Cerita Marini Zumarnis Terjun ke Bisnis Fashion dengan Mendirikan Mazuscarf dan Mazulabel
31 March 2024 |
22:17 WIB
Marini Zumarnis merupakan aktris senior Tanah Air, namanya mulai dikenal ketika membintangi sinetron lawas Bidadari sebagai ibu peri yang tayang sejak 2001 sampai 2005. Sejumlah sinetron yang pernah dieperankannya mulai dari Kemilau Cinta Kamilla, Putri yang Ditukar, Tukang Bubur Naik Haji The Series, dan masih banyak lagi
Namun selama beberapa tahun terakhir, wanita kelahiran 1976 tersebut sudah tidak begitu aktif di dunia hiburan. Rupaya dia sibuk melebarkan sayapnya ke dunia bisnis, salah satunya fesyen. Meski begitu, sebetulnya fesyen bukanlah dunia yang baru baginya.
Sebelum berkarier sebagai aktris, Marini Zumarnis pernah terjun ke dunia modelling sejak masih duduk di bangku kelas 2 SMA. Saat itu, dia menjadi model dan bintang sampul majalah remaja. Hanya saja, sekarang Marini didak lagi berpose di depan kamera atau berlenggak-lenggok di catwalk sebagai model.
Baca Juga: Zaskia dan Shiren Sungkar Luncurkan Busana Ramadan yang Terinspirasi Budaya Islam di Turki
Istri dari Denny Wardhana tersebut mantap berkarier sebagai seorang fashionpreneur dengan mendirikan lini busananya sendiri. Marini Zumarnis sukses meluncurkan dua jenamanya yakni, Mazuscarf dan Mazulabel. Nama tersebut diambil dari singkatan namanya, yakni Marini Zumarnis alias Mazu.
Mazuscarf yang didirikannya pada 2017 fokus memproduksi hijab dan mukena, brand ini dikenal dengan koleksi hijabnya yang eksklusif dengan beragam motif cantik. Selain mukena ada juga menghadirkan koleksi prayer set atau mukena dengan material premium dan motifnya yang unik.
Setahun kemudian, Marini meluncurkan jenama Mazulabel yang memfokuskan pada koleksi baju muslim. Persamaan dari brand fesyen ini, keduanya sama-sama mengusung material premium. Desainnya identik dengan gaya yang classy dan feminin, serta penggunaan warna-warna lembut.
Selain fokus pada penjualan, Marini Zumarnis juga membawa koleksi dari lini busananya ke sejumlah event pekan mode, salah satunya Indonesia Fashion Aesthetics (IFA) yang digelar pada awal Maret 2024. Sebagai fashionpreneur, Marini Zumarnis membagikan ceritanya saat memulai bisnis fesyen yang tentunya tidak mudah.
"Aku memulai bisnis fesyen Mazuscarf dan Mazulabel sejak lima tahun lalu, awalnya karena passion, bisnis apapun sebaiknya dimulai karena passion," katanya pada Hypeabis.id.
"Penting juga untuk memperluas networking-nya, misalnya bergabung dengan komunitas, kalau kita jualan-jualan saja tapi enggak mau bergaul gimana, tentunya engga bisa," ujarnya.
Marini Zumarnis sendiri bergabung dengan komunitas Indonesia Fashion Aesthetic (IFA), sebagai wadah bagi para desainer dan para pelaku aesthetic berkumpul untuk mengembangkan potensi usaha di bidangnya masing-masing, mengingat fesyen dan kecantikan merupakan suatu industri yang tak dapat dipisahkan.
Adapun IFA dibentuk oleh delapan founder, yakni Okky Asokawati, Itang Yunasz, Marini Zumarnis, Rya Baraba, Dian Komalasary, Elma Theana, Ayu Dyah Andari, serta Devya Linda yang dipercaya sebagai ketua umumnya.
"Tentunya aku juga selalu berdoa kepada Allah SWT, supaya diberi kemudahan dan kelancaran dalam berbisnis karena aku ahrus menggaji karyawan aku," katanya.
Sampai saat ini karyawan yang berkerja di Mazuscarf dan Mazulabel ada 45 orang lebih, mulai dari tukang jahit, bordir, tim kreatif, dan lainnya. Adapun dia juga memiliki tim khusus untuk mendesain setiap koleksi busana terbarunya.
