Brand Fesyen Buka Gerai di Mal, Bikin Untung atau Buntung?
07 April 2024 |
10:06 WIB
Momen Ramadan dan Lebaran menjadi berkah bagi para pelaku usaha untuk memanen keuntungan, termasuk para pelaku usaha atau pemilik brand lokal. Bila sebelumnya mereka lebih fokus berjualan secara online atau memiliki toko sendiri, kini mulai banyak yang melakukan ekspansi dan membuka gerai di mal atau pusat perbelanjaan.
Terlebih masyarakat juga makin banyak yang berbelanja secara langsung ke pusat perbelanjaan, berbeda dengan masa pandemi yang ketika itu sebagian besar memilih untuk berbelanja melalui e-commerce. Kondisi ini jelas memberikan berkah bagi para tenant di pusat perbelanjaan, termasuk para pemilik brand lokal.
Hal ini diamini oleh Linda Anggrea, Pemilik Buttonscarves yang kini memiliki 45 toko yang tersebar di sejumlah pusat perbelanjaan di Indonesia. Menurutnya, Buttonscarves sebetulnya sudah mulai masuk ke pusat perbelanjaan sejak Desember 2018, sebagai bagian dari strategi untuk memperluas jangkauan pasar dan memberikan pengalaman belanja langsung kepada pelanggan.
“Keputusan ini didorong oleh permintaan pasar yang meningkat serta keinginan untuk meningkatkan visibilitas brand di tengah-tengah konsumen,” tuturnya.
Baca juga: Live Streaming Jadi Senjata Ampuh Brand Lokal dan UMKM Tingkatkan Cuan
Bahkan saat ini persentase penjualan di pusat perbelanjaan menyumbang sekitar 65 persen dari total penjualan secara keseluruhan baik melalui online maupun gerai offline lainnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa kehadiran gerai fisik di pusat perbelanjaan mampu menarik dan memuaskan kebutuhan para pelanggan.
Sementara itu, pada momen Ramadan dan menjelang Idulfitri, pihaknya mencatat peningkatan penjualan yang signifikan dengan rata-rata peningkatan mencapai 2 kali lipat atau 100 persen dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.
“Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, tren ini menunjukkan pertumbuhan yang konsisten, menunjukkan peningkatan kepercayaan dan minat konsumen terhadap produk-produk kami,” ucapnya.
Adapun, kategori produk yang paling diminati oleh konsumen di mal biasanya adalah scarf, aksesori, dan tas dengan range harga Rp275.000-Rp3 juta. Tren ini menurutnya cukup konsisten, baik melalui penjualan secara online maupun offline, menunjukkan bahwa preferensi konsumen relatif stabil across channels.
Meski saat ini penjualan di pusat perbelanjaan terbilang cukup tinggi, tetapi Linda mengakui adanya berbagai tantangan dan kendala yang kerap dihadapi saat melakukan ekspansi ke mal. Antara lain kompetisi yang tinggi dengan brand lain, serta biaya sewa yang relatif mahal. Selain itu, mempertahankan identitas dan nilai-nilai brand lokal di tengah dominasi brand internasional juga menjadi tantangan tersendiri.
Untuk itulah pihaknya terus melakukan berbagai strategi dan inovasi untuk meningkatkan penjualan, misalnya dengan menerapkan desain produk yang unik dan tren terkini, terus meningkatkan kualitas produk, serta menyelenggarakan event dan promosi khusus di pusat perbelanjaan.
“Kami juga aktif menggunakan media sosial dan kolaborasi dengan influencer untuk meningkatkan awareness dan daya tarik produk,” ucapnya.
Pihaknya juga turut serta dalam program midnight sale yang diselenggarakan di pusat perbelanjaan. Hal tersebut, menurutnya, telah menjadi salah satu strategi mendongkrak penjualan. Setidaknya selama 2 hingga 3 jam masa midnight sale, mampu meningkatkan penjualan sekitar 20 persen hingga 30 persen dibandingkan hari-hari biasa.
“Kami bisa mencapai peningkatan penjualan selama event tersebut. Ini membuktikan efektivitas program tersebut dalam meningkatkan penjualan dan menarik minat konsumen,” jelasnya.
Selain Buttonscarves, brand lokal lainnya yang ekspansi ke pusat perbelanjaan adalah Kami. yang pertama kali melebarkan sayap dengan membuka store di Pondok Indah Mall 3 pada 2020 lalu. CEO Kami Istafiana Candarini mengatakan alasan utama mereka membuka store di mall adalah perwujudan dari pasar Kami yang berkualitas premium.
"Dengan store di pusat perbelanjaan, konsumen bisa datang, mencoba, dan membuktikan kualitas produk-produk Kami yang tidak hanya dalam bentuk motif yang kompleks, tetapi bahan yang berkualitas tinggi," tuturnya.
Diakui olehnya saat ini offline store telah menjadi channel penjualan utama dengan persentase penjualan 75 persen sedangkan penjualan online sebesar 25 persen. Flagship store Kami terletak di mall Senayan City, Pondok Indah Mall 3, dan Grand Metropolitan Mall Bekasi.
Memasuki bulan Ramadan dan menjelang Idulfitri 2024, Isti mengakui terjadi peningkatan penjualan yang signifikan bahkan bertumbuh 20 persen dibandingkan momen Lebaran pada tahun-tahun sebelumnya.
Adapun, produk yang laris terutama yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen pada momen Idulfitri adalah scarf, top, dress, outer, kaftan, dan celana perempuan, koko laki-laki, koko anak, dan dress anak dengan warna-warna senada sehingga bisa dikenakan sebagai sarimbit keluarga.
Untuk mendongkrak penjualan, Kami. melakukan berbagai strategi, salah satunya dengan berpartisipasi dalam program midnight sale. Diakui olehnya dengan ikut serta dalam program tersebut, penjualan Kami. ikut terdongkrak dengan banyaknya konsumen-konsumen baru yang mengunjungi tenant yang berpartisipasi dalam program ini.
"Dengan program midnight, penjualan offline store Kami. meningkat cukup signifikan karena terbukti mendatangkan traffic konsumen untuk datang ke store. Sejauh ini, program midnight sudah mampu menghasilkan peningkatan penjualan sebanyak 40 persen," jelasnya.
Baca juga: Strategi Jejaring Komunitas untuk Perbesar Skala Bisnis Brand Lokal
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Terlebih masyarakat juga makin banyak yang berbelanja secara langsung ke pusat perbelanjaan, berbeda dengan masa pandemi yang ketika itu sebagian besar memilih untuk berbelanja melalui e-commerce. Kondisi ini jelas memberikan berkah bagi para tenant di pusat perbelanjaan, termasuk para pemilik brand lokal.
Hal ini diamini oleh Linda Anggrea, Pemilik Buttonscarves yang kini memiliki 45 toko yang tersebar di sejumlah pusat perbelanjaan di Indonesia. Menurutnya, Buttonscarves sebetulnya sudah mulai masuk ke pusat perbelanjaan sejak Desember 2018, sebagai bagian dari strategi untuk memperluas jangkauan pasar dan memberikan pengalaman belanja langsung kepada pelanggan.
“Keputusan ini didorong oleh permintaan pasar yang meningkat serta keinginan untuk meningkatkan visibilitas brand di tengah-tengah konsumen,” tuturnya.
Baca juga: Live Streaming Jadi Senjata Ampuh Brand Lokal dan UMKM Tingkatkan Cuan
Bahkan saat ini persentase penjualan di pusat perbelanjaan menyumbang sekitar 65 persen dari total penjualan secara keseluruhan baik melalui online maupun gerai offline lainnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa kehadiran gerai fisik di pusat perbelanjaan mampu menarik dan memuaskan kebutuhan para pelanggan.
Sementara itu, pada momen Ramadan dan menjelang Idulfitri, pihaknya mencatat peningkatan penjualan yang signifikan dengan rata-rata peningkatan mencapai 2 kali lipat atau 100 persen dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.
“Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, tren ini menunjukkan pertumbuhan yang konsisten, menunjukkan peningkatan kepercayaan dan minat konsumen terhadap produk-produk kami,” ucapnya.
Adapun, kategori produk yang paling diminati oleh konsumen di mal biasanya adalah scarf, aksesori, dan tas dengan range harga Rp275.000-Rp3 juta. Tren ini menurutnya cukup konsisten, baik melalui penjualan secara online maupun offline, menunjukkan bahwa preferensi konsumen relatif stabil across channels.
Meski saat ini penjualan di pusat perbelanjaan terbilang cukup tinggi, tetapi Linda mengakui adanya berbagai tantangan dan kendala yang kerap dihadapi saat melakukan ekspansi ke mal. Antara lain kompetisi yang tinggi dengan brand lain, serta biaya sewa yang relatif mahal. Selain itu, mempertahankan identitas dan nilai-nilai brand lokal di tengah dominasi brand internasional juga menjadi tantangan tersendiri.
Untuk itulah pihaknya terus melakukan berbagai strategi dan inovasi untuk meningkatkan penjualan, misalnya dengan menerapkan desain produk yang unik dan tren terkini, terus meningkatkan kualitas produk, serta menyelenggarakan event dan promosi khusus di pusat perbelanjaan.
“Kami juga aktif menggunakan media sosial dan kolaborasi dengan influencer untuk meningkatkan awareness dan daya tarik produk,” ucapnya.
Pihaknya juga turut serta dalam program midnight sale yang diselenggarakan di pusat perbelanjaan. Hal tersebut, menurutnya, telah menjadi salah satu strategi mendongkrak penjualan. Setidaknya selama 2 hingga 3 jam masa midnight sale, mampu meningkatkan penjualan sekitar 20 persen hingga 30 persen dibandingkan hari-hari biasa.
“Kami bisa mencapai peningkatan penjualan selama event tersebut. Ini membuktikan efektivitas program tersebut dalam meningkatkan penjualan dan menarik minat konsumen,” jelasnya.
Selain Buttonscarves, brand lokal lainnya yang ekspansi ke pusat perbelanjaan adalah Kami. yang pertama kali melebarkan sayap dengan membuka store di Pondok Indah Mall 3 pada 2020 lalu. CEO Kami Istafiana Candarini mengatakan alasan utama mereka membuka store di mall adalah perwujudan dari pasar Kami yang berkualitas premium.
"Dengan store di pusat perbelanjaan, konsumen bisa datang, mencoba, dan membuktikan kualitas produk-produk Kami yang tidak hanya dalam bentuk motif yang kompleks, tetapi bahan yang berkualitas tinggi," tuturnya.
Diakui olehnya saat ini offline store telah menjadi channel penjualan utama dengan persentase penjualan 75 persen sedangkan penjualan online sebesar 25 persen. Flagship store Kami terletak di mall Senayan City, Pondok Indah Mall 3, dan Grand Metropolitan Mall Bekasi.
Memasuki bulan Ramadan dan menjelang Idulfitri 2024, Isti mengakui terjadi peningkatan penjualan yang signifikan bahkan bertumbuh 20 persen dibandingkan momen Lebaran pada tahun-tahun sebelumnya.
Adapun, produk yang laris terutama yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen pada momen Idulfitri adalah scarf, top, dress, outer, kaftan, dan celana perempuan, koko laki-laki, koko anak, dan dress anak dengan warna-warna senada sehingga bisa dikenakan sebagai sarimbit keluarga.
Untuk mendongkrak penjualan, Kami. melakukan berbagai strategi, salah satunya dengan berpartisipasi dalam program midnight sale. Diakui olehnya dengan ikut serta dalam program tersebut, penjualan Kami. ikut terdongkrak dengan banyaknya konsumen-konsumen baru yang mengunjungi tenant yang berpartisipasi dalam program ini.
"Dengan program midnight, penjualan offline store Kami. meningkat cukup signifikan karena terbukti mendatangkan traffic konsumen untuk datang ke store. Sejauh ini, program midnight sudah mampu menghasilkan peningkatan penjualan sebanyak 40 persen," jelasnya.
Baca juga: Strategi Jejaring Komunitas untuk Perbesar Skala Bisnis Brand Lokal
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.