Potret sarung kekinian (Sumber gambar: Instagram/@sobatgurunclothes)

Menggali Potensi Cuan Bisnis Sarung Motif Kekinian

15 April 2024   |   19:00 WIB
Image
Andika Prasetyo Mahasiswa IISIP Jakarta

Like
Bagi sebagian masyarakat Indonesia, kain sarung jamak digunakan sebagai pelengkap untuk beribadah. Meskipun demikian, sarung tidak hanya mengacu pada satu identitas agama tertentu, tapi dimiliki oleh semua kalangan. Sifatnya yang plural, menjadikan sarung dapat dikenakan oleh siapa saja, baik pria maupun wanita.

Sarung pun berkembang di seluruh pelosok negeri dengan beragam motif dan warna yang melambangkan daerah masing-masing. Namun, belakangan ini muncul beragam kain sarung dengan motif kekinian. Motifnya yang khas, membuat sarung modern itu menjadi tren fesyen yang menarik, khususnya di kalangan anak muda. 

Baca juga: Daftar Sarung Termahal di Indonesia, Bisa Jadi Inspirasi Untuk Salat Idulfitri

Salah satu pencetus kain sarung kekinian di Indonesia adalah Sobat Gurun. Iman Pras, Chief Operating Officer (COO) dari produk fesyen tersebut mengatakan, awal mula tercetusnya ide untuk membuat produk sarung kekinian bersumber dari sang owner, Tretan Muslim.

“Di kampung halamannya yaitu di Madura, budaya bersarung sudah seperti pakaian sehari-hari dan digunakan kemana saja. Maka dari itu, pada 2020, tercetuslah ide untuk membuat produk sarung dengan motif yang terkesan kekinian,” ucap Iman.

Sobat Gurun mempunyai visi untuk memperluas jangkauan bersarung sebagai budaya asli Indonesia, yang dapat digunakan dan menjadi tren fesyen di kalangan anak muda. Meskipun sarung identik dengan pakaian pelengkap suatu ibadah, tidak menutup kemungkinan kalau produk pakaian tersebut dapat berkembang.

Berbicara mengenai tren sarung kekinian, Sobat Gurun dapat dikatakan menjadi salah satu pionir pergerakan dari produk sarung yang memiliki desain kreatif, progresif, dan otentik. Menurut Iman, produk yang sudah menjadi warisan budaya Indonesia tersebut memang punya nilai konvensional yang tinggi.

“Jika kemudian pemakaian sarung kekinian itu menjadi tren di masyarakat, kami turut gembira, karena hal tersebut membuktikan kalau sarung sebagai budaya Indonesia dapat ditingkatkan dari image konvensional,” kata Iman.

Hingga saat ini, Sobat Gurun telah menghadirkan beragam produk sarung dengan berbagai desain yang menarik. Salah satunya yaitu Artikel SpaceX. Artikel tersebut memiliki konsep desain tentang objek yang terdapat di luar angkasa seperti, bulan, bintang, berbagai planet, hingga astronot.
 

Tidak hanya SpaceX, Sobat Gurun juga memiliki berbagai desain menarik lainnya seperti, Cyberpunk, Sarungrai, Anime, Garuda, dan lain sebagainya. Selain itu, produk fesyen sarung kekinian tersebut juga kerap berkolaborasi dengan berbagai perusahaan ternama di Indonesia seperti, Sobgur x Indihome, Sobgur x Persada Indonesia, Sobgur x Promaag, dan Sobgur x Gundala.

Untuk harga dari setiap produk sarung yang ditawarkan, berkisar di angka Rp250.000-Rp330.000. Sarung memang menjadi menu utama di Sobat Gurun. Akan tetapi, jenama fesyen itu juga turut merilis produk-produk lainnya seperti, sandal, songkok tinggi khas Madura, dan berbagai model atasan pria.

Sebagai upaya mempromosikan koleksi produk sarung tersebut, Sobat Gurun memanfaatkan berbagai sarana platform media sosial dan marketplace. Selain itu, produk sarung yang diinisiasi oleh Tretan Muslim tersebut juga kerap berpartisipasi dalam berbagai event fesyen di Tanah Air.

Lebih lanjut, Iman menjelaskan, tantangan yang kerap Sobat Gurun hadapi dalam menjalankan bisnis tersebut adalah kian masifnya pembajakan dari produk yang mereka buat. Menurutnya, masih banyak produsen nakal yang kerap menjual produk serupa dengan desain yang mirip.

“Hal tersebut justru memotivasi kami, artinya, keotentikan desain dari produk kami sedemikian kuat sehingga ada pihak yang meniru. Maka dari itu, kami akan terus berkarya selangkah lebih maju dari pihak-pihak tersebut dalam kompetisi kreativitas,” jelasnya.

Selain sarung dengan motif kekinian, ada pula sarung dengan motif batik. Batik memang sudah menjadi warisan budaya Indonesia yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya takbenda pada 2009. Alhasil, penjualan sarung batik pun semakin meningkat seiring berkembangnya motif dan ragam dari batik itu sendiri.

Salah satu produsen sarung dengan motif batik yaitu Budi Wicaksono. Pria asal kota Kudus tersebut, mengawali perjalanan usahanya sejak 2019. Pada awalnya, Budi melihat begitu maraknya produk sarung dengan motif batik dari berbagai kota di Indonesia yang masuk ke kota kelahirannya.

“Dikarenakan begitu maraknya sarung batik dari luar kota yang masuk ke Kudus, lantas saya mencoba untuk membuat produk serupa, akan tetapi dengan nuansa khas kota Kudus,” ucapnya. 
 

Berbicara mengenai perkembangan tren sarung dengan motif batik, Budi menjelaskan, minat masyarakat terhadap sarung batik saat ini mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Hal tersebut membuat sarung dengan motif batik menjadi motif yang paling banyak diminati akhir-akhir ini.

Hingga saat ini, owner dari batik Al-Hazmi tersebut mampu memproduksi lebih dari 130 seri sarung batik. Di setiap serinya, sarung batik yang diproduksi oleh Budi memiliki beragam corak dan motif yang menarik seperti, motif Kapal Kandas, motif Cakra Buana, motif Kedungpaso dan lain sebagainya.

Dalam proses pembuatannya, sarung batik Al-Hazmi masih menggunakan teknik hand printing tradisional dengan tenaga warga lokal yang sudah terlatih. Selain itu, bahan yang digunakan oleh produk tersebut juga berasal dari kain katun orisinil tanpa adanya bahan campuran lainnya.

Untuk harga dari setiap produk sarung yang ditawarkan oleh Budi berkisar di angka Rp125.000-Rp200.000. Dalam sebulan, pria asal Kota Kretek tersebut mampu menjual produk sarung motif batiknya mencapai 200-300 pcs, dengan penghasilan berkisar Rp20-Rp30 juta dalam sebulannya.

“Harapan ke depannya, semoga sarung dengan motif batik bisa menjadi corak atau motif yang diminati oleh berbagai lapisan masyarakat, serta dapat mengembalikan budaya pemakaian sarung batik di setiap kalangan,” katanya. 

Baca juga: Hari Sarung Nasional: Sejarah, Simbol Perjuangan & Filosofinya di Indonesia

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Kehabisan Tiket Kembali ke Jakarta? KAI Sediakan Kereta Tambahan dari Yogyakarta

BERIKUTNYA

Cek Jadwal Contraflow, Oneway & Ganjil-Genap pada Arus Balik 15 April 2024

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: