Mau Jadi VTuber? Intip Kiat & Tantangan yang Dihadapi
17 March 2024 |
22:00 WIB
Virtual Youtuber (VTuber) menjadi profesi yang cukup unik dan menarik di era digitalisasi yang semakin masif. Pasalnya, pembuat konten yang hadir dalam kanal media sosial YouTube ini memanfaatkan avatar digital, untuk berinteraksi dengan penontonnya ketimbang tampil secara fisik sebagai manusia.
Dunia VTuber memang tidak bisa dilepaskan dari gempuran pop culture asal Jepang seperti manga atau anime. Di Indonesia, mayoritas VTuber tampil dengan karakter-karakter menggemaskan yang mengambil inspirasi dari komik Jepang itu.
Baca juga: Agensi Ungkap Peluang Cuan Bisnis VTuber
Salah satunya Alia Adelia. Vtuber yang tergabung dengan agensi MAHA5 tertarik bergelut di ranah virtual ini karena sangat menyukai anime. Dia sangat suka dengan konten berbau wibu, terutama mendengarkan konten cover lagu Jepang di platform video. Adapun wibu merupakan sebuah istilah bagi mereka yang menyukai budaya Jepang.
"Saya diberikan tawaran untuk mencoba menjadi VTuber, jadi tanpa ragu saya ambil," ujarnya kepada Hypeabis.id, beberapa waktu lalu.
Tak seperti kelihatannya yang selalu tampil ceria, ternyata menjadi seorang VTuber juga menghadapi ragam tantangan. Menurut Alia, tantangannya tidak jauh berbeda dengan para konten kreator pada umumnya. Ya, dia menghadapi persaingan konten kreator yang semakin banyak jumlahnya.
Selain itu, Alia harus bisa menjaga engagement atau keterikatan dengan para penonton yang kini cepat merasakan rasa bosan dan suka berpindah konten. "Tantangannya jauh lebih sulit sekarang," imbuhnya.
Untuk meningkatkan engagement tersebut, tentu tergantung pada platformnya. Jika bicara YouTube, para konten kreator katanya harus mengikuti algoritma dan tren. Alia menerangkan YouTube saat ini cenderung fokus pada topik, bukan ke konten kreatornya.
Hal ini menurutnya sulit untuk diterapkan oleh para VTuber karena sering kali topiknya lebih cenderung pada yang terjadi di dunia nyata. "Kalau ada kesempatan, sebaiknya segera dibuat karena sekarang tren juga sangat cepat berubahnya," tutur Alia.
Kiat Menjadi VTuber
Chief Executive Officer (CEO) Digikagi Nico Alyus menyampaikan untuk menjadi VTuber, langkah pertama yakni mengenali target market yang mau dicapai. “Jangan terlalu in general, cuman ngikutin aja dari yang saat ini sudah ada,” saran pemimpin agensi VTuber itu.
Dia menyebut tidak sedikit mereka yang ingin menjadi Vtuber menganggap sepele profesi ini. Banyak yang beranggapan cukup mengisi suara di balik katakter lucu, lantas bakal disukai banyak orang.
Padahal menurut Nico, cara kerja hingga letihnya tidak berbeda dengan para YouTuber pada umumnya. Untuk bisa menghasilkan sebuah konten VTuber, ada beberapa tahap yang perlu dilakukan, mulai dari memikirkan konsep, editing, hingga penyelarasan akhir untuk meraih perhatian pengguna media sosial.
Oleh karena itu, Nico menilai mereka yang ingin jadi VTuber harus fokus untuk membuat karya yang serius. “Saya sarankan benar-benar jeli menganalisa pasarnya mau seperti apa dan kemudian pikirin cara touch pointnya ke mereka seperti apa, dan lakukan secara rutin,” tuturnya.
Nico menerangkan para talent harus memiliki karakter yang kuat dan mampu membawakan personality dengan baik. Pasalnya, karakter yang diterima oleh pasar itu 50 persen karena tampilan yang bagus dan 50 persen lainnya karena interaksi yang dihasilkan itu seru.
Melatih diri untuk berinteraksi memang menjadi penting dalam profesi ini. Agar lebih pede, Nico menyarankan agar para talent VTuber bergabung dengan komunitas atau sering berkolaborasi dengan Vtuber lain membuat konten atau live streaming.
