Idulfitri & Iduladha menjadi hari besar keagamaan dalam agenda UNESCO atas usulan Indonesia (Sumber gambar: pexels/ Chattrapal (Shitij) Singh)

Hore, Usulan Indonesia Agar Idulfitri & Iduladha Masuk Agenda UNESCO Sah Diakui Dunia

30 March 2024   |   15:33 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) mengakui Hari Raya Idulfitri dan Iduladha sebagai hari besar keagamaan. Penetapan ini terjadi setelah lebih dari 30 negara mendukung usulan dari Indonesia itu.

Informasi mengenai penetapan Hari Raya Idulftri dan Iduladha sebagai hari besar keagamaan disampaikan oleh Kedutaan Besar Indonesia di Paris melalui akun media sosial instagram, yakni @indonesiainparis.

Alhamdulillah, atas usulan Indonesia, dan didukung lebih dari 30 negara, UNESCO telah mengakui Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha sebagai Hari Besar keagamaan,” demikian tertulis.

Baca juga: Sejarah & Filosofi Lebaran Ketupat, Tradisi Unik Sepekan Pasca Idulfitri

Dalam informasi yang disampaikan oleh kedutaan, salah satu poin keputusannya adalah UNESCO tidak akan menyelenggarakan pertemuan resmi apa saja di markas besar di Paris, Prancis, pada Hari Raya Idulfitri dan Iduladha.

Indonesia mengusulkan agar Hari Raya Idulfitri dan Iduladha menjadi hari besar keagamaan salah satu lembaga PBB itu pada sidang ke-219 Dewan Eksekutif lembaga tersebut di Paris pada 26 Maret 2024. Usulan itu disetujuti secara aklamasi dan diadopsi sebagai hasil keputusan sidang.

Pada saat ini, Indonesia menjabat sebagai anggota Dewan Eksekutif UNESCO periode 2023-2027 setelah terpilih pada pemilihan Konferensi Umum UNESCO ke-42 November 2023.

Berdasarkan unggahan akun media sosial tersebut, dituliskan alasan pengakuan dan ketaatan Idulfitri dan Iduladha sebagai hari besar keagamaan di UNESCO merupakan jalan penting untuk mempromosikan dialog antar budaya. “Saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan toleransi di antara komunitas global,” demikian tertulis.

Untuk diketahui, dikutip dari laman Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Indonesia, Idulftri berasal dari dua kata, yakni id dan al-fitri Id memiliki arti kembali dan fitri adalah suci serta berbuka. Fitri dengan arti suci menunjukkan bersih dari dosa, kesalahan, kejelekan, dan keburukan.

Sementara itu, fitri yang berarti berbuka memiliki maksud berbuka setelah sebelumnya berpuasa. Laman itu juga menginformasikan bahwa Idulfitri berbeda dengan lebaran karena lebaran adalah budaya di mana semua orang bisa ikut meskipun tidak berpuasa pada Ramadan.

Adapun, Idulfitri merupakan perayaan kemenangan bagi orang yang telah berjuang. Kementerian juga menuliskan bahwa Allah S.W.T menjanjikan ampunan terhadap orang-orang yang melaksanakan ibadah salat Hari Raya Idulfitri.

Kemudian, dalam laman lainnya dari Kementerian Agama Indonesia, Iduladha berasal dari dua kata dalam bahasa Arab, yakni idul dan adha. Idul memiliki arti kembali dan Adha bearti kurban. Jadi, Iduladha adalah kembali berkurban.

Hari Raya Iduladha ini menandai dua peringatan umat Islam. Pertama adalah penyelenggaraan ibadah haji. Kedua merupakan ibadah kurban. Sejarah pemotongan hewan kurban dalam perayaan Iduladha berasal dari kisah Nabi Ibrahim dan sang putra, yakni Nabi Ismail.

Pada saat itu, Allah S.W.T menguji keimanan Nabi Ibrahim dengan perintah untuk menyembelih sang putra. Nabi Ibrahim menjalankan perintah tersebut meskipun kehadiran Nabi Ismail sudah sangat ditunggu-tunggu. 

Baca juga: Merayakan Kemenangan dengan Rasa: Menikmati Lezatnya Makanan Tradisional saat Idulfitri

Allah S.W.T yang melihat kesetiaan dan ketakwaan keduanya pun mengganti Nabi Ismail dengan domba ketika proses penyembelihan berlangsung. Kemudian, daging domba itu dibagikan kepada orang-orang muslim lain. 

Editor: Fajar Sidik 
 

SEBELUMNYA

Hari Film Nasional 2024, Simak Sejarah Festival Film Indonesia

BERIKUTNYA

Begini Skenario Pemerintah Memperkuat Ekosistem Perfilman Indonesia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: