12 Makanan Khas Ramadan dari Berbagai Daerah di Indonesia, Genhype Sudah Coba?
16 March 2024 |
14:00 WIB
Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal dengan keragaman kuliner tradisionalnya. Setiap daerah di Indonesia memiliki makanan dengan cita rasa dan ciri khasnya masing-masing. Beberapa makanan tradisional Nusantara bahkan hanya bisa ditemui pada momen-momen tertentu seperti Ramadan.
Seiring berjalannya waktu, makanan-makanan tersebut justru dikenal sebagai sajian khas Ramadan. Umumnya, kuliner khas bulan Ramadan yang tersebar di berbagai daerah dihidangkan sebagai takjil atau kudapan untuk berbuka puasa.
Baca juga: 5 Pelajaran Penting dari Anthony Bourdain tentang Kuliner & Traveling
Beberapa makanan khas hadir dengan cita rasa yang manis seperti Putu Mangkok dari Kepulauan Riau, Kicak dari Yogyakarta, Bongko Kopyor dari Gresik, dan Barongko dari Makassar. Namun, ada juga beberapa sajian gurih yang tak kalah menggoda selera seperti Bubur Kanji Rumbi dari Aceh dan Mi Glosor dari Bogor.
Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah 12 makanan khas Ramadan dari berbagai daerah di Indonesia dilansir dari situs resmi Indonesia Travel dan Kemenparekraf RI.
Bubur pacar cina adalah kuliner manis khas Betawi yang biasa ditemukan sekitar wilayah Jabodetabek. Meskipun terbuat dari bahan-bahan sederhana, bubur pacar cina nyaris hanya bisa ditemui saat memasuki bulan Ramadan. Sesuai dengan namanya, bubur pacar cina sendiri terbuat dari pacar cina dan sagu mutiara.
Untuk membuat bubur ini, pacar cina perlu direbus hingga mengembang dan kenyal, kemudian disiram kuah santan. Meskipun disebut bubur, tekstur bubur pacar cina tidak lembek seperti bubur beras pada umumnya. Bubur pacar cina justru memiliki tekstur bergerindil dan kenyal, dan bisa dihidangkan dingin atau hangat.
Satu kudapan berbuka yang selalu diburu masyarakat Banten saat bulan Ramadan adalah kentan bintul. Bahkan, jajanan yang terbuat dari ketan dan diberi taburan serundeng ini dipercaya sudah ada sejak abad ke-16.
Dari segi bentuk, kentan bintul berupa ketan yang diberi taburan serundung pada bagian atasnya. Serundeng adalah kelapa parut yang telah diolah dengan berbagai rempah-rempah. Perpaduan ketan dan serundeng pada kudapan satu ini menciptakan cita rasa gurih nan lezat saat disantap. Uniknya lagi, biasanya ketan bintul disantap dengan kuah semur, maupun empal daging sapi.
Sepanjang bulan puasa, penjual mi glosor di kawasan Bogor, Jawa Barat biasanya akan menjamur. Banyak orang mencari mie glosor jelang waktu berbuka puasa. Tak ayal, jika makanan satu ini disebut sebagai salah satu makanan khas Ramadan dari Kota Hujan.
Nama 'glosor' pada hidangan ini diambil karena bahan utamanya memiliki tekstur sangat licin sehingga sangat mudah ditelan seperti meluncur begitu saja di tenggorokan. Tekstur licin itu didapatkan karena bahan pembuatan mi glosor bukan menggunakan tepung terigu melainkan tepung singkong atau aci.
Selain itu, mi glosor juga terbuat dari bahan alami, karena warna kuning pada mi berasal dari rempah kunyit. Penyajian kuliner Ramadan satu ini juga unik. Selain ditumis dengan beragam sayuran, mi glosor juga akan disajikan dengan sambal kacang dan gorengan sebagai pelengkap.
Baca juga: Rekomendasi Kuliner dan Spot Foto Menarik di Kawasan Gading Serpong
Kicak akan banyak dijajakan saat Ramadan di Yogyakarta, khususnya di pasar jajanan Kampung Kauman. Kicak adalah kudapan yang terbuat dari ketan yang telah ditumbuk halus, lalu dicampurkan dengan santan, nangka, dan kelapa parut. Setelah diolah, nantinya akan dijumpai rasa manis dari nangka, serta gurih dari kelapa parut dan santan saat menyantap kicak.
