ilustrasi (sumber gambar : Tina Nord)

Menangkap Peluang Bisnis Kuliner pada Momen Ramadan dan Lebaran

06 April 2024   |   22:10 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Banyak pelaku usaha yang memanfaatkan momen bulan Ramadan untuk mencari cuan tambahan dengan mengambil peluang bisnis di bidang kuliner. Tak heran bila selama bulan puasa ini, banyak pelaku usaha menjajakan aneka jenis kuliner mulai dari takjil atau jajanan pasar, kue kering, hingga bisnis katering.

Tak hanya bisnis kuliner musiman saja, pelaku usaha kuliner dan restoran pun meraih berkah pada bulan Ramadan dengan banyaknya masyarakat yang mengadakan momen acara buka puasa bersama keluarga, rekan, dan sahabat. 

Baca juga: 3 Resep Es Tradisional Indonesia untuk Takjil Buka Puasa, Es Puter sampai Es Teler

Pangsa pasarnya bukan hanya umat muslim yang berpuasa, tetapi juga orang yang tidak berpuasa karena mereka pun ikut menikmati momen kebersamaan di tempat-tempat yang menjual berbagai makanan dan minuman berbuka puasa saat Ramadan

Pengamat Bisnis dari DK Consulting Djoko Kurniawan mengatakan di setiap momen Ramadan semua bisnis kuliner akan membaik dan mencatatkan peningkatan pendapatan. Diperkirakan pada Ramadan tahun ini bisnis kuliner akan membaik karena masyarakat sudah mulai beraktivitas seperti sedia kala sehingga banyak yang membeli makanan maupun jajanan di luar rumah.

Menurutnya setiap bisnis kuliner akan memiliki pangsa pasarnya masing-masing, baik yang berupa restaurant, jajanan pasar, katering, hingga kue kering. Untuk usaha jajanan pasar biasanya akan sudah ramai sejak awal puasa dimulai.

Sementara itu, untuk bisnis kuliner berupa restoran maupun kue kering akan mencatatkan peningkatan omzet tertinggi pada pekan kedua hingga pekan keempat Ramadan. Karena pada saat itu masyarakat sudah mendapatkan dana tunjangan hari raya (THR) yang bisa digunakan untuk membeli berbagai persiapan Lebaran termasuk kue kering.

“Untuk tempat makan atau restoran juga akan ramai di minggu kedua sampai minggu keempat, biasanya omzetnya akan naik karena di minggu pertama orang masih suka makan di rumah,” tuturnya.

Dengan permintaan yang kian meningkat, para pelaku usaha juga mendapatkan tantangan tersendiri terutama dalam hal kecepatan layanan, mengingat pada momen tersebut biasanya pesanan akan datang di saat yang bersamaan.

“Pemilik bisnis harus tahu benar cara mengoptimalkan penjualan karena waktunya yang terbatas dan hanya satu putaran saja [saat waktu menjelang buka puasa/magrib],” ucapnya.

Momen bulan Ramadan ini menurutnya harus dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha terutama yang hanya berjualan pada musim ini saja seperti penjual takjil maupun kue kering, untuk bisa menggaet pasar yang lebih besar.
“Inovasi harus dilakukan karena bisnis musiman ini hanya hadir di saat tertentu saja termasuk pada momen Ramadan,” ucapnya.

Salah satu pelaku usaha yang mengambil peluang bisnis kuliner di bulan Ramadan adalah Sumarni, pemilik usaha Marni Snack and Cookies. Wanita yang kini sudah memasuki usia pensiun ini memang sering menerima pesanan kue kering pada saat hari besar keagamaan, terutama Hari Raya Idufitri.

Tidak hanya pada momen Ramadan tahun ini saja tetapi sudah dimulai sejak dirinya masih bekerja. Ada berbagai jenis kue kering yang dia tawarkan mulai dari nastar, kastengel, kue salju, lidah kucing, hingga kue cookies dengan range harga mulai dari Rp120.000 per stoples.

Selain menjual satuan, wanita yang akrab disapa Marni ini juga menjual kue kering dalam bentuk hampers yang didalamnya terdiri dari 3 jenis kue kering dengan harga mulai dari Rp100.000 per paket.

Dalam memproduksi kue kering, Marni tidak tanggung-tanggung, dia menggunakan bahan-bahan premium mulai dari tepung, butter, margarin, hingga kejunya.  Bahkan, wanita yang kini sudah memasuki usia pensiun tersebut pun telah secara spesifik mengambil kursus pembuatan kue kering untuk bisa mendapatkan cita rasa kue yang nikmat dan lembut.

“Untuk kue kering ini memang saya hanya menjual di momen tertentu saja sesuai dengan pesanan,” tuturnya.

Meski hanya bersifat pre-order, tetapi dalam satu kali momen Marni bisa mendapatkan pesanan hingga ratusan stoples kue kering.  Adapun untuk proses pemasarannya dia menggunakan sistem dari mulut ke mulut dan menjual melalui media whatsapp serta ke teman-teman kantornya.

Marni mengakui bahwa dirinya kadangkala terpaksa harus menolak pesanan karena jumlah permintaan yang cukup tinggi. Untuk mengantisipasi hal tersebut biasanya dia sudah mulai membuat isian nastar jauh-jauh hari sebelum Ramadan, serta membeli bahan-bahan kue sebelum harga melonjak tajam menjelang Lebaran.

Tak hanya menjual kue kering, Marni juga mengambil peluang bisnis untuk menjual aneka jenis takjil atau menu jajanan untuk berbuka puasa mulai dari lontong sayur, risoles, sosis solo, hingga kolak. Meski jumlah pedagang yang menjajakan menu takjil terbilang cukup banyak tetapi dirinya tetap optimistis mengambil peluang bisnis tersebut.

Untuk membagi waktu antara menjual takjil dan kue kering, biasanya Marni akan fokus dengan takjil pada pekan pertama dan kedua. Baru kemudian setelah memasuki pekan kedua hingga keempat, dirinya mulai memproduksi pesanan untuk kue kering. 

Baca juga: Berburu Kuliner Ramadan dari Berbagai Penjuru Dunia di AYANA Midplaza

“Tantangannya memang sumber daya manusia, kadang kala pesanan lumayan banyak tetapi tenaganya kurang, sehingga terpaksa ada pesanan yang tidak kami terima,” ucapnya.


Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Cara Kreatif Gina Abdillah Garap Bisnis Mukena Kustom lewat Hijab Store

BERIKUTNYA

9 Cara Mencegah & Mengatasi Mabuk di Perjalanan Selama Mudik dan Libur Lebaran

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: