Dicari! 10 Brand Lokal Untuk Raup Total Investasi Rp500 Miliar. Ini Syaratnya
05 August 2021 |
19:39 WIB
Wah ada kabar gembira nih buat para pemilik brand lokal, pasalnya Hypefast berkolaborasi dengan Adythia Pratama tengah mencari 10 brand lokal yang bakal mendapatkan investasi dengan total mencapai Rp500 miliar atau Rp50 miliar untuk masing-masing brand hingga akhir 2021.
Adythia Pratama merupakan tokoh guerilla marketing Indonesia yang dikenal banyak terlibat dalam berbagai pembinaan kepada bisnis lokal terutama dalam bidang pemasaran dan pengembangan bisnis.
Adapun Hypefast merupakan perusahaan yang didirikan oleh Achmad Alkatiri (Ex CMO Lazada). pada Januari 2020. Sejak didirikan, Hypefast telah melakukan penanaman modal atau investasi kepada 20 brand lokal di Indonesia, dengan kategori busana, kecantikan, kebutuhan ibu dan anak, kesehatan dan gaya hidup.
Adythia Pratama, Pendiri & CEO PT Braja Biru Abadi mengatakan bahwa kolaborasi ini bertujuan memberikan dorongan kepada pelaku bisnis dan pemilik brand lokal Indonesia. Mereka tidak hanya mendapatkan investasi yang besar, tetapi juga fasilitas, sistem bisnis, ekosistem dan tim yang berpengalaman.
“Dana memang penting untuk mengembangkan usaha, tetapi ekosistem bisnis dan pengalaman serta relasi bisnis yang sudah dikembangkan oleh Hypefast di Asia Tenggara akan menjadi nilai tambah yang sangat membantu dalam pengembangan bisnis brand lokal,” ujarnya.
Penandatangan MoU oleh Adythia Pratama dan Hypefast dengan resmi menunjuk Adythia Pratama sebagai Scout Investor untuk Hypefast Asia Tenggara.
Lantas apa yang menjadi kriteria penerima investasi tersebut? Bisnis harus sudah beroperasi selama lebih dari 12 bulan. Memiliki omzet minimal Rp300 juta hingga Rp500 juta dalam sebulan serta memiliki 50% omzet yang datang dari kanal online.
Pemasukan omzet dari kanal online menjadi penegasan penting karena perubahan bisnis model yang sekarang terjadi di tengah masyarakat membuat bisnis yang memiliki basis penjualan online menjadi lebih diminati oleh calon investor.
Adythia Pratama selaku pengurus di Asosiasi Digital Marketing Indonesia juga menegaskan bahwa pemasaran online bukan lagi sebuah pilihan atau alternatif, melainkan suatu hal yang menjadi fokus utama di kala pandemi bahkan hingga new normal. Hal ini tetap berlaku sekalipun bisnis tersebut merupakan bisnis konvensional.
“Dengan hadirnya dukungan investasi dari Hypefast dan penerapan strategi marketing gerilya pada bisnis lokal, maka seharusnya ke depan bisnis dalam negeri akan berkembang dengan efektif dan mampu menembus pasar global dengan lebih cepat,” tuturnya.
Sebelumnya, Hypefast juga baru saja menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk bersinergi dalam pengembangan pemasaran produk kreatif di Indonesia dan mengumumkan kolaborasi 12 brand bersama Disney.
Editor: M R Purboyo
Adythia Pratama merupakan tokoh guerilla marketing Indonesia yang dikenal banyak terlibat dalam berbagai pembinaan kepada bisnis lokal terutama dalam bidang pemasaran dan pengembangan bisnis.
Adapun Hypefast merupakan perusahaan yang didirikan oleh Achmad Alkatiri (Ex CMO Lazada). pada Januari 2020. Sejak didirikan, Hypefast telah melakukan penanaman modal atau investasi kepada 20 brand lokal di Indonesia, dengan kategori busana, kecantikan, kebutuhan ibu dan anak, kesehatan dan gaya hidup.
Adythia Pratama, Pendiri & CEO PT Braja Biru Abadi mengatakan bahwa kolaborasi ini bertujuan memberikan dorongan kepada pelaku bisnis dan pemilik brand lokal Indonesia. Mereka tidak hanya mendapatkan investasi yang besar, tetapi juga fasilitas, sistem bisnis, ekosistem dan tim yang berpengalaman.
“Dana memang penting untuk mengembangkan usaha, tetapi ekosistem bisnis dan pengalaman serta relasi bisnis yang sudah dikembangkan oleh Hypefast di Asia Tenggara akan menjadi nilai tambah yang sangat membantu dalam pengembangan bisnis brand lokal,” ujarnya.
Penandatangan MoU oleh Adythia Pratama dan Hypefast dengan resmi menunjuk Adythia Pratama sebagai Scout Investor untuk Hypefast Asia Tenggara.
Lantas apa yang menjadi kriteria penerima investasi tersebut? Bisnis harus sudah beroperasi selama lebih dari 12 bulan. Memiliki omzet minimal Rp300 juta hingga Rp500 juta dalam sebulan serta memiliki 50% omzet yang datang dari kanal online.
Pemasukan omzet dari kanal online menjadi penegasan penting karena perubahan bisnis model yang sekarang terjadi di tengah masyarakat membuat bisnis yang memiliki basis penjualan online menjadi lebih diminati oleh calon investor.
Adythia Pratama selaku pengurus di Asosiasi Digital Marketing Indonesia juga menegaskan bahwa pemasaran online bukan lagi sebuah pilihan atau alternatif, melainkan suatu hal yang menjadi fokus utama di kala pandemi bahkan hingga new normal. Hal ini tetap berlaku sekalipun bisnis tersebut merupakan bisnis konvensional.
“Dengan hadirnya dukungan investasi dari Hypefast dan penerapan strategi marketing gerilya pada bisnis lokal, maka seharusnya ke depan bisnis dalam negeri akan berkembang dengan efektif dan mampu menembus pasar global dengan lebih cepat,” tuturnya.
Sebelumnya, Hypefast juga baru saja menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk bersinergi dalam pengembangan pemasaran produk kreatif di Indonesia dan mengumumkan kolaborasi 12 brand bersama Disney.
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.