis. Dalam sebulan, pria asal Kota Bogor tersebut mampu meraup omzet berkisar Rp30 juta, berkat menjadi produsen mainan papan jari.
Di tempat lain ada Firman Syafaat, owner dari Infected Fingerstake yang mulai menggeluti bisnis miniatur skateboard sejak 2012. Pada awalnya, pria yang berusia 39 tahun tersebut memang hobi bermain skateboard. Menurutnya, fingerboard dapat menjadi alternatif bagi pemain skate, karena memiliki kesamaan dalam trik bermainnya.
Firman menjelaskan, awal mula kemunculan tren fingerboard di Indonesia dibawa oleh skater asal Senayan, Hendra dan Angga. Sekitar tahun 1990-an, fingerboard hanya dijadikan sebagai selingan para skater. Hingga pada akhirnya, minat terhadap mainan papan jari tersebut mulai meningkat setiap tahunnya dan tetap eksis hingga detik ini.
Dalam mempromosikan dan menjajakan fingerboard buatannya, Firman kerap memanfaatkan berbagai sarana platform media sosial dan marketplace. Selain itu, pria tersebut juga aktif dalam mengikuti berbagai komunitas fingerboard di Indonesia.
“Saya bersama Infected Fingerstake juga selalu memperkenalkan mainan papan jari ini ke masyarakat, tentunya agar mereka familiar dengan permainan ketangkasan seperti fingerboard,” ucap Firman.
Dalam menjaga kualitas fingerboard buatannya, Firman selalu mengedepankan pemilihan bahan baku dan memakai berbagai alat yang tentunya sesuai dengan ketentuan. Menurutnya, dengan menjaga kualitas produknya itu, Firman dapat melahirkan produk fingerboard yang siap bersaing dengan berbagai produk dari luar negeri.
Baca juga: Menjaring Cuan Bisnis Custom Casing HP, Digemari Generasi Muda untuk Tampil Beda
Hingga saat ini, Firman mampu menjual produk mainan papan jarinya berkisar 10-20 set dengan berbagai spesifikasi. Harga yang ditawarkan Infected Fingerstake cukup beragam, mulai dari Rp200.000–Rp500.000. Dalam sebulan, Firman mampu mendatangkan omzet berkisar Rp5 juta–Rp10 juta.
Editor: Fajar Sidik
Seperti halnya Wahyu Nurmansyah, pemilik dari Rainwood Fingerboard. Wahyu mengawali perjalanannya di bisnis miniatur skateboard sejak 15 tahun silam. Bermodalkan potongan pipa paralon yang dipanaskan, pria yang memang hobi dengan kerajinan tangan tersebut lantas mencoba peruntungan dengan menjual hasil kerajinannya.
Baca juga: Menggali Potensi Cuan Bisnis Sarung Motif Kekinian
“Dari situ saya mulai tertantang dan siap untuk mencoba peruntungan dengan bisnis ini. Saat itu saya berpikir, sepertinya ini jika diseriuskan akan menjadi sebuah peluang usaha yang menguntungkan,” ucap Wahyu.
Rainwood Fingerboard pun akhirnya berdiri sekitar tahun 2009, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan penjualan mainan papan jari. Selain fingerboard, Wahyu juga turut memproduksi beberapa peralatan pendukung lainnya, seperti deck, truck, wheels dan obstacle atau meja miniatur skatepark.
Adapun, bahan dasar pembuatan fingerboard milik Wahyu menggunakan kayu dengan kualitas tinggi. Untuk tahapan produksinya sendiri, dimulai dari pemotongan kayu yang dilanjutkan dengan pengeleman lembar kayu.
Setelah itu, kayu tersebut dibentuk sesuai dengan desainnya dan diakhiri dengan pemasangan gambar. “Untuk menjaga kualitas fingerboard tersebut, kami selalu memerhatikan setiap aspek pada tahapan produksinya dan memenuhi kebutuhan para riders (pemain fingerboard) sebagai konsumen,” jelasnya.
Wahyu menuturkan, fingerboard merupakan sesuatu yang sangat unik, bahkan bisa dikatakan bukan sekadar mainan atau pajangan semata. Menurutnya, dalam bermain miniatur skateboard membutuhkan latihan yang panjang, supaya keahlian para pemain papan jari itu dapat berkembang.
Harga dari fingerboard-nya berkisar Rp185.000 dengan spesifikasi standar. Selain itu, Rainwood Fingerboard juga turut memproduksi mainan papan jari yang sesuai dengan kebutuhan pemain, atau yang biasa disebut dengan prorider setup yang berkisar di harga Rp500.000– Rp700.000.
Tidak hanya di dalam negeri, karyanya pun sudah mendunia. Dari tangan terampilnya, Wahyu mampu menjual miniatur skateboard buatannya hingga ke beberapa negara seperti, Singapura, Hong Kong hingga Amerika. Pada 2011, Wahyu mampu menjual fingerboard berkisar 250 set ke berbagai negara.
Hingga saat ini, Wahyu bersama Rainwood Fingerboard mampu meraup omzet yang cukup fantastis. Dalam sebulan, pria asal Kota Bogor tersebut mampu meraup omzet berkisar Rp30 juta, berkat menjadi produsen mainan papan jari.
Di tempat lain ada Firman Syafaat, owner dari Infected Fingerstake yang mulai menggeluti bisnis miniatur skateboard sejak 2012. Pada awalnya, pria yang berusia 39 tahun tersebut memang hobi bermain skateboard. Menurutnya, fingerboard dapat menjadi alternatif bagi pemain skate, karena memiliki kesamaan dalam trik bermainnya.
Firman menjelaskan, awal mula kemunculan tren fingerboard di Indonesia dibawa oleh skater asal Senayan, Hendra dan Angga. Sekitar tahun 1990-an, fingerboard hanya dijadikan sebagai selingan para skater. Hingga pada akhirnya, minat terhadap mainan papan jari tersebut mulai meningkat setiap tahunnya dan tetap eksis hingga detik ini.
Dalam mempromosikan dan menjajakan fingerboard buatannya, Firman kerap memanfaatkan berbagai sarana platform media sosial dan marketplace. Selain itu, pria tersebut juga aktif dalam mengikuti berbagai komunitas fingerboard di Indonesia.
“Saya bersama Infected Fingerstake juga selalu memperkenalkan mainan papan jari ini ke masyarakat, tentunya agar mereka familiar dengan permainan ketangkasan seperti fingerboard,” ucap Firman.
Dalam menjaga kualitas fingerboard buatannya, Firman selalu mengedepankan pemilihan bahan baku dan memakai berbagai alat yang tentunya sesuai dengan ketentuan. Menurutnya, dengan menjaga kualitas produknya itu, Firman dapat melahirkan produk fingerboard yang siap bersaing dengan berbagai produk dari luar negeri.
Baca juga: Menjaring Cuan Bisnis Custom Casing HP, Digemari Generasi Muda untuk Tampil Beda
Hingga saat ini, Firman mampu menjual produk mainan papan jarinya berkisar 10-20 set dengan berbagai spesifikasi. Harga yang ditawarkan Infected Fingerstake cukup beragam, mulai dari Rp200.000–Rp500.000. Dalam sebulan, Firman mampu mendatangkan omzet berkisar Rp5 juta–Rp10 juta.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.