Konon, kicak pertama kali dibuat pertama kali tahun 1970-an oleh warga Yogyakarta bernama Mbah Wono. Dia menjajakan kicak di pasar sore untuk takjil buka puasa yang lokasinya berada di Kauman. Namun, awalnya kicak tidak dibuat dari ketan melainkan singkong. Karena banyak yang menyukainya sebagai sajian takjil, akhirnya kicak kian populer dan menjadi makanan Ramadan khas Yogyakarta hingga sekarang.
Bongko kopyor adalah akronim dari bubur nangka dan kelapa kopyor. Seperti namanya, makanan khas dari Gresik ini terbuat dari bubur mutiara, nangka, roti tawar, kelapa muda, pisang, dan santan yang kemudian dibungkus dengan daun pisang lalu dikukus.
Putu mangkok menjadi salah satu takjil yang tidak boleh dilewatkan jika kalian bertandang ke Kepulauan Riau. Kue yang memiliki perpaduan cita rasa manis dan gurih ini terbuat dari tepung beras yang diberi taburan parutan kelapa. Sekilas, putu mangkok akan sama seperti kue putu pada umumnya. Bedanya, putu mangkok berbentuk seperti mangkuk terbalik.
Bubur dengan warna kecoklatan ini memiliki aroma dan rasa rempah-rempah yang kuat, lantaran resepnya yang dipengaruhi oleh masakan India. Karena kekayaan rempah-rempah yang ada di dalamnya, bubur ini tak hanya mengenyangkan tetapi juga membuat tubuh terasa lebih hangat saat menyantapnya.
Kuliner Pontianak bernama kue bingke merupakan jajanan yang identik dengan bulan puasa. Hal ini karena kue bingke paling sering dijumpai saat bulan Ramadan.
Kue bingke adalah terbuat dari tepung beras, telur, dan santan kelapa. Tampilannya padat dan tidak berongga, namun sangat lembut bila digigit. Ciri khas kue bingke terletak dari bentuknya yang mirip bunga. Bentuknya ini dihasilkan dari proses pengolahan kue yang menggunakan cetakan bentuk bunga.
Satu lagi kuliner khas Ramadan dari Pontianak yakni sotong pangkong. Makanan satu ini terbuat dari cumi yang dipanggang, setelah dijemur hingga kering. Sebelum disajikan, daging cumi yang sudah dipanggang akan dipukul-pukul dengan palu. Tujuannya agar daging lebih empuk dan mudah dikunyah. Sotong pangkong umumnya disantap bersama bumbu kacang atau diolah dengan bumbu pedas manis.
Meski terkenal dari Maluku, kue asidah sebenarnya berasal dari Arab. Disebutkan bahwa masyarakat Maluku mulai mengenal kue yang mirip dodol ini saat Islam mulai masuk ke wilayah Indonesia bagian timur. Kini, kue asidah sering disajikan sebagai takjil karena cita rasanya yang manis. Kue satu ini akan sangat mudah dijumpai di pasr takjil ataupun di pinggir-pinggir jalan di Maluku sepanjang bulan Ramadan.
Barongko adalah makanan khas Suku Bugis, Makassar. Rasanya yang manis dan gurih membuat barongko sangat pas disantap untuk berbuka puasa. Barongko terbuat dari pisang, telur, santan, gula pasir, dan garam. Bahan-bahan tersebut dihaluskan dan dicampur, dan dibungkus dengan daun pisang lalu dikukus. Barongko bisa disajikan saat keadaan masih hangat ataupun disimpan di kulkas terlebih dahulu.
Baca juga: Resep Bubur Tinutuan, Kuliner Manado yang Cocok Disantap saat Cuaca Dingin
Masyarakat Mandailing Natal juga memiliki kuliner khas Ramadan bernama toge panyabungan. Bercita rasa manis dan menyegarkan, toge panyabungan adalah sejenis es campur yang isinya terdiri dari cendol, tape, ketan merah, ketan putih, dan lupis. Bahan-bahan isian itu dicampur menjadi satu, lalu disiram dengan kuah santan dan gula merah.
Editor: Fajar Sidik
Seiring berjalannya waktu, makanan-makanan tersebut justru dikenal sebagai sajian khas Ramadan. Umumnya, kuliner khas bulan Ramadan yang tersebar di berbagai daerah dihidangkan sebagai takjil atau kudapan untuk berbuka puasa.
