Ilustrasi bisnis (Sumber gambar: Unsplash/Heidi Fin)

Strategi Jejaring Komunitas untuk Perbesar Skala Bisnis Brand Lokal

11 December 2023   |   11:16 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Kehadiran merek lokal di Indonesia makin meningkat dan terus berinovasi dalam memperlebar skala bisnisnya hingga menasional, bahkan hingga ke pasar internasional. Selain memperkuat branding dan marketing, sejumlah brand lokal juga memilih pendekatan jejaring komunitas untuk mengembangkan bisnisnya.

Skema bisnis ini dirasa cocok untuk memperlebar jangkauan produk yang sedang dipasarkannya. CEO Cessa Dennis Yonathan mengatakan jejaring komunitas menjadi skema bisnis yang menarik karena mampu memperluas pasar tanpa perlu membuka cabang. Skema ini juga sering disebut dengan reseller.

Baca juga: Tren Bisnis Online 2024, Ini Produk Paling Diincar Milenial & Gen Z Tahun Depan

Saat ini, Cessa, brand minyak esensial bayi miliknya telah berkembang cukup pesat karena skema tersebut. Pertama kali berdiri 2018, mereknya terus menemukan momentum berkembang. Pada 2021, skema reseller kemudian bertumbuh hingga tiga kali lipat.

“Skema bisnis ini menjadi strategi efektif dan efisien untuk membantu brand bertumbuh secara organik,” ucap Dennis.

Menurut Dennis, dengan memakai jejaring komunitas, peluang produk miliknya untuk menyebar ke berbagai daerah juga makin terbuka. Tanpa perlu membuka toko-toko baru, jejaring komunitas ini bisa menjadi semacam wadah untuk memperlebar skala penjualan tersebut.

Dengan demikian, skema ini juga lebih efektif dan efisien dalam menjangkau konsumen di berbagai daerah di Indonesia. Saat ini, Cessa telah memiliki lebih dari 500 reseller yang tersebar di seluruh Indonesia. Skema ini telah membuat penjualan mereknya bertumbuh sehat.

Dennis mengatakan meski kini pasar makin terbuka, keberadaan jejaring komunitas ini masih sangat penting. Sebab, penetrasi penjualan reseller dengan lokapasar tentu sangat berbeda.

Namun, mengingat skema ini sangat mengandalkan komunitas yang dibangun, tentu saja perlu ada usaha lebih untuk pendekatannya. Menurutnya, sangat penting bagi sebuah brand untuk menjalin hubungan yang baik dengan para reseller.

Mereka juga perlu memastikan kerja sama yang berkesinambungan sehingga simbiosis mutualisme bisa terjalin. Bukan hanya bagi pemilik merek, para reseller juga bisa menjadikan ini sebagai usaha tanpa modal yang besar.

Tak jauh berbeda, owner Kopi Kampoeng Jrahi Azharudin Maulana juga mengatakan hal senada. Reseller membuat produk kopi miliknya telah menyebar ke berbagai daerah lain. Hal ini tentu memudahkannya dalam menambah skala bisnis.

Bisnis kopi yang tadinya hanya berfokus di satu wilayah saja di Pati, Jawa Tengah, kini makin besar dengan menyentuh sejumlah daerah lain. Menurutnya, cara ini juga membuat sebuah bisnis bisa tumbuh, tetapi lebih teratur.

Meskipun demikian, pria yang akrab disapa Aan ini juga sepakat bahwa memiliki hubungan yang baik dengan jejaring komunitas itu penting. Sebab, reseller ini bisa dibilang punya peran penting dalam rantai distribusi produk ke konsumen.

Lantaran cukup strategis, keberadaan jejaring komunitas mesti dibangun dengan baik. Tak jarang, ada semacam diskusi berbagi strategi agar produk yang dijualnya bisa lebih meluas tanpa harus bikin cabang di mana-mana.


Pendorong Merek Lokal

Jejaring komunitas selama ini cukup banyak menopang merek lokal untuk terus berkembang. Jika ditarik secara lebih luas, reseller juga turut membantu roda perekonomian nasional ikut berputar.

Lembaga konsultan bisnis McKinsey bahkan menyebut reseller sebagai The Unseen Engine of Indonesian e-commerce. Laporan riset mereka pada tahun ini menyebut nilai pasar bisnis reseller mencapai US$115 miliar-US$125 miliar dari segi nilai transaksi bruto.

Meski sudah cukup besar, McKinsey menyebut angka ini masih berpotensi terus tumbuh. Sebab, saat ini pangsa pasar potensial tersebut belum sepenuhnya digali optimal oleh para pelaku bisnis di Indonesia.

Menurut Ketua Departemen Ekonomi CSIS Fajar B Hirawan, jejaring komunitas memang punya kontribusi besar dalam pertumbuhan merek lokal. Hal itu mengingat perannya cukup besar dalam membuat industri perdagangan tumbuh. Selama ini, sektor perdagangan juga selalu berada di top 3 kontributor utama setelah industri pengolahan.

Saat ini, pertumbuhan reseller di Indonesia tak bisa dilepaskan dari makin masifnya penggunaan e-commerce. Pemilik brand yang berperan sebagai pemasok akan mendapatkan keuntungan karena penjualan meningkat dengan adanya tangan-tangan reseller baru. Adanya reseller juga membuat produk jualan mereka akan lebih cepat sampai ke konsumen.

Dalam hal ini, tentu saja merek lokal akan terbantu dalam hal pemasaran dan penjualan tanpa harus meningkatkan biaya operasional. Sebab, para pelaku reseller tentu akan dengan sukarela melakukan promosi mandiri agar barang yang dijualnya bisa cepat laku.

Menurut Fajar, skema ini sukses menaikkan penjualan secara signifikan. Ini juga bisa menjadi salah satu strategi bisnis yang bisa dicoba oleh para pemilik brand, tak terkecuali UMKM. Namun, yang perlu diperhatikan ialah kualitas dari produk yang dijual tersebut.

“Sejauh ini para produsen selalu menawarkan skema reseller dari produk yang memang highly demanded di pasar dengan kualitas dan trust yang telah terjaga. Jadi, pelaku reseller hanya tinggal fokus ke penjualan,” imbuhnya.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

TVXQ Rilis Trailer Sinematik Album 20&2, Siap Comeback 26 Desember 2023

BERIKUTNYA

5 Destinasi Wisata Liburan Akhir Tahun 2023

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: