Profil Rieta Bassist The Gazette, Band Visual Kei Kenamaan Asal Jepang
16 April 2024 |
18:21 WIB
Reita, bassist band rock Jepang The Gazette, meninggal dunia pada Senin (15/4/2024). Kabar tersebut diumumkan oleh The Gazette melalui situs resmi mereka pada hari ini, Selasa (16/4/2024). Tidak diketahui secara pasti penyebab kematian Reita. Sang bassist berpulang pada usia ke-42 tahun.
"Ini adalah kabar paling menyedihkan yang harus kami informasikan bahwa bassist The Gazette, Reita, meninggal dunia pada tanggal 15 April 2024," demikian tulis The Gazette dalam keterangan resminya yang dibagikan ke publik.
Band yang terbentuk pada 2002 itu juga mengumumkan bahwa upacara kematian Reita hanya akan digelar dengan keluarga dan kerabat dekat sang bassis. Hal itu demi menjaga privasi mendiang Reita dan orang-orang terdekatnya.
Baca juga: Profil Billy Joel yang Mencetak Puncak Kariernya di Industri Musik Dunia
Baca juga: Profil Billy Joel yang Mencetak Puncak Kariernya di Industri Musik Dunia
Masih dalam pernyataan yang sama, The Gazette juga menyampaikan rasa duka dan kesedihan mendalam mereka atas kepergian Reita. Bagi mereka, kecintaan Reita yang besar terhadap grup musik tersebut tidak akan pernah berubah dan akan terus bersinar lebih cemerlang lagi pada masa depan.
"Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh fans yang mendukung dan mencintainya serta seluruh partner yang mendukung dan menjaga Reita dalam kariernya sebagai bassist The Gazette," tulis band tersebut.
Kepergian Reita bukan hanya menyisakan duka bagi band The Gazette melainkan dirasakan juga oleh para penggemar setia mereka. Di media sosial X, banyak penggemar yang menuliskan ungkapan duka mereka atas kepergian sang pemain bas tersebut. Tak sedikit dari mereka yang mengaku terinspirasi menjadi bassist berkat penampilan Reita di The Gazette.
Di sisi lain, banyak juga dari mereka yang bertanya-tanya penyebab kematian Reita. Pasalnya, satu hari sebelum kabar duka tersebut, Reita diketahui masih aktif menuliskan cuitan di akun X pribadinya. "Saya berharap Gazette bertahan selamanya," cuit Reita pada 15 April 2024.
Reita The Gazette. (Sumber gambar: Reita The Gazette/X)
Reita adalah musisi kelahiran 27 Mei 1981. Dia merupakan bassist sekaligus pendiri grup band visual kei The Gazette bersama dua personel lainnya yakni Ruki (vokal) dan Uruha (gitar utama). Ketiganya pernah tergabung dalam gruo visual kei lain sebelumnya, tapi memutuskan bahwa The Gazette menjadi grup terakhir mereka.
Sebagai anggota band, Reita dikenal karena tampilannya yang nyentrik sekaligus misterius. Dia kerap menggunakan penutup wajah, serta sejumlah aksesori lain mulai dari bandana, pita hidung, hingga masker kulit yang mencolok. Tampilan ikonik ini telah menginspirasi banyak orang yang melakukan cosplay dalam komunitas Japan Rock (J-Rock).
Reita membentuk grup band The Gazette bersama Ruki dan Uruha di Kanagawa pada awal 2002. Untuk melengkapi formasi, mereka akhirnya merekrut Aoi (gitar ritme) dan Yune (drum) dari band visual Artia yang dibubarkan. Mereka pun secara resmi tergabung menjadi The Gazette pada Januari 2002, dan debut dengan merilis single "Wakaremichi" pada April 2002.
Namun, setahun kemudian, Yune keluar dari band dan digantikan oleh Kai dari band visual Mareydi†Creia yang mengajukan diri menjadi pemimpin band. Tak lama setelah ini, The Gazette menandatangani kontrak dengan label PS Company dilanjutkan merilis album mini perdana, Cockayne Soup, pada Mei 2003.
Sepanjang kariernya, The Gazette telah merilis sejumlah album dengan lagu-lagu hit di antaranya Mass (2021), Ninth (2018), Dogma (2015), Beautiful Deformity (2013), Division (2012), dan Toxic (2011).
The Gazette. (Sumber gambar: The Gazette/X)
Band Visual Kei
The Gazette merupakan salah satu band visual kei Jepang kenamaan. Visual kei atau disingkat v-kei adalah musisi Jepang yang memiliki ciri khas berpenampilan menggunakan kostum panggung mewah dan nyentrik. Fenomena musisi unik ini disebut berlangsung sejak 1980.
Musisi-musisi visual kei biasanya tidak terlalu berfokus untuk menampilkan kualitas vokal yang mumpuni, melainkan lebih menekankan diri untuk menciptakan tampilan yang unik, serta keindahan gaya sebuah band melalui ekspresi visual dalam bentuk riasan dan mode. Meskipun band visual kei bisa bergenre musik apa pun, umumnya diasosiasikan dengan glam rock, punk rock, dan heavy metal.
Band-band visual kei juga disebut simbol kebebasan berekspresi dan fesyen eksperimental. Musisi visual kei sering kali memiliki tampilan rambut yang rumit dan diwarnai, kostum mewah yang acapkali terbuat dari kulit PVC atau renda, atau berdasarkan pakaian tradisional Jepang dengan perhiasan berlebihan.
Tak sedikit juga musisi visual kei yang memanfaatkan estetika androgini dalam mengekspresikan fesyen merek, dengan beberapa musisi pria bahkan melakukan crossdress dengan cara yang mirip dengan pemain Onnagata tradisional Jepang.
Visual kei dipelopori oleh grup-grup band seperti X Japan, Dead End, Buck-Tick, D'erlanger, dan Color pada era 1980-an. Tren ini semakin terkenal pada 1990-an melalui kesuksesan grup-grup seperti Luna Sea, Glay, L'Arc-en-Ciel, dan Malice Mizer, dan berlanjut hingga 2000-an dengan Gackt dan band-band musik yang lebih luas seperti Dir En Gray, The Gazette, Alice Nine, Girugamesh, dan Versailles.
Periode yang terakhir tersebut dianggap oleh beberapa kritikus disebut sebagai "neo-visual kei". Pada masa itu, banyak artis yang justru meminimalisir penampilan nyentrik mereka setelah mencapai kesuksesan mainstream, sehingga menimbulkan pertanyaan apakah mereka masih dianggap sebagai visual kei.
Baca juga: Obituari Park Bo Ram, Ratu Soundtrack Drakor Bersuara Lembut
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Baca juga: Obituari Park Bo Ram, Ratu Soundtrack Drakor Bersuara Lembut
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.