Baca juga: 5 Pelajaran Penting dari Anthony Bourdain tentang Kuliner & Traveling
Beberapa makanan khas hadir dengan cita rasa yang manis seperti Putu Mangkok dari Kepulauan Riau, Kicak dari Yogyakarta, Bongko Kopyor dari Gresik, dan Barongko dari Makassar. Namun, ada juga beberapa sajian gurih yang tak kalah menggoda selera seperti Bubur Kanji Rumbi dari Aceh dan Mi Glosor dari Bogor.
Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah 12 makanan khas Ramadan dari berbagai daerah di Indonesia dilansir dari situs resmi Indonesia Travel dan Kemenparekraf RI.
1. Bubur Pacar Cina (Jabodetabek)
Bubur pacar cina adalah kuliner manis khas Betawi yang biasa ditemukan sekitar wilayah Jabodetabek. Meskipun terbuat dari bahan-bahan sederhana, bubur pacar cina nyaris hanya bisa ditemui saat memasuki bulan Ramadan. Sesuai dengan namanya, bubur pacar cina sendiri terbuat dari pacar cina dan sagu mutiara.Untuk membuat bubur ini, pacar cina perlu direbus hingga mengembang dan kenyal, kemudian disiram kuah santan. Meskipun disebut bubur, tekstur bubur pacar cina tidak lembek seperti bubur beras pada umumnya. Bubur pacar cina justru memiliki tekstur bergerindil dan kenyal, dan bisa dihidangkan dingin atau hangat.
2. Kentan Bintul (Banten)
Satu kudapan berbuka yang selalu diburu masyarakat Banten saat bulan Ramadan adalah kentan bintul. Bahkan, jajanan yang terbuat dari ketan dan diberi taburan serundeng ini dipercaya sudah ada sejak abad ke-16.Dari segi bentuk, kentan bintul berupa ketan yang diberi taburan serundung pada bagian atasnya. Serundeng adalah kelapa parut yang telah diolah dengan berbagai rempah-rempah. Perpaduan ketan dan serundeng pada kudapan satu ini menciptakan cita rasa gurih nan lezat saat disantap. Uniknya lagi, biasanya ketan bintul disantap dengan kuah semur, maupun empal daging sapi.
Ketan Bintul. (Sumber gambar: Indonesia Travel)
3. Mi Glosor (Bogor, Jawa Barat)
Sepanjang bulan puasa, penjual mi glosor di kawasan Bogor, Jawa Barat biasanya akan menjamur. Banyak orang mencari mie glosor jelang waktu berbuka puasa. Tak ayal, jika makanan satu ini disebut sebagai salah satu makanan khas Ramadan dari Kota Hujan. Nama 'glosor' pada hidangan ini diambil karena bahan utamanya memiliki tekstur sangat licin sehingga sangat mudah ditelan seperti meluncur begitu saja di tenggorokan. Tekstur licin itu didapatkan karena bahan pembuatan mi glosor bukan menggunakan tepung terigu melainkan tepung singkong atau aci.
Selain itu, mi glosor juga terbuat dari bahan alami, karena warna kuning pada mi berasal dari rempah kunyit. Penyajian kuliner Ramadan satu ini juga unik. Selain ditumis dengan beragam sayuran, mi glosor juga akan disajikan dengan sambal kacang dan gorengan sebagai pelengkap.
Baca juga: Rekomendasi Kuliner dan Spot Foto Menarik di Kawasan Gading Serpong
4. Kicak (Yogyakarta)
Kicak akan banyak dijajakan saat Ramadan di Yogyakarta, khususnya di pasar jajanan Kampung Kauman. Kicak adalah kudapan yang terbuat dari ketan yang telah ditumbuk halus, lalu dicampurkan dengan santan, nangka, dan kelapa parut. Setelah diolah, nantinya akan dijumpai rasa manis dari nangka, serta gurih dari kelapa parut dan santan saat menyantap kicak.Konon, kicak pertama kali dibuat pertama kali tahun 1970-an oleh warga Yogyakarta bernama Mbah Wono. Dia menjajakan kicak di pasar sore untuk takjil buka puasa yang lokasinya berada di Kauman. Namun, awalnya kicak tidak dibuat dari ketan melainkan singkong. Karena banyak yang menyukainya sebagai sajian takjil, akhirnya kicak kian populer dan menjadi makanan Ramadan khas Yogyakarta hingga sekarang.
