CEO Everywhere.id Edy Sulistyo memberikan paparan saat berkunjung ke kantor redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Kamis (21/3/2024). (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Abdurachman )

Hypeprofil Edy Sulistyo: dari Programmer Jadi Techpreneur

23 March 2024   |   14:02 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Like
Dunia programming, bagi Edy Sulistyo, adalah pintu masuk yang mengubah banyak hal dalam hidupnya. Dari orang yang tadinya lebih banyak bekerja di balik komputer, kini dia justru lebih banyak berada di depan layar dan membangun puluhan startup dalam satu dekade terakhir ini.

Beberapa ide yang digagasnya mencuat jadi positive impact yang dirasakan tidak hanya bagi masyarakat, tetapi juga industrinya, misalnya ketika dia mendirikan Loket.com. Kendati demikian, diakuinya ada lebih banyak ide yang gagal dieksekusi dengan baik.

Namun, kegagalan bukan berarti kehancuran. Sebaliknya, baginya kegagalan selalu memberi pelajaran penting untuknya berkembang. Kini, dia punya mimpi baru yakni mengembangkan talenta kreator konten daerah, terutama musisi indie, untuk berani unjuk gigi dan memonetisasi pertunjukannya melalui startup Everywhere.id.

Baca Juga: Hypeprofil Wien Muldian: Giat Menjaga Nyala Api Dunia Literasi

Platform yang pada awalnya bernama GoPlay tersebut juga ingin memberikan solusi bagi industri hospitality untuk menghadirkan pengalaman baru mengadakan konser ataupun pertunjukan musik di mana pun dan kapan pun, secara virtual dengan teknologi tinggi.
 
CEO Everywhere.id Edy Sulistyo memberikan paparan saat berkunjung ke kantor redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Kamis (21/3/2024). (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Abdurachman )
Nama Edy Sulistyo di dunia techpreneur memang sudah tidak asing lagi. Namun, ada perjalanan panjang dan berliku, laiknya tecpreneur lain, sebelum akhirnya Edy berada di posisinya sekarang.

Lulusan The Ohio State University, Amerika Serikat, ini bercerita bahwa sebelum menyukai dunia usaha, dia terlebih dahulu mencintai dunia komputer, utamanya programming. Dia bahkan telah bergelut dengan dunia programming sejak masih kanak-kanak.

“Dari kecil saya memang sudah suka dengan dunia competitive programming. Dari ikut lomba programming dan segala macem, sampai kuliah pun terbawa dan ambil computer science karena udah hobi banget,” ujar Edy kepada Hypeabis.id saat berkunjung ke kantor Bisnis Indonesia, Kamis (22/3/2024).

Saat masa kuliah, progamming yang telah menjadi hobinya sejak kecil makin diseriusinya. Sembari belajar di Amerika Serikat, Edy juga mulai mencoba-coba mendirikan startup di sana.

Pada fase awal merintis karier, diakui oleh Edy bahwa dia lebih banyak gagalnya dalam mengeksekusi ide ke dalam proyek bisnis startup. Namun, pelan-pelan dia belajar dari kesalahannya.

Alhasil, beberapa startup yang dididirkannya kemudian cukup punya nama, seperti away.com, event.com, hingga loket.com. Nama terakhir, bahkan terus berkembang pesat dalam dekade terakhir ini.

Salah satu yang paling prestisius adalah saat Loket ditunjuk sebagai platform pengelolaan tiket resmi Asian Games dan Asian Para Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Hal tersebut membuat nama startup ini kian terkenal sebagai penyedia layanan tiket untuk sebuah event yang bergengsi dan tepercaya.
 
CEO Everywhere.id Edy Sulistyo memberikan paparan saat berkunjung ke kantor redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Kamis (21/3/2024). (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Abdurachman )
Di antara beberapa startup yang berhasil dikembangkannya tersebut, ada yang kemudian dilepasnya setelah mulai mandiri, termasuk Loket.com yang kala itu diambil alih oleh Gojek. Edy bahkan sempat bergabung dan mengembangkan beberapa unit usaha dari Gojek.

Selama lima tahun, Edy dipercaya menjadi Founder of Goplay sekaligus CEO of GOJEK Entertainment Group. GoPlay inilah adalah embrio dari Everywhere.id, utamanya setelah berganti arah bisnis dan berjalan mandiri.

Setelah melalang buana dan mencoba banyak hal, dari programer, mendirikan startup, bekerja di perusahaan, Edy melihat kalau menjadi techpreneur kini akan jadi jalan hidupnya. Dia ingin menggabungkan teknologi dengan usaha untuk menciptakan dampak yang nyata bagi perubahan yang disebutnya sebagai “positive impact” bagi masyarakat dan ekosistem.

Memang tidak mudah, kata Edy, tetapi bukan tidak mungkin. Dirinya merasa kegagalan-kegagalan yang didapatnya dalam proses untuk berkembang selalu punya arti penting untuknya, dari situ pun ada banyak pelajaran yang bisa diambil.

Salah satu yang diyakininya sekarang adalah ketika ingin membuat sesuatu, orientasinya jangan selalu terkait dengan uang. Hal yang penting untuk dimiliki pertama adalah perihal ‘impact’ yang terjadi ketika perusahaan yang digagasnya berjalan.

Enterpreneur itu jalan paling susah buat cari duit, mending bikin restoran aja kalau mau cari duit. Sebenarnya, membuat enterpreneur itu kita harus bisa memikirkan bagaimana dengan teknologi, kita bisa membuat impact yang jauh lebih besar di masyarakat,” imbuhnya.

Menurut dia, ketika ‘impact’ ini sudah didapat, pelan-pelan gagasan yang kita buat akan menuju ke arah baru, yakni benar-benar menjadi ‘pemecah masalah’ dan solusi. Dari sini, efek setelahnya akan muncul purpose alias tujuan. Hal ini membuat sebuah perusahaan bisa menjadi berkelanjutan dan dibutuhkan oleh masyarakat.

Baca Juga: Hypeprofil Aghi Narottama: Scoring Film Dimulai dari Berkhayal

Editor: M. Taufikul Basari

SEBELUMNYA

Playlist Lagu Populer Maher Zain untuk Bulan Ramadan 2024

BERIKUTNYA

Strategi yang Efektif Tingkatkan Penjualan di Marketplace Selama Ramadan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: