ilustrasi (sumber gambar : Alexander Mills / pexels)

Cara Praktis Mengatur Keuangan saat Ramadan Agar Tidak Boncos

09 March 2024   |   23:05 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Ramadan sampai Idulfitri selalu identik dengan bulan inflasi akibat meningkatnya permintaan konsumsi. Artinya pengeluaran masyarakat pada bulan ini biasanya meningkat tajam dibandingkan dengan bulan lain karena ada kebutuhan penting untuk mendukung kelancaran beribadah selama sebulan penuh.

Sangking antusiasnya menyambut bulan suci, pengeluaran rutin pun tidak jarang membengkak sehingga alokasi keuangan bulanan menjadi terganggu, bahkan mungkin harus memanfaatkan alokasi dana cadangan..

Melihat fenomena itu, Faculty Head Sequis Quality Builder Sequis Training Academy of Excellence, Fandi Murdani mengajak masyarakat membenahi perencanaan keuangan agar dapat tenang menyambut Ramadan dengan bijaksana. Ada beberapa saran yang disampaikannya untuk mengelola keuangan selama Ramdan dengan cara melakukan langkah-langkah berikut. 

Baca juga: Awas, Stres Finansial Bisa Pengaruhi Psikologi Keluarga

Menurutnya, hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan membuat terlebih dahulu daftar kebutuhan dan pengeluaran secara detail. Tidak hanya kebutuhan pokok, tetapi juga kebutuhan khusus saat ramadan, seperti kebutuhan untuk sahur, buka puasa, ngabuburit, berbuka bersama teman, pengajian, sedekah hingga persiapan lebaran. 

Dengan membuat daftar kebutuhan dan perkiraan pengeluaran akan membantu kita lebih mudah mengelola keuangan, yakni kita dapat memperkirakan berapa dana yang harus disisihkan dari pendapatan yang diterima setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan.

“Langkah ini juga dapat membantu kita tahu batas pengeluaran yang boleh dilakukan. Anggaran yang kita buat pun akan lebih  realistis sesuai kemampuan finansial,” ujarnya.

Saat bulan puasa, biasanya pengeluaran jauh lebih besar daripada hari biasa karena merupakan waktu yang istimewa untuk berkumpul dan makan bersama keluarga atau teman setelah menahan lapar dan dahaga selama satu hari berpuasa.

Karena itulah, harus pandai menyiasati untuk pos pengeluaran buka puasa. Mulai dari merencanakan menu sahur dan berbuka, bisa dengan memasak sendiri untuk mengurangi frekuensi jajan.

Biasanya, saat bulan Ramadan akan banyak promo dan diskon di marketplace maupun tempat perbelanjaan. Menurutnya, berbelanja saat promo bisa menghemat pengeluaran Ramadan, tetapi harus berhati-hati jangan sampai terpancing untuk belanja konsumtif hingga impulsif.

Pengeluaran lain yang juga ada saat bulan puasa adalah zakat fitrah. Zakat fitrah yang terbaik ditunaikan dengan pembayaran beras. Adapun bobotnya seberat 2,7 kg atau 3,5 liter atau 2,5 kg sesuai kualitas beras layak konsumsi oleh masyarakat setempat.

“Mengingat harga beras dapat berubah atau tidak sama setiap tahun maka sebaiknya dana zakat fitrah disiapkan lebih besar dari tahun sebelumnya,” ujarnya.

Selanjutnya, meski masih bulan Ramadan, ada baiknya sudah membuat perencanaan anggaran hari raya, seperti biaya mudik, kue lebaran, busana lebaran jika diperlukan, uang lebaran bagi anggota keluarga, biaya untuk membeli parcel bagi rekan atau mitra jika sudah menjadi kebiasaan, hingga dana THR bagi asisten rumah tangga.

Setelah membuat daftar kebutuhan untuk lebaran, langkah selanjutnya adalah menyusun anggaran keuangan yang berisi pendapatan, daftar kebutuhan sehari-hari, dana darurat hingga rencana masa depan, yakni tabungan, asuransi, dan investasi.

Biaya hidup sehari hari dapat dialokasikan dari pendapatan bulanan sedangkan dana cadangan dan rencana masa depan dapat dialokasikan tidak hanya dari pendapatan bulanan tapi juga dari pendapatan lain jika ada, seperti dari THR, bonus, atau pendapatan lain jika memiliki usaha atau pekerjaan tambahan.

Besaran nominal  yang dapat disisihkan untuk darurat dan rencana masa depan akan berbeda pada setiap orang. Namun, umumnya 10-20?ri pendapatan. Setelah menentukan besaran nominal, begitu Anda menerima gaji, segera alokasikan ke pos ini.

“Sangat baik jika keluarga Indonesia membuat perencanaan keuangan dan menjalankannya dengan disiplin karena bermanfaat untuk membantu berhemat, meminimalkan risiko utang, dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang,” sebut Fandi.

Dana darurat serta asuransi jiwa dan kesehatan perlu menjadi prioritas untuk menjaga finansial keluarga dalam situasi mendesak. Setelah itu, persiapkan pos masa depan melalui tabungan dan investasi.

Baca juga: 5 Benefit Finansial Punya Perencanaan Keuangan Sejak Dini

Terakhir, Fandi mengingatkan agar mengevaluasi setiap pos keuangan secara berkala dapat setiap tahun, misalnya dengan bertambahnya pendapatan, naiknya inflasi, atau anggota keluarga bertambah apakah akan ada penambahan pengeluaran atau perlu meningkatkan dana masa depan. Dengan melakukan evaluasi keuangan maka Anda dapat membuat keputusan-keputusan  finansial  dengan bijak. 

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Karya Riska Amanda Jadi Juara Kompetisi NFT Art Prized Moments

BERIKUTNYA

Malam Grand Final Puteri Indonesia 2024 Dihadiri 3 Ratu Dunia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: