Ladies Mau Sukses di Industri Teknologi? Ikuti 6 Kiat Ini
22 August 2022 |
20:19 WIB
1
Like
Like
Like
Perempuan di masa sekarang ini tidak sekadar mengurus dapur, sumur, dan kasur. Mereka bisa berkarir dan berbisnis di bidang apapun, termasuk pada sektor industri teknologi. Terlihat dari studi yang dilakukan Boston Consulting Group (BCG) pada 2020. Studi ini menunjukkan bahwa industri teknologi Asia Tenggara cukup beragam, dengan 32 persen perempuan terlibat di bidang ini.
Namun memang, hanya sebagian kecil startup di kawasan ini yang memiliki founder perempuan. Selain itu, perusahaan think tank fintech global, Findexable, mengungkapkan bahwa hanya satu persen founder perempuan di industri fintech yang menerima pendanaan secara global pada 2021.
Sebagai founder perempuan pertama dalam membangun fintech unicorn di Indonesia, Co-Founder & COO Xendit Tessa Wijaya menyadari bahwa sangat sulit untuk membangun network untuk mengembangkan bisnisnya pada saat itu.
Padahal memiliki network atau jaringan sangat penting dalam membantu para founder untuk memahami hal sederhana seperti membuat pitch deck (presentasi singkat rencana bisnis), penggalangan dana, atau memperluas bisnis.
Baca juga: Peran Perempuan Indonesia Berkarier di Sektor Teknologi Finansial
Dia menemukan bahwa founder perempuan terkadang merasa tertinggal dibandingkan dengan founder laki-laki, karena tidak ada platform untuk memfasilitasi founder perempuan untuk berbagi dan belajar dari satu sama lain.
Tessa juga menyebutkan bahwa mendapatkan bimbingan juga menjadi tantangan lain. Hanya ada beberapa pemimpin wanita yang dapat dihubungi untuk menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan penggalangan dana, pitch deck, dan valuasi perusahaan.
“Kekuatan network sangat penting. Tanpa dukungan sesama wanita, saya tidak dapat saling berkolaborasi dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan bisnis,” kata Tessa, Senin (22/8/2022).
Kendati demikian, Tessa pun tidak pernah menyerah dan startup teknologi finansial yang dibangunnya skalanya terus membesar. Pada Mei 2022, mereka pun meraih pendanaan seri D US$300 juta atau sekitar Rp 4,4 triliun. Unicorn ini pun berencana memperluas ekspansi ke tiga negara, seperti Thailand, Malaysia, dan Vietnam.
Buat kamu ladies yang ingin memperkuat karir di industri teknologi, berikut kiat dari East Ventures:
Sangat penting untuk bersekutu, mendapatkan dukungan, dan membangun koneksi. Dengan demikian, kedua perspektif dapat membuat kemajuan yang lebih inklusif.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor : Gita Carla
Namun memang, hanya sebagian kecil startup di kawasan ini yang memiliki founder perempuan. Selain itu, perusahaan think tank fintech global, Findexable, mengungkapkan bahwa hanya satu persen founder perempuan di industri fintech yang menerima pendanaan secara global pada 2021.
Sebagai founder perempuan pertama dalam membangun fintech unicorn di Indonesia, Co-Founder & COO Xendit Tessa Wijaya menyadari bahwa sangat sulit untuk membangun network untuk mengembangkan bisnisnya pada saat itu.
Padahal memiliki network atau jaringan sangat penting dalam membantu para founder untuk memahami hal sederhana seperti membuat pitch deck (presentasi singkat rencana bisnis), penggalangan dana, atau memperluas bisnis.
Baca juga: Peran Perempuan Indonesia Berkarier di Sektor Teknologi Finansial
Dia menemukan bahwa founder perempuan terkadang merasa tertinggal dibandingkan dengan founder laki-laki, karena tidak ada platform untuk memfasilitasi founder perempuan untuk berbagi dan belajar dari satu sama lain.
Tessa juga menyebutkan bahwa mendapatkan bimbingan juga menjadi tantangan lain. Hanya ada beberapa pemimpin wanita yang dapat dihubungi untuk menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan penggalangan dana, pitch deck, dan valuasi perusahaan.
“Kekuatan network sangat penting. Tanpa dukungan sesama wanita, saya tidak dapat saling berkolaborasi dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan bisnis,” kata Tessa, Senin (22/8/2022).
Kendati demikian, Tessa pun tidak pernah menyerah dan startup teknologi finansial yang dibangunnya skalanya terus membesar. Pada Mei 2022, mereka pun meraih pendanaan seri D US$300 juta atau sekitar Rp 4,4 triliun. Unicorn ini pun berencana memperluas ekspansi ke tiga negara, seperti Thailand, Malaysia, dan Vietnam.
Buat kamu ladies yang ingin memperkuat karir di industri teknologi, berikut kiat dari East Ventures:
1. Gunakan suara Anda
Ada kalanya seorang wanita memiliki lebih banyak keraguan terhadap diri sendiri, hal ini diperparah perundungan terselubung yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Kuncinya adalah percaya diri dan jalankan saja. Kamu berhak untuk menjadi bagian dari ekosistem dan menyuarakan pemikiran kamu.2. Belajar dari pengalaman orang lain
Dalam beberapa kasus, baik dalam mengembangkan bisnis, atau penggalangan dana, founder perempuan cenderung sungkan meminta bantuan, seperti mentor atau pendiri lainnya. Keraguan ini adalah kelemahan utama. Memiliki sistem pendukung di mana kamu dapat belajar, bertanya, dan bahkan mendiskusikan hal-hal yang selalu ingin kamu pahami sangatlah penting.3. Jangan takut dengan hal-hal teknis
Dalam membangun sebuah startup, atau bahkan dalam situasi kerja atau kehidupan sehari-hari, kita sering terintimidasi oleh masalah teknis, yang merugikan karena hasilnya menempatkan kita di tempat yang sama. Beranikan diri, karena ada banyak sumber tersedia dimana kamu bisa belajar dan melompat lebih tinggi.4. Lebih agresif
Jadilah lebih agresif dalam berbagai aspek kehidupan, nyatakan dan tentukan hal-hal yang kamu inginkan, termasuk penggalangan dana dan perkembangan bisnis. Ada kesenjangan dalam pendanaan yang diterima oleh startup yang dipimpin oleh pria dan wanita, oleh karena itu jadilah lebih agresif untuk mendapatkan apa yang kamu butuhkan.5. Kegigihan dan ketekunan karena passion saja tidak berarti apa-apa
Passion mungkin secara signifikan mendorong kesuksesan kamu, tetapi passion juga harus didorong dengan semangat dan ketekunan.6. Bekerja sama dengan pria
Diskusi tentang pemberdayaan gender melibatkan laki-laki dan perempuan. Karena 50 persen dari populasi Indonesia adalah laki-laki, upaya pemberdayaan adalah upaya untuk menemukan kolaborasi yang tepat antara satu sama lain.Sangat penting untuk bersekutu, mendapatkan dukungan, dan membangun koneksi. Dengan demikian, kedua perspektif dapat membuat kemajuan yang lebih inklusif.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor : Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.