Kata Dokter M Sjahrir Soal Panduan Memakai Skincare dengan Kandungan Parfum, Amankah?
22 February 2024 |
20:32 WIB
Penggunaan bahan parfum atau pewangi pada skincare sebenarnya adalah hal yang umum. Saat ini, sudah mulai banyak brand kecantikan yang menambahkan wewangian ke dalam produk-produknya untuk berbagai fungsi, salah satunya menyamarkan aroma bahan kimia yang kurang sedap.
Di sisi lain, dengan menambahkan parfum ke dalam kandungan skincare, pengguna juga akan merasakan lebih nyaman karena ada ketika digunakan ada wewangian tertentu yang muncul. Kendati demikian, ada beberapa anggapan bahwa skincare dengan kandungan parfum bisa berbahaya bagi kulit.
Dokter Spesialis Dermatologi, Venereologi, dan Estetika M Sjahrir mengatakan bahwa skincare berpewangi umumnya boleh-boleh saja digunakan. Namun, dengan syarat bahwa penggunaan parfum sebagai kandungan di dalamnya sesuai dengan aturan.
Baca juga: Tren Makeup dan Skincare Favorit Perempuan Indonesia, dari yang Simple hingga Jenama Lokal
Dalam artian, pembuatan skincare tersebut mengikuti kaidah pembuatan yang diregulasi oleh negara. Singkatnya, ketika skincare tersebut telah memiliki BPOM, seharusnya produk telah dipastikan keamanannya dan boleh digunakan.
“Namun, apakah semuanya bisa menggunakannya? Ini balik lagi ke soal tipe kulit. Ada beberapa orang yang sensitif terhadap bahan tertentu, maka sebaiknya tidak menggunakannya,” ucap M Sjahrir kepada Hypeabis.id saat ditemui di kantor Bisnis Indonesia, Kamis, (22/02/2024).
Bagi beberapa orang yang sensitif terhadap bahan parfum, penambahan wewangian pada skincare bisa membuat kulit pengguna jadi lebih kering, beberapa yang lain bahkan bisa mengalami alergi atau iritasi.
Oleh karena itu, Sjahrir menyarankan agar pemilihan skincare yang utama adalah menyesuaikan jenis kulit dan manfaat yang diinginkan. Sebab, skincare untuk kulit normal, berminyak, kering, dan sensitif tidak bisa disamaratakan.
Baca juga: Jangan Salah, Ini Urutan Pemakaian Skincare Mulai Basic hingga Advance
Untuk tipe kulit sensitif, biasanya akan lebih rentan terhadap beberapa bahan aktif pada skincare. Ciri utama jenis kulit ini adalah sering merah-merah, gatal, rasa seperti tersengat, sehingga mesti lebih berhati-hati dalam memilih skincare.
“Nah, khusus untuk kulit sensitif, dianjurkan tidak memilih skincare berpewangi dan berpengawet. Namun, kalau tipe kulit yang lain, umumnya masih boleh menggunakan,” imbuhnya.
Kendati demikian, Sjahrir mengingatkan agar setiap orang menerapkan pola ‘evaluasi’ pada setiap jenis perawatan kulit yang mereka lakukan. Evaluasi ini akan penting untuk melihat manfaat yang dirasakan oleh seseorang setelah memakai produk skincare dalam kurun waktu tertentu.
Jika memang setelah memakai skincare yang mengandung parfum kurang cocok, sebaiknya segera berhenti. Namun, jika tidak ada masalah berarti atau bahkan mendapatkan manfaatnya, penggunaan skincare tersebut bisa dilanjutkan.
Sjahrir juga menyanrakan agar urusan skincare tidak dijadikan asal-asalan. Menurutnya, skincare mesti dipilih berdasarkan keamanan, kandungan, dan manfaat yang ingin diperoleh alias jangan karena ikut-ikutan orang lain.
Di sisi lain, jika sudah menemukan skincare yang cocok, Sjahrir lebih menyarankan agar produk tersebut tetap dipertahankan. Sebab, ini menandakan bahwa kulit tersebut memang telah cocok dengan kandungan yang ada dan terus beradaptasi agar lebih menyatu.
“Kalau tiba-tiba ganti, nanti malah bisa tidak cocok. Nanti kalau terjadi masalah, biaya yang diperlukan untuk mengobatinya malah makin tinggi,” terangnya.
Baca juga: Tren Korean Beauty, Pertimbangkan Kandungan Sebelum Beli Produk Skincare
Editor: Puput Ady Sukarno
Di sisi lain, dengan menambahkan parfum ke dalam kandungan skincare, pengguna juga akan merasakan lebih nyaman karena ada ketika digunakan ada wewangian tertentu yang muncul. Kendati demikian, ada beberapa anggapan bahwa skincare dengan kandungan parfum bisa berbahaya bagi kulit.
Dokter Spesialis Dermatologi, Venereologi, dan Estetika M Sjahrir mengatakan bahwa skincare berpewangi umumnya boleh-boleh saja digunakan. Namun, dengan syarat bahwa penggunaan parfum sebagai kandungan di dalamnya sesuai dengan aturan.
Baca juga: Tren Makeup dan Skincare Favorit Perempuan Indonesia, dari yang Simple hingga Jenama Lokal
Dalam artian, pembuatan skincare tersebut mengikuti kaidah pembuatan yang diregulasi oleh negara. Singkatnya, ketika skincare tersebut telah memiliki BPOM, seharusnya produk telah dipastikan keamanannya dan boleh digunakan.
“Namun, apakah semuanya bisa menggunakannya? Ini balik lagi ke soal tipe kulit. Ada beberapa orang yang sensitif terhadap bahan tertentu, maka sebaiknya tidak menggunakannya,” ucap M Sjahrir kepada Hypeabis.id saat ditemui di kantor Bisnis Indonesia, Kamis, (22/02/2024).
Dokter Spesialis Dermatologi, Venereologi, dan Estetika M Sjahrir saat acara sharing session di Kamis Santuy Bisnis Indonesia (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Eusebio)
Bagi beberapa orang yang sensitif terhadap bahan parfum, penambahan wewangian pada skincare bisa membuat kulit pengguna jadi lebih kering, beberapa yang lain bahkan bisa mengalami alergi atau iritasi.
Oleh karena itu, Sjahrir menyarankan agar pemilihan skincare yang utama adalah menyesuaikan jenis kulit dan manfaat yang diinginkan. Sebab, skincare untuk kulit normal, berminyak, kering, dan sensitif tidak bisa disamaratakan.
Baca juga: Jangan Salah, Ini Urutan Pemakaian Skincare Mulai Basic hingga Advance
Untuk tipe kulit sensitif, biasanya akan lebih rentan terhadap beberapa bahan aktif pada skincare. Ciri utama jenis kulit ini adalah sering merah-merah, gatal, rasa seperti tersengat, sehingga mesti lebih berhati-hati dalam memilih skincare.
“Nah, khusus untuk kulit sensitif, dianjurkan tidak memilih skincare berpewangