Mengenal Asal-usul Sate Taichan, Ternyata Tercipta Secara Kebetulan
04 July 2022 |
16:56 WIB
Seporsi sate dengan bumbu kacang yang melimpah tentu berhasil menggoda siapapun untuk menyantapnya. Namun, kelezatan sate taichan juga tidak bisa dilewatkan begitu saja. Menu ini menawarkan sensasi sate ayam juicy nan gurih, bertemu dengan sambal rawit pedas dengan kucuran sedikit perasan jeruk nipis yang segar juga menggugah selera.
Sate taichan adalah sebuah varian sate yang berisi daging ayam dan dibakar tanpa baluran bumbu kacang atau kecap seperti sate pada umumnya. Sate taichan sempat populer pada medio 2016, dan menjadi salah satu panganan yang digandrungi banyak orang hingga kini.
Sajian sate satu ini hanya dihidangkan dengan sambal rawit pedas dan perasan jeruk nipis. Sementara daging untuk sate taichan umumnya berwarna putih polos dan hanya dibumbui dengan garam, jeruk nipis dan sedikit cabai.
Baca juga: Resep Sate Taichan, Nikmat dengan Sajian Sambal Pedas
Siapa sangka, sate taichan merupakan variasi menu sate yang secara tidak langsung diciptakan oleh seseorang yang berasal dari Jepang saat hendak membeli sate Madura. Melansir dari berbagai sumber, sate taichan pertama kali dibuat oleh salah satu pedagang sate Madura di daerah Senayan, Jakarta Selatan, bernama Amir.
Pada 2014, Amir mendapatkan seorang pelanggan laki-laki yang diketahui berasal dari Jepang yang hendak memesan sate Madura dagangannya. Pembeli itu pun mengaku tidak menyukai sate ayam dengan bumbu kacang khas Madura. Dia meminta kepada Amir agar hanya membakar daging ayamnya saja, lalu ditambahkan dengan garam dan sedikit kucuran air jeruk nipis.
Karena tidak suka pedas, laki-laki itu pun meminta Amir untuk menaruh sambal rawit yang ada sebagai pelengkap untuk menyantap sate tersebut.
Ketika Amir bertanya apa nama sate tersebut, laki-laki itu menjawab Taichan. Dari laki-laki Jepang itulah Amir mendapat nama sekaligus metode cara memasak sate yang baru. Akhirnya, dia memutuskan untuk menjual jenis sate taichan.
Rasa khas dan unik dari taichan segera populer bagi penikmat kuliner ibu kota. Jika kalian mengunjungi sepanjang Jalan Asia-Afrika di Senayan, Jakarta Selatan, kalian akan menemui sederet pedagang sate taichan yang mulai menjajakan dagangannya pada malam hari.
Tak hanya di Jakarta, sate taichan pun mulai populer di banyak daerah di Indonesia. Sate taichan biasanya dijajakan oleh para pedagang kaki lima menggunakan gerobak dan tenda, hingga menjadi salah satu menu yang disajikan di kafe-kafe dan restoran.
Sate taichan biasanya dihidangkan dengan sambal rawit pedas dan disantap dengan lontong. Untuk kisaran harganya biasanya dibanderol sekitar Rp2.500 per tusuk atau Rp20.000 per porsi.
Editor: Nirmala Aninda
Sate taichan adalah sebuah varian sate yang berisi daging ayam dan dibakar tanpa baluran bumbu kacang atau kecap seperti sate pada umumnya. Sate taichan sempat populer pada medio 2016, dan menjadi salah satu panganan yang digandrungi banyak orang hingga kini.
Sajian sate satu ini hanya dihidangkan dengan sambal rawit pedas dan perasan jeruk nipis. Sementara daging untuk sate taichan umumnya berwarna putih polos dan hanya dibumbui dengan garam, jeruk nipis dan sedikit cabai.
Baca juga: Resep Sate Taichan, Nikmat dengan Sajian Sambal Pedas
Sate Taichan (Sumber gambar: It's Taichan/Instagram)
Fusion Madura dan Jepang
Siapa sangka, sate taichan merupakan variasi menu sate yang secara tidak langsung diciptakan oleh seseorang yang berasal dari Jepang saat hendak membeli sate Madura. Melansir dari berbagai sumber, sate taichan pertama kali dibuat oleh salah satu pedagang sate Madura di daerah Senayan, Jakarta Selatan, bernama Amir.Pada 2014, Amir mendapatkan seorang pelanggan laki-laki yang diketahui berasal dari Jepang yang hendak memesan sate Madura dagangannya. Pembeli itu pun mengaku tidak menyukai sate ayam dengan bumbu kacang khas Madura. Dia meminta kepada Amir agar hanya membakar daging ayamnya saja, lalu ditambahkan dengan garam dan sedikit kucuran air jeruk nipis.
Karena tidak suka pedas, laki-laki itu pun meminta Amir untuk menaruh sambal rawit yang ada sebagai pelengkap untuk menyantap sate tersebut.
Ketika Amir bertanya apa nama sate tersebut, laki-laki itu menjawab Taichan. Dari laki-laki Jepang itulah Amir mendapat nama sekaligus metode cara memasak sate yang baru. Akhirnya, dia memutuskan untuk menjual jenis sate taichan.
Rasa khas dan unik dari taichan segera populer bagi penikmat kuliner ibu kota. Jika kalian mengunjungi sepanjang Jalan Asia-Afrika di Senayan, Jakarta Selatan, kalian akan menemui sederet pedagang sate taichan yang mulai menjajakan dagangannya pada malam hari.
Tak hanya di Jakarta, sate taichan pun mulai populer di banyak daerah di Indonesia. Sate taichan biasanya dijajakan oleh para pedagang kaki lima menggunakan gerobak dan tenda, hingga menjadi salah satu menu yang disajikan di kafe-kafe dan restoran.
Sate taichan biasanya dihidangkan dengan sambal rawit pedas dan disantap dengan lontong. Untuk kisaran harganya biasanya dibanderol sekitar Rp2.500 per tusuk atau Rp20.000 per porsi.
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.