Kicak. (Sumber gambar: Indonesia Travel)
5. Bongko Kopyor (Gresik, Jawa Timur)
Bongko kopyor adalah akronim dari bubur nangka dan kelapa kopyor. Seperti namanya, makanan khas dari Gresik ini terbuat dari bubur mutiara, nangka, roti tawar, kelapa muda, pisang, dan santan yang kemudian dibungkus dengan daun pisang lalu dikukus.
6. Putu Mangkok (Kepulauan Riau)
Putu mangkok menjadi salah satu takjil yang tidak boleh dilewatkan jika kalian bertandang ke Kepulauan Riau. Kue yang memiliki perpaduan cita rasa manis dan gurih ini terbuat dari tepung beras yang diberi taburan parutan kelapa. Sekilas, putu mangkok akan sama seperti kue putu pada umumnya. Bedanya, putu mangkok berbentuk seperti mangkuk terbalik.Putu Mangkok. (Sumber gambar: Indonesia Travel)
7. Bubur Kanji Rumbi (Aceh)
Sepanjang bulan Ramadan, sejumlah masjid di Aceh biasanya akan menghidangkan bubur kanji rumbi untuk dinikmati masyarakat. Makanan satu ini juga biasanya akan banyak ditemukan di pasar-pasar kuliner bulan puasa di provinsi yang dijuluki Serambi Mekah itu.Bubur dengan warna kecoklatan ini memiliki aroma dan rasa rempah-rempah yang kuat, lantaran resepnya yang dipengaruhi oleh masakan India. Karena kekayaan rempah-rempah yang ada di dalamnya, bubur ini tak hanya mengenyangkan tetapi juga membuat tubuh terasa lebih hangat saat menyantapnya.
8. Kue Bingke (Pontianak, Kalimantan Barat)
Kuliner Pontianak bernama kue bingke merupakan jajanan yang identik dengan bulan puasa. Hal ini karena kue bingke paling sering dijumpai saat bulan Ramadan.Kue bingke adalah terbuat dari tepung beras, telur, dan santan kelapa. Tampilannya padat dan tidak berongga, namun sangat lembut bila digigit. Ciri khas kue bingke terletak dari bentuknya yang mirip bunga. Bentuknya ini dihasilkan dari proses pengolahan kue yang menggunakan cetakan bentuk bunga.
9. Sotong Pangkong (Pontianak, Kalimantan Barat)
Satu lagi kuliner khas Ramadan dari Pontianak yakni sotong pangkong. Makanan satu ini terbuat dari cumi yang dipanggang, setelah dijemur hingga kering. Sebelum disajikan, daging cumi yang sudah dipanggang akan dipukul-pukul dengan palu. Tujuannya agar daging lebih empuk dan mudah dikunyah. Sotong pangkong umumnya disantap bersama bumbu kacang atau diolah dengan bumbu pedas manis.Bubur Kanji Rumbi. (Sumber gambar: Indonesia Travel)
10. Kue Asidah (Maluku)
Meski terkenal dari Maluku, kue asidah sebenarnya berasal dari Arab. Disebutkan bahwa masyarakat Maluku mulai mengenal kue yang mirip dodol ini saat Islam mulai masuk ke wilayah Indonesia bagian timur. Kini, kue asidah sering disajikan sebagai takjil karena cita rasanya yang manis. Kue satu ini akan sangat mudah dijumpai di pasr takjil ataupun di pinggir-pinggir jalan di Maluku sepanjang bulan Ramadan.
11. Barongko (Makassar, Sulawesi Selatan)
Barongko adalah makanan khas Suku Bugis, Makassar. Rasanya yang manis dan gurih membuat barongko sangat pas disantap untuk berbuka puasa. Barongko terbuat dari pisang, telur, santan, gula pasir, dan garam. Bahan-bahan tersebut dihaluskan dan dicampur, dan dibungkus dengan daun pisang lalu dikukus. Barongko bisa disajikan saat keadaan masih hangat ataupun disimpan di kulkas terlebih dahulu. Baca juga: Resep Bubur Tinutuan, Kuliner Manado yang Cocok Disantap saat Cuaca Dingin
12. Toge Panyabungan (Mandailing Natal, Sumatra Utara)
Masyarakat Mandailing Natal juga memiliki kuliner khas Ramadan bernama toge panyabungan. Bercita rasa manis dan menyegarkan, toge panyabungan adalah sejenis es campur yang isinya terdiri dari cendol, tape, ketan merah, ketan putih, dan lupis. Bahan-bahan isian itu dicampur menjadi satu, lalu disiram dengan kuah santan dan gula merah. Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.