Sebelum memutuskan untuk mendirikan dua labelnya, Marini telah mengambil kursus terlebih dahulu di sekolah mode ternama ESMOD. Lebih lanjut dia berujar, keputusannya untuk menekuni bisnis ini telah dengan matang, oleh karenanya dia perlu untuk belajar.
Keinginan untuk terjun ke dunia fesyen pun makin kuat lantaran orang-orang di sekitarnya banyak yang memuji penampilannya yang selalu fashionable. Ibu dari satu anak tersebut mengaku sering mendesain sendiri pakaian yang dikenakannya.
"Orang-orang di sekitarku banyak yang tanya, kenapa enggak bisnis fashion aja, tapi aku juga enggak tiba-tiba langsung bikin, jadilah ambil kursus di ESMOD," kata Marini.
Selain mendapatkan ilmu yang bermanfaat sebagai bekal mendirikan jenamanya sendiri, Marini juga memanfaatkan belajar di sekolah mode untuk membangun jaringan dengan para perancang busana dan pelaku bisnis di bidang yang sama.
Setelah sukses dengan lini busananya Mazuscarf dan Mazulabel, Marini Zumarnis mulai melebarkan pohon bisnisnya ke bidang-bidang lain. Salah-satunya dengan menekuni bisnis properti. Sampai saat ini ada dua bisnis properti yang digelutinya, salah satunya usaha rumah kos dengan nama Mazuliving di Bandung.
Selain Mazuliving, dia juga memiliki bisnis properti lainnya, yakni The Simprug sebuah tempat untuk penyelenggaraan event yang berlokasi di Jakarta. The Simprug memfasilitasi tempat untuk berbagai event, mulai dari acara launching produk, sampai gathering seperti arisan dan meeting perusahaan.
Banyaknya lini bisnis yang dilakoni Marini Zumarnis membuat namanya makin dikenal selain sebagai aktris senior, juga sebagai womanpreneur yang inspiratif dan tak pernah berhenti berkarya.
Baca Juga: Ramadan Runway 2024 Hadirkan Koleksi Busana Modest Spesial Lebaran dari 60 Desainer Lokal
Editor: M. Taufikul Basari
Namun selama beberapa tahun terakhir, wanita kelahiran 1976 tersebut sudah tidak begitu aktif di dunia hiburan. Rupaya dia sibuk melebarkan sayapnya ke dunia bisnis, salah satunya fesyen. Meski begitu, sebetulnya fesyen bukanlah dunia yang baru baginya.
Sebelum berkarier sebagai aktris, Marini Zumarnis pernah terjun ke dunia modelling sejak masih duduk di bangku kelas 2 SMA. Saat itu, dia menjadi model dan bintang sampul majalah remaja. Hanya saja, sekarang Marini didak lagi berpose di depan kamera atau berlenggak-lenggok di catwalk sebagai model.
Baca Juga: Zaskia dan Shiren Sungkar Luncurkan Busana Ramadan yang Terinspirasi Budaya Islam di Turki
Istri dari Denny Wardhana tersebut mantap berkarier sebagai seorang fashionpreneur dengan mendirikan lini busananya sendiri. Marini Zumarnis sukses meluncurkan dua jenamanya yakni, Mazuscarf dan Mazulabel. Nama tersebut diambil dari singkatan namanya, yakni Marini Zumarnis alias Mazu.
Mazuscarf yang didirikannya pada 2017 fokus memproduksi hijab dan mukena, brand ini dikenal dengan koleksi hijabnya yang eksklusif dengan beragam motif cantik. Selain mukena ada juga menghadirkan koleksi prayer set atau mukena dengan material premium dan motifnya yang unik.
Setahun kemudian, Marini meluncurkan jenama Mazulabel yang memfokuskan pada koleksi baju muslim. Persamaan dari brand fesyen ini, keduanya sama-sama mengusung material premium. Desainnya identik dengan gaya yang classy dan feminin, serta penggunaan warna-warna lembut.
