Wawancara Dokter M Sjahrir: Rahasia Membuat Kulit Sehat dan Cantik
25 February 2024 |
13:29 WIB
Komitmen merawat kulit sejak dini penting untuk dilakukan. Pasalnya, seiring bertambahnya usia, proses regenerasi sel-sel kulit akan makin berjalan melambat. Hal ini membuat kulit kehilangan intensitasnya, sehingga mulai timbul masalah-masalah tertentu.
Meski proses penuaan pada setiap orang tidak bisa dihindari, tetapi hal tersebut sebenarnya bisa diperlambat dengan menjalani berbagai macam perawatan. Menemukan perawatan yang tepat dapat membantu seseorang mengurangi berbagai masalah, dari kulit kering, berjerawat, hingga kerutan di wajah.
Dalam acara sharing session Kamis Santuy yang berlangsung di Wisma Bisnis Indonesia, Kamis (22/2/2024), dokter spesialis kulit dan kecantikan M Sjahrir mengatakan bahwa merawat kulit secara rutin sebenarnya bukan aktivitas yang sulit dilakukan. Setiap orang bisa melakukannya.
Baca juga: Kata Dokter M Sjahrir Soal Panduan Memakai Skincare dengan Kandungan Parfum, Amankah?
Namun, menurut dokter spesialis dermatologi, venereologi, dan estetika yang berpraktik di RSU Hermina Ciputat tersebut, diakuinya masih ada beberapa kesalahan umum yang dilakukan oleh sebagian orang. Hal tersebut berimbas pada minimnya manfaat yang didapat dari proses perawatan kulit yang sudah dilakukan.
Dokter Sjahrir menyebut masih ada sebagian orang yang memilih perawatan kulit, baik skincare maupun treatment tertentu, secara asal. Padahal, kondisi kulit tiap orang yang berbeda-beda, tergantung pada tingkat kelembapan, kelembutan, dan sensitivitas sehingga membuat perawatan yang diberikan pun satu sama lain tidak akan sama.
Sebelum melakukan perawatan, hal paling dasar yang perlu dilakukan ialah dengan mengidentifikasi masalahnya terlebih dahulu, mengenali jenis kulit diri sendiri, lalu baru memilih metode yang tepat. Terakhir, yang tak kalah penting adalah evaluasi untuk melihat progres perawatan atau pengobatan yang dilakukan.
Kepada tim Hypeabis.id, dokter kecantikan M Sjahrir bercerita tentang masalah kulit yang kerap dialami oleh orang Indonesia, sekaligus berbagi tips tentang hal-hal penting yang perlu diperhatikan ketika akan melakukan perawatan kulit. Berikut petikan wawancaranya:
Apa saja permasalahan kulit yang umum dialami oleh orang Indonesia, terutama generasi Z hingga Milenial?
Permasalahan kulit yang dialami oleh generasi Z dan Milenial tentu berbeda. Umur sangat berpengaruh dalam hal ini. Pada generasi Z yang berada di umur 20 tahunan, masalah yang timbul biasanya seperti jerawat, bekas jerawat, flek, bopeng, scar.
Sementara itu, pada generasi Milenial, biasanya mereka akan mulai merasakan tanda-tanda penuaan yang mulai kelihatan. Penuaan memang proses yang alamiah. Kita enggak bisa melawan kodrat.
Hal ini bisa ditandai dengan mulai munculnya sejumlah kerutan, seperti di dahi, di pinggir mata, hingga area bawah mata yang terasa kosong. Pada umur 30-an, masalah flek juga makin umum dirasakan. Hal tersebut dapat terjadi karena masalah umur atau bisa juga karena akumulasi paparan sinar matahari.
Dalam artian, perlakuan kita terhadap kulit saat masih muda akan punya pengaruh besar nantinya?
Tentu, ini yang membuat merawat kulit sebaiknya adalah sebuah usaha jangka panjang dan dilakukan sedini mungkin. Bisa dibilang, merawat adalah investasi kesehatan kulit jangka panjang. Sebab, hasilnya pun tidak akan instan. Contoh paling sederhana ialah terkait munculnya flek yang salah satu akibatnya adalah akumulasi paparan sinar matahari secara jangka panjang.
Ketika masih muda, ada sebagian orang yang mungkin masih menyepelekan sunblock. Ketika muda, kulitnya memang masih bagus dan seolah tidak punya masalah apa-apa. Namun, saat usianya mulai 35 tahunan ke atas, efek dari paparan sinar matahari itu baru kelihatan masalah.
Kalau begitu, apa perawatan rutin yang bisa dilakukan di rumah untuk mencegah masalah-masalah tersebut muncul?
Memiliki kulit sehat adalah hasil kombinasi dari genetika, perawatan kulit yang baik, dan pola hidup sehat. Namun, memilih perawatan yang tepat juga jadi bagian penting menjaga kesehatan kulit secara umum.
Ada beberapa hal praktis yang bisa dilakukan di rumah. Pertama adalah dengan rutin membersihkan wajah. Pastikan Anda mencuci muka setidaknya dua kali sehari. Pilihlah pembersih wajah yang sesuai dengan jenis kulit, bisa itu normal, kering, kombinasi, dan sensitif.
Setelah pembersihan, Anda juga perlu melembapkan kulit. Tidak hanya untuk kulit kering saja, nyatanya kulit berminyak juga membutuhkan jenis perawatan ini. Jadi, pastikan gunakan serum wajah atau pelembap yang sesuai dengan jenis kulit juga.
Kalau untuk kulit kering, bisa pakai pelembap yang rich dengan tekstur yang sedikit terasa lengket. Namun, bagi kulit kombinasi, biasanya lebih cocok ke pelembap yang ringan yang berbasiskan air.
Jika sudah dibersihkan, lalu dilembapkan, kulit selanjutnya harus mendapat perlindungan yang cukup. Caranya adalah dengan memakai sunscreen. Formulasinya lagi-lagi harus disesuaikan dengan jenis kulit. Namun, pastikan SPF (sun protection factor) minimal 30.
Ada yang sudah menjalani perawatan tersebut, tetapi masih berjerawat atau mengalami masalah lain. Bagaimana pandangan dokter?
Memang, ada beberapa orang yang sudah melakukan beberapa langkah perawatan dasar, tetapi masih mengalami masalah kulit, seperti jerawat. Tidak ada yang salah dengan itu. Namun, kita perlu membedakan perihal perawatan dan pengobatan.
Sesuatu yang masih bisa dirawat, maka semestinya bisa selesai dengan cara melakukan hal-hal seperti tadi. Namun, ketika sudah ada masalah, solusinya tidak lagi dengan dirawat. Sebab, kebutuhannya itu sudah di tahap perlu untuk diobati. Jadi, kalau ekspektasinya ingin kulit yang lebih baik, itu mesti diselesaikan dengan pengobatan oleh dokter spesialis.
Baca juga: 4 Jurus Ampuh Perawatan Kulit Wajah Pria ala Dokter M Sjahrir
Jadi, pada saat kapan seseorang sudah mulai perlu melakukan perawatan di klinik dengan dokter spesialis?
Pada umumnya, pasien sebaiknya direkomendasikan mengecek dan merawat kesehatan kulitnya setidaknya sebulan satu kali. Di klinik nanti juga akan sesuai dengan kebutuhan dari orang tersebut.
Misalnya, pada kasus flek hitam. Pasien biasanya akan diberikan krim untuk pengobatan pertamanya. Meski krim bisa dipakai sendiri di rumah, bukan berarti pasien tidak perlu lagi datang ke klinik. Sebab, selama periode tertentu, dokter nantinya akan melakukan evaluasi.
Kalau dengan krim saja sudah menunjukkan tanda-tanda perbaikan, biasanya metodenya akan berlanjut. Namun, jika belum ada hasil, dokter akan melakukan langkah-langkah lanjutan, seperti pemberian nutrisi ke dalam kulit, laser, dan sebagai macam.
Pengobatan di klinik diharapkan mempercepat pengobatan. Hal tersebut bisa terjadi jika pasien berkomitmen sehingga dokter bisa terus memantau dan melakukan langkah-langkah pengobatan yang diperlukan.
Bagaimana jika di tengah pengobatan, pasien ragu dengan manfaat yang dihasilkan. Apakah direkomendasikan pindah klinik, apa saja pertimbangan yang perlu dilakukan?
Komunikasi antara pasien dan dokter itu sangat penting. Sedari awal, pasien mesti sudah teredukasi dengan dokter terkait masalah apa yang dideritanya dan solusi pengobatan apa yang akan diberikan kepadanya. Kalau merasa belum terlalu jelas, pasien berhak untuk bertanya.
Misalnya, pasien boleh kok untuk meminta penjelasan kepada dokter soal berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai akhirnya hasil dari pengobatan yang dilakukan mulai terlihat. Pada kasus jerawat contohnya, itu biasanya membutuhkan waktu 2 bulan sampai 3 bulan.
Nah, itu nanti bisa jadi patokan untuk evaluasi. Kalau ternyata sampai batas waktu tersebut tidak ada hasil, pasien berhak bertanya lagi ke dokter tentang penyebabnya. Bisa jadi, di tengah berjalannya pengobatan ada hal-hal baru yang ditemukan sehingga proses pengobatan lebih lama.
Namun, kalau pasien mulai merasa ragu, mereka juga berhak mencari second opinion. Jadi, pasien boleh bertanya ke dokter lain atau klinik lain. Dalam hal ini, komunikasi memang jadi hal penting. Sebab, ada beberapa masalah kulit yang memang membutuhkan waktu.
Baca juga: Fact Check: Bolehkah Pakai Retinol Pada Usia 20-an?
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Meski proses penuaan pada setiap orang tidak bisa dihindari, tetapi hal tersebut sebenarnya bisa diperlambat dengan menjalani berbagai macam perawatan. Menemukan perawatan yang tepat dapat membantu seseorang mengurangi berbagai masalah, dari kulit kering, berjerawat, hingga kerutan di wajah.
Dalam acara sharing session Kamis Santuy yang berlangsung di Wisma Bisnis Indonesia, Kamis (22/2/2024), dokter spesialis kulit dan kecantikan M Sjahrir mengatakan bahwa merawat kulit secara rutin sebenarnya bukan aktivitas yang sulit dilakukan. Setiap orang bisa melakukannya.
Baca juga: Kata Dokter M Sjahrir Soal Panduan Memakai Skincare dengan Kandungan Parfum, Amankah?
Namun, menurut dokter spesialis dermatologi, venereologi, dan estetika yang berpraktik di RSU Hermina Ciputat tersebut, diakuinya masih ada beberapa kesalahan umum yang dilakukan oleh sebagian orang. Hal tersebut berimbas pada minimnya manfaat yang didapat dari proses perawatan kulit yang sudah dilakukan.
Dokter Sjahrir menyebut masih ada sebagian orang yang memilih perawatan kulit, baik skincare maupun treatment tertentu, secara asal. Padahal, kondisi kulit tiap orang yang berbeda-beda, tergantung pada tingkat kelembapan, kelembutan, dan sensitivitas sehingga membuat perawatan yang diberikan pun satu sama lain tidak akan sama.
Sebelum melakukan perawatan, hal paling dasar yang perlu dilakukan ialah dengan mengidentifikasi masalahnya terlebih dahulu, mengenali jenis kulit diri sendiri, lalu baru memilih metode yang tepat. Terakhir, yang tak kalah penting adalah evaluasi untuk melihat progres perawatan atau pengobatan yang dilakukan.
Kepada tim Hypeabis.id, dokter kecantikan M Sjahrir bercerita tentang masalah kulit yang kerap dialami oleh orang Indonesia, sekaligus berbagi tips tentang hal-hal penting yang perlu diperhatikan ketika akan melakukan perawatan kulit. Berikut petikan wawancaranya:
Apa saja permasalahan kulit yang umum dialami oleh orang Indonesia, terutama generasi Z hingga Milenial?
Permasalahan kulit yang dialami oleh generasi Z dan Milenial tentu berbeda. Umur sangat berpengaruh dalam hal ini. Pada generasi Z yang berada di umur 20 tahunan, masalah yang timbul biasanya seperti jerawat, bekas jerawat, flek, bopeng, scar.
Sementara itu, pada generasi Milenial, biasanya mereka akan mulai merasakan tanda-tanda penuaan yang mulai kelihatan. Penuaan memang proses yang alamiah. Kita enggak bisa melawan kodrat.
Hal ini bisa ditandai dengan mulai munculnya sejumlah kerutan, seperti di dahi, di pinggir mata, hingga area bawah mata yang terasa kosong. Pada umur 30-an, masalah flek juga makin umum dirasakan. Hal tersebut dapat terjadi karena masalah umur atau bisa juga karena akumulasi paparan sinar matahari.
Dalam artian, perlakuan kita terhadap kulit saat masih muda akan punya pengaruh besar nantinya?
Tentu, ini yang membuat merawat kulit sebaiknya adalah sebuah usaha jangka panjang dan dilakukan sedini mungkin. Bisa dibilang, merawat adalah investasi kesehatan kulit jangka panjang. Sebab, hasilnya pun tidak akan instan. Contoh paling sederhana ialah terkait munculnya flek yang salah satu akibatnya adalah akumulasi paparan sinar matahari secara jangka panjang.
Ketika masih muda, ada sebagian orang yang mungkin masih menyepelekan sunblock. Ketika muda, kulitnya memang masih bagus dan seolah tidak punya masalah apa-apa. Namun, saat usianya mulai 35 tahunan ke atas, efek dari paparan sinar matahari itu baru kelihatan masalah.
Kalau begitu, apa perawatan rutin yang bisa dilakukan di rumah untuk mencegah masalah-masalah tersebut muncul?
Memiliki kulit sehat adalah hasil kombinasi dari genetika, perawatan kulit yang baik, dan pola hidup sehat. Namun, memilih perawatan yang tepat juga jadi bagian penting menjaga kesehatan kulit secara umum.
Ada beberapa hal praktis yang bisa dilakukan di rumah. Pertama adalah dengan rutin membersihkan wajah. Pastikan Anda mencuci muka setidaknya dua kali sehari. Pilihlah pembersih wajah yang sesuai dengan jenis kulit, bisa itu normal, kering, kombinasi, dan sensitif.
Setelah pembersihan, Anda juga perlu melembapkan kulit. Tidak hanya untuk kulit kering saja, nyatanya kulit berminyak juga membutuhkan jenis perawatan ini. Jadi, pastikan gunakan serum wajah atau pelembap yang sesuai dengan jenis kulit juga.
Kalau untuk kulit kering, bisa pakai pelembap yang rich dengan tekstur yang sedikit terasa lengket. Namun, bagi kulit kombinasi, biasanya lebih cocok ke pelembap yang ringan yang berbasiskan air.
Jika sudah dibersihkan, lalu dilembapkan, kulit selanjutnya harus mendapat perlindungan yang cukup. Caranya adalah dengan memakai sunscreen. Formulasinya lagi-lagi harus disesuaikan dengan jenis kulit. Namun, pastikan SPF (sun protection factor) minimal 30.
Ada yang sudah menjalani perawatan tersebut, tetapi masih berjerawat atau mengalami masalah lain. Bagaimana pandangan dokter?
Memang, ada beberapa orang yang sudah melakukan beberapa langkah perawatan dasar, tetapi masih mengalami masalah kulit, seperti jerawat. Tidak ada yang salah dengan itu. Namun, kita perlu membedakan perihal perawatan dan pengobatan.
Sesuatu yang masih bisa dirawat, maka semestinya bisa selesai dengan cara melakukan hal-hal seperti tadi. Namun, ketika sudah ada masalah, solusinya tidak lagi dengan dirawat. Sebab, kebutuhannya itu sudah di tahap perlu untuk diobati. Jadi, kalau ekspektasinya ingin kulit yang lebih baik, itu mesti diselesaikan dengan pengobatan oleh dokter spesialis.
Baca juga: 4 Jurus Ampuh Perawatan Kulit Wajah Pria ala Dokter M Sjahrir
Dokter Spesialis Dermatologi, Venereologi dan Estetika M. Sjahrir memberikan pemaparan saat acara Kamis Santuy di Kantor Redaksi Bisnis Indonesia, Jakarta, Kamis (22/2/2024). (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti)
Pada umumnya, pasien sebaiknya direkomendasikan mengecek dan merawat kesehatan kulitnya setidaknya sebulan satu kali. Di klinik nanti juga akan sesuai dengan kebutuhan dari orang tersebut.
Misalnya, pada kasus flek hitam. Pasien biasanya akan diberikan krim untuk pengobatan pertamanya. Meski krim bisa dipakai sendiri di rumah, bukan berarti pasien tidak perlu lagi datang ke klinik. Sebab, selama periode tertentu, dokter nantinya akan melakukan evaluasi.
Kalau dengan krim saja sudah menunjukkan tanda-tanda perbaikan, biasanya metodenya akan berlanjut. Namun, jika belum ada hasil, dokter akan melakukan langkah-langkah lanjutan, seperti pemberian nutrisi ke dalam kulit, laser, dan sebagai macam.
Pengobatan di klinik diharapkan mempercepat pengobatan. Hal tersebut bisa terjadi jika pasien berkomitmen sehingga dokter bisa terus memantau dan melakukan langkah-langkah pengobatan yang diperlukan.
Bagaimana jika di tengah pengobatan, pasien ragu dengan manfaat yang dihasilkan. Apakah direkomendasikan pindah klinik, apa saja pertimbangan yang perlu dilakukan?
Komunikasi antara pasien dan dokter itu sangat penting. Sedari awal, pasien mesti sudah teredukasi dengan dokter terkait masalah apa yang dideritanya dan solusi pengobatan apa yang akan diberikan kepadanya. Kalau merasa belum terlalu jelas, pasien berhak untuk bertanya.
Misalnya, pasien boleh kok untuk meminta penjelasan kepada dokter soal berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai akhirnya hasil dari pengobatan yang dilakukan mulai terlihat. Pada kasus jerawat contohnya, itu biasanya membutuhkan waktu 2 bulan sampai 3 bulan.
Nah, itu nanti bisa jadi patokan untuk evaluasi. Kalau ternyata sampai batas waktu tersebut tidak ada hasil, pasien berhak bertanya lagi ke dokter tentang penyebabnya. Bisa jadi, di tengah berjalannya pengobatan ada hal-hal baru yang ditemukan sehingga proses pengobatan lebih lama.
Namun, kalau pasien mulai merasa ragu, mereka juga berhak mencari second opinion. Jadi, pasien boleh bertanya ke dokter lain atau klinik lain. Dalam hal ini, komunikasi memang jadi hal penting. Sebab, ada beberapa masalah kulit yang memang membutuhkan waktu.
Baca juga: Fact Check: Bolehkah Pakai Retinol Pada Usia 20-an?
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.