Kiat Aman Berpuasa Untuk Pengidap Kanker, Bisa Reduksi Efek Kemoterapi
18 March 2024 |
06:10 WIB
Puasa Ramadan memberi banyak manfaat untuk kesehatan tubuh, tidak terkecuali pada pasien kanker yang sedang menjalani pengobatan. Dalam beberapa penelitian skala kecil, kegiatan menahan lapar dan dahaga yang biasa dijalankan umat Muslim ini disebut-sebut bisa mengurangi efek samping dari kemoterapi.
Penurunan efek samping kemoterapi bagi pasien kanker yang berpuasa tertuang dalam penelitian skala kecil yang diterbitkan dalam Sage Journal beberapa tahun lalu. Konsultan Onklogi Eka Hospital Bekasi dr. Budi Harapan Siregar, menerangkan penelitian ini juga menyebutkan bahwa pasien kanker rata-rata mengalami efek samping yang lebih sedikit selama bulan puasa.
Baca juga: Penderita GERD Jangan Takut Puasa Ramadan! Ikuti Kiat Aman Ini
Memang, sejauh ini belum ada penelitian yang menyatakan dengan tegas bahwa berpuasa bisa membantu tubuh membunuh sel kanker. Namun, beberapa penelitian dengan subjek terbatas menunjukkan adanya manfaat puasa dalam membunuh sel kanker.
Budi menerangkan puasa yang berkelanjutan dapat merangsang proses autofagi. Proses autofagi adalah proses tubuh untuk membersihkan diri dari sel-sel tubuh yang sudah rusak.
Tubuh kemudian akan mendaur ulang bagian yang masih dapat digunakan, sehingga hanya tersisa sel-sel sehat saja. Autofagi sering dikaitkan dengan berbagai kondisi kesehatan termasuk kanker. “Terlalu banyak sel-sel rusak dalam tubuh dapat meningkatkan risiko mutasi genetik yang dapat berujung pada kanker,” jelasnya dikutip Hypeabis.id, Minggu (17/3/2024).
Sebuah studi juga menunjukkan proses autofagi juga dapat menghambat kematian jaringan atau peradangan pada sel kanker dengan memproduksi energi sel dan prekursor metabolik, sehingga dapat menurunkan risiko penyebaran kanker. Namun, penelitian yang dilakukan masih banyak yang menggunakan hewan penelitian. Artinya, belum benar-benar terbukti secara meyakinkan bagaimana dampaknya pada manusia.
Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk ikut puasa Ramadan, Budi menyarankan agar pasien kanker sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis onkologi. Apabila dokter sudah memberikan lampu hijau, pastikan mengikuti anjuran yang telah diberikan. “Pastikan juga untuk mengikuti rencana diet yang sudah ditentukan oleh ahli gizi agar kebutuhan nutrisi harian tetap terpenuhi,” sarannya.
Budi menyebut ada beberapa kiat aman berpuasa bagi pasien kanker. Selain berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter, sebaiknya pasien kanker mengonsumsi makanan tinggi protein dan rendah lemak.
Adapun makanan yang harus dikonsumsi sewaktu berbuka dan sahur sebaiknya mengandung gandum utuh, sayur dan buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Pasien kanker juga boleh mengonsumsi daging tanpa lemak, ikan, telur, dada ayam, dan produk susu rendah lemak dalam jumlah sedang sebagai salah satu asupan protein.
Agar aman, jangan lupa minum obat secara teratur sesuai dengan anjuran dokter. Baik untuk teknis minum obat rutin hormonal atau obat-obat penunjang lain, sesuaikan dan konsultasikan dengan dokter. Minum obat katanya bisa dilakukan saat sahur ataupun saat berbuka puasa. “Cukupi kebutuhan cairan dan jangan memaksakan diri,” tambah Budi.
Sementara itu, Budi menyampaikan bahwa puasa juga menjadi salah satu cara untuk menurunkan risiko kanker. Pasalnya saat puasa, tubuh dapat mengalami penurunan berat badan dan insulin growth factor (IGF-1) yang jadi penanda tingginya risiko kanker.
Baca juga: 5 Cara Mencegah Dehidrasi Selama Puasa Ramadan
Tubuh juga akan mengalam penurunan kadar gula dalam darah, memicu sel punca untuk meregenerasi sistem imun, menyeimbangkan asupan nutrisi, dan meningkatkan sel tubuh yang dapat membasmi tumor. “Semuanya itu dapat menurunkan risiko seseorang terhadap kanker,” tambahnya.
Editor: Fajar Sidik
Penurunan efek samping kemoterapi bagi pasien kanker yang berpuasa tertuang dalam penelitian skala kecil yang diterbitkan dalam Sage Journal beberapa tahun lalu. Konsultan Onklogi Eka Hospital Bekasi dr. Budi Harapan Siregar, menerangkan penelitian ini juga menyebutkan bahwa pasien kanker rata-rata mengalami efek samping yang lebih sedikit selama bulan puasa.
Baca juga: Penderita GERD Jangan Takut Puasa Ramadan! Ikuti Kiat Aman Ini
Memang, sejauh ini belum ada penelitian yang menyatakan dengan tegas bahwa berpuasa bisa membantu tubuh membunuh sel kanker. Namun, beberapa penelitian dengan subjek terbatas menunjukkan adanya manfaat puasa dalam membunuh sel kanker.
Budi menerangkan puasa yang berkelanjutan dapat merangsang proses autofagi. Proses autofagi adalah proses tubuh untuk membersihkan diri dari sel-sel tubuh yang sudah rusak.
Tubuh kemudian akan mendaur ulang bagian yang masih dapat digunakan, sehingga hanya tersisa sel-sel sehat saja. Autofagi sering dikaitkan dengan berbagai kondisi kesehatan termasuk kanker. “Terlalu banyak sel-sel rusak dalam tubuh dapat meningkatkan risiko mutasi genetik yang dapat berujung pada kanker,” jelasnya dikutip Hypeabis.id, Minggu (17/3/2024).
Sebuah studi juga menunjukkan proses autofagi juga dapat menghambat kematian jaringan atau peradangan pada sel kanker dengan memproduksi energi sel dan prekursor metabolik, sehingga dapat menurunkan risiko penyebaran kanker. Namun, penelitian yang dilakukan masih banyak yang menggunakan hewan penelitian. Artinya, belum benar-benar terbukti secara meyakinkan bagaimana dampaknya pada manusia.
Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk ikut puasa Ramadan, Budi menyarankan agar pasien kanker sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis onkologi. Apabila dokter sudah memberikan lampu hijau, pastikan mengikuti anjuran yang telah diberikan. “Pastikan juga untuk mengikuti rencana diet yang sudah ditentukan oleh ahli gizi agar kebutuhan nutrisi harian tetap terpenuhi,” sarannya.
Budi menyebut ada beberapa kiat aman berpuasa bagi pasien kanker. Selain berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter, sebaiknya pasien kanker mengonsumsi makanan tinggi protein dan rendah lemak.
Adapun makanan yang harus dikonsumsi sewaktu berbuka dan sahur sebaiknya mengandung gandum utuh, sayur dan buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Pasien kanker juga boleh mengonsumsi daging tanpa lemak, ikan, telur, dada ayam, dan produk susu rendah lemak dalam jumlah sedang sebagai salah satu asupan protein.
Agar aman, jangan lupa minum obat secara teratur sesuai dengan anjuran dokter. Baik untuk teknis minum obat rutin hormonal atau obat-obat penunjang lain, sesuaikan dan konsultasikan dengan dokter. Minum obat katanya bisa dilakukan saat sahur ataupun saat berbuka puasa. “Cukupi kebutuhan cairan dan jangan memaksakan diri,” tambah Budi.
Sementara itu, Budi menyampaikan bahwa puasa juga menjadi salah satu cara untuk menurunkan risiko kanker. Pasalnya saat puasa, tubuh dapat mengalami penurunan berat badan dan insulin growth factor (IGF-1) yang jadi penanda tingginya risiko kanker.
Baca juga: 5 Cara Mencegah Dehidrasi Selama Puasa Ramadan
Tubuh juga akan mengalam penurunan kadar gula dalam darah, memicu sel punca untuk meregenerasi sistem imun, menyeimbangkan asupan nutrisi, dan meningkatkan sel tubuh yang dapat membasmi tumor. “Semuanya itu dapat menurunkan risiko seseorang terhadap kanker,” tambahnya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.