Baca juga: Bos Agensi Vtuber Hololive Bakal Hadir di Sesi Panel Indonesia Comic Con, Catat Jadwalnya
Editor: Dika Irawan
Dunia VTuber memang tidak bisa dilepaskan dari gempuran pop culture asal Jepang seperti manga atau anime. Di Indonesia, mayoritas VTuber tampil dengan karakter-karakter menggemaskan yang mengambil inspirasi dari komik Jepang itu.
Baca juga: Agensi Ungkap Peluang Cuan Bisnis VTuber
Salah satunya Alia Adelia. Vtuber yang tergabung dengan agensi MAHA5 tertarik bergelut di ranah virtual ini karena sangat menyukai anime. Dia sangat suka dengan konten berbau wibu, terutama mendengarkan konten cover lagu Jepang di platform video. Adapun wibu merupakan sebuah istilah bagi mereka yang menyukai budaya Jepang.
"Saya diberikan tawaran untuk mencoba menjadi VTuber, jadi tanpa ragu saya ambil," ujarnya kepada Hypeabis.id, beberapa waktu lalu.
Tak seperti kelihatannya yang selalu tampil ceria, ternyata menjadi seorang VTuber juga menghadapi ragam tantangan. Menurut Alia, tantangannya tidak jauh berbeda dengan para konten kreator pada umumnya. Ya, dia menghadapi persaingan konten kreator yang semakin banyak jumlahnya.
Selain itu, Alia harus bisa menjaga engagement atau keterikatan dengan para penonton yang kini cepat merasakan rasa bosan dan suka berpindah konten. "Tantangannya jauh lebih sulit sekarang," imbuhnya.
Untuk meningkatkan engagement tersebut, tentu tergantung pada platformnya. Jika bicara YouTube, para konten kreator katanya harus mengikuti algoritma dan tren. Alia menerangkan YouTube saat ini cenderung fokus pada topik, bukan ke konten kreatornya.
Hal ini menurutnya sulit untuk diterapkan oleh para VTuber karena sering kali topiknya lebih cenderung pada yang terjadi di dunia nyata. "Kalau ada kesempatan, sebaiknya segera dibuat karena sekarang tren juga sangat cepat berubahnya," tutur Alia.
Kiat Menjadi VTuber
Chief Executive Officer (CEO) Digikagi Nico Alyus menyampaikan untuk menjadi VTuber, langkah pertama yakni mengenali target market yang mau dicapai. “Jangan terlalu in general, cuman ngikutin aja dari yang saat ini sudah ada,” saran pemimpin agensi VTuber itu.
Dia menyebut tidak sedikit mereka yang ingin menjadi Vtuber menganggap sepele profesi ini. Banyak yang beranggapan cukup mengisi suara di balik katakter lucu, lantas bakal disukai banyak orang.
Padahal menurut Nico, cara kerja hingga letihnya tidak berbeda dengan para YouTuber pada umumnya. Untuk bisa menghasilkan sebuah konten VTuber, ada beberapa tahap yang perlu dilakukan, mulai dari memikirkan konsep, editing, hingga penyelarasan akhir untuk meraih perhatian pengguna media sosial.
Oleh karena itu, Nico menilai mereka yang ingin jadi VTuber harus fokus untuk membuat karya yang serius. “Saya sarankan benar-benar jeli menganalisa pasarnya mau seperti apa dan kemudian pikirin cara touch pointnya ke mereka seperti apa, dan lakukan secara rutin,” tuturnya.
Nico menerangkan para talent harus memiliki karakter yang kuat dan mampu membawakan personality dengan baik. Pasalnya, karakter yang diterima oleh pasar itu 50 persen karena tampilan yang bagus dan 50 persen lainnya karena interaksi yang dihasilkan itu seru.
Melatih diri untuk berinteraksi memang menjadi penting dalam profesi ini. Agar lebih pede, Nico menyarankan agar para talent VTuber bergabung dengan komunitas atau sering berkolaborasi dengan Vtuber lain membuat konten atau live streaming.
Baca juga: Bos Agensi Vtuber Hololive Bakal Hadir di Sesi Panel Indonesia Comic Con, Catat Jadwalnya
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.