Marini Zumarnis di IFA 2024 (Sumber Foto: IFA 2024)
Selain fokus pada penjualan, Marini Zumarnis juga membawa koleksi dari lini busananya ke sejumlah event pekan mode, salah satunya Indonesia Fashion Aesthetics (IFA) yang digelar pada awal Maret 2024. Sebagai fashionpreneur, Marini Zumarnis membagikan ceritanya saat memulai bisnis fesyen yang tentunya tidak mudah.
"Aku memulai bisnis fesyen Mazuscarf dan Mazulabel sejak lima tahun lalu, awalnya karena passion, bisnis apapun sebaiknya dimulai karena passion," katanya pada Hypeabis.id.
Perencanaan Keuangan
Meski begitu, menurutnya yang paling penting dalam menjalankan bisnis yakni, kita harus membuat perencanaan keuangan yang rinci. Semuanya harus dialokasikan untuk keperluan yang tepat, tidak boleh didasarkan atas spekulasi saja."Penting juga untuk memperluas networking-nya, misalnya bergabung dengan komunitas, kalau kita jualan-jualan saja tapi enggak mau bergaul gimana, tentunya engga bisa," ujarnya.
Marini Zumarnis sendiri bergabung dengan komunitas Indonesia Fashion Aesthetic (IFA), sebagai wadah bagi para desainer dan para pelaku aesthetic berkumpul untuk mengembangkan potensi usaha di bidangnya masing-masing, mengingat fesyen dan kecantikan merupakan suatu industri yang tak dapat dipisahkan.
Adapun IFA dibentuk oleh delapan founder, yakni Okky Asokawati, Itang Yunasz, Marini Zumarnis, Rya Baraba, Dian Komalasary, Elma Theana, Ayu Dyah Andari, serta Devya Linda yang dipercaya sebagai ketua umumnya.
"Tentunya aku juga selalu berdoa kepada Allah SWT, supaya diberi kemudahan dan kelancaran dalam berbisnis karena aku ahrus menggaji karyawan aku," katanya.
Sampai saat ini karyawan yang berkerja di Mazuscarf dan Mazulabel ada 45 orang lebih, mulai dari tukang jahit, bordir, tim kreatif, dan lainnya. Adapun dia juga memiliki tim khusus untuk mendesain setiap koleksi busana terbarunya.
Sebelum memutuskan untuk mendirikan dua labelnya, Marini telah mengambil kursus terlebih dahulu di sekolah mode ternama ESMOD. Lebih lanjut dia berujar, keputusannya untuk menekuni bisnis ini telah dengan matang, oleh karenanya dia perlu untuk belajar.
Keinginan untuk terjun ke dunia fesyen pun makin kuat lantaran orang-orang di sekitarnya banyak yang memuji penampilannya yang selalu fashionable. Ibu dari satu anak tersebut mengaku sering mendesain sendiri pakaian yang dikenakannya.
"Orang-orang di sekitarku banyak yang tanya, kenapa enggak bisnis fashion aja, tapi aku juga enggak tiba-tiba langsung bikin, jadilah ambil kursus di ESMOD," kata Marini.
Selain mendapatkan ilmu yang bermanfaat sebagai bekal mendirikan jenamanya sendiri, Marini juga memanfaatkan belajar di sekolah mode untuk membangun jaringan dengan para perancang busana dan pelaku bisnis di bidang yang sama.
Setelah sukses dengan lini busananya Mazuscarf dan Mazulabel, Marini Zumarnis mulai melebarkan pohon bisnisnya ke bidang-bidang lain. Salah-satunya dengan menekuni bisnis properti. Sampai saat ini ada dua bisnis properti yang digelutinya, salah satunya usaha rumah kos dengan nama Mazuliving di Bandung.
Selain Mazuliving, dia juga memiliki bisnis properti lainnya, yakni The Simprug sebuah tempat untuk penyelenggaraan event yang berlokasi di Jakarta. The Simprug memfasilitasi tempat untuk berbagai event, mulai dari acara launching produk, sampai gathering seperti arisan dan meeting perusahaan.
Banyaknya lini bisnis yang dilakoni Marini Zumarnis membuat namanya makin dikenal selain sebagai aktris senior, juga sebagai womanpreneur yang inspiratif dan tak pernah berhenti berkarya.
Baca Juga: Ramadan Runway 2024 Hadirkan Koleksi Busana Modest Spesial Lebaran dari 60 Desainer Lokal
Editor: M. Taufikul Basari
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.