Ilustrasi pasien leukemia. (Sumber gambar : Freepik)

Sekilas Mirip, Cek Perbedaan Penyakit Anemia Aplastik & Leukemia

20 April 2024   |   15:44 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Penyakit anemia aplastik dan leukemia beberapa waktu terakhir menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen. Ini tidak lepas dari mangkatnya komika Babe Cabita yang sebelum meninggal sempat bercerita bahwa dia mengidap penyakit anemia aplastik.

Menurut beberapa penelitian, anemia aplastik dan leukemia merupakan kondisi yang sama-sama mempengaruhi darah dan sumsum tulang, tetapi penyebab dan gejalanya berbeda. Anemia aplastik merupakan salah satu penyakit langka, tapi leukemia cukup banyak diderita masyarakat.

Baca juga: Sempat Ungkap Penyakit Langka Anemia Aplastik, Komika Babe Cabita Dikabarkan Meninggal Dunia

Secara umum, anemia aplastik merupakan penyakit yang disebabkan adanya kegagalan sumsum tulang yang mengakibatkan sintesis sel darah tidak mencukupi. Sedangkan, leukemia merupakan penyakit darah dan sumsum tulang yang menyebabkan proliferasi sel darah putih yang menyimpang di tubuh.

Lantas, apa perbedaan antara dua penyakit yang hampir mirip satu sama lain ini? Dihimpun dari berbagai sumber resmi, berikut ulasannya.

1. Perbedaan Gejala

Anemia Aplastik
Mengutip laman Mayo Clinic, anemia aplastik merupakan penyakit yang membuat kondisi pengidapnya mudah lelah dan lebih rentan terhadap infeksi serta pendarahan yang tidak terkontrol. Penyakit ini bisa terjadi secara tiba-tiba, atau bisa juga terjadi secara perlahan dan memburuk seiring berjalannya waktu.

Anemia Aplastik juga dapat mempengaruhi fungsi setiap jenis darah. Yaitu leukosit yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh, trombosit untuk pembekuan darah, dan eritrosit untuk penyaluran oksigen ke seluruh tubuh. Ihwal inilah yang menyebabkan gejala penyakit anemia aplastik bervariasi.

Namun, gejala umum dari penyakit ini biasanya berupa sakit kepala, kelelahan sesak napas, pusing, dan dada terasa nyeri. Ada pula yang yang mengalami detak jantung tidak teratur, demam, sering infeksi saat sel darah putih rendah. Sedangkan ketika saat jumlah trombosit rendah pengidap juga akan sering mimisan.

Leukemia
Dalam catatan Hypeabis.id, leukemia merupakan penyakit yang terjadi ketika tubuh terlalu banyak memproduksi sel darah putih atau leukosit yang abnormal. Tipe kanker ini biasanya menyerang sumsum tulang belakang yang menjadi tempat produksi sel darah, seperti sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. 

Setidaknya terdapat dua jenis leukemia berdasarkan tingkat keparahannya. Pertama, leukemia akut yang perjalanan penyakitnya sangat cepat, memburuk, dan mematikan. Kedua, leukemia kronik, yang ditandai dengan perjalanan penyakit yang tidak cepat sehingga  pengidap memiliki harapan hidup yang lebih lama.  

Adapun, gejala umum yang kerap timbul dari leukemia adalah memar dan pendarahan, akibat rendahnya kadar trombosit. Sering pula terjadi infeksi yang disebabkan oleh rendahnya tingkat sel darah putih untuk melawan penyakit. Gejala lain juga meliputi demam, penurunan berat badan yang tidak disengaja, dan kelelahan akut.

2. Perbedaan Penyebab

Anemia Aplastik
Penyebab Anemia Aplastik umumnya adalah gangguan imun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel induk di sumsum tulang belakang. Penyakit ini bisa terjadi secara tiba-tiba, atau bisa juga terjadi secara perlahan dan memburuk seiring berjalannya waktu, baik ringan atau berat serta dapat menyerang semua kalangan usia.

Selain itu, beberapa faktor lainnya juga turut berpengaruh terhadap penyakit ini. Yaitu paparan bahan kimia beracun seperti pestisida, insektisida, dan benzena. Ada juga penggunaan obat tertentu seperti yang biasa digunakan untuk rheumatoid arthritis dan beberapa jenis antibiotik

Penyebab lain dari anemia aplastik juga  adanya riwayat penyakit menular seperti hepatitis, HIV, virus Epstein-Barr, CMV, atau parvovirus B19. Efek samping dari terapi radiasi dan kemoterapi pada pasien kanker juga menjadi salah satunya.

Leukemia
Penyebab leukemia berkembang ketika DNA dalam sel darah yang disebut leukosit bermutasi atau berubah, sehingga melumpuhkan kemampuannya untuk mengendalikan pertumbuhan dan pembelahan. Alhasil, jumlah sel darah merah menurun sehingga pasien bisa mengalami anemia. 

Selain itu, karena sel darah putih tidak berperan sebagai antibodi, tubuh pengidap akan mudah terkena infeksi. Adapun, paling sering pasien biasanya akan mengalami infeksi paru yang berat atau infeksi saluran cerna. Pasien juga kerap terinfeksi virus, termasuk virus Covid-19.

Namun, dari dampaknya yang bisa sangat progresif merusak tubuh, ternyata penyebab leukemia juga bisa multi faktorial. Oleh karena itu, penyakit ini butuh waktu serta jumlah tertentu untuk dapat menyebabkan kelainan atau perubahan sifat pada sumsum tulang. 

3. Cara Mengobati

Anemia Aplastik
Pengobatan anemia aplastik akan dilakukan oleh dokter tergantung dari tingkat keparahannya. Tindakan yang umumnya akan dilakukan untuk menangani anemia aplastik adalah dengan membuat rencana perawatan berdasarkan usia, kesehatan secara keseluruhan, dan riwayat kesehatan dari pasien.

Selain itu, dokter biasanya juga melakukan beberapa tindakan meliputi terapi antibiotik dan antivirus. Ada pula pemberian obat imunosupresan, seperti ciclosporin dan kortikosteroid, untuk mencegah terjadinya kerusakan sumsum tulang karena penyakit autoimun.

Leukemia
Secara umum, pengobatan leukemia dilakukan berdasarkan rencana perawatan khusus berdasarkan kondisi kesehatan dari pasien. Adapun, beberapa pertimbangan yang dilakukan untuk pengobatan meliputi diagnosa jenis leukemia yang dimiliki, usia, kelainan kromosom, dan masalah medis yang dialami pasien.

Beberapa pilihan pengobatan leukemia meliputi kemoterapi, induksi, konsolidasi, hingga transplantasi.  Namun, yang paling sering digunakan adalah  terapi radiasi untuk menargetkan area tubuh di mana sel-sel leukemia telah terbentuk.Total semua pengobatan sampai selesai sekitar 2 tahun. 

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Hypereport: Perjalanan Record Store Day Indonesia, Pesta Rilisan Fisik Album Musik Paling Dinanti Kolektor

BERIKUTNYA

Hypereport: 10 Sosok 'Kartini' Indonesia Paling Berpengaruh di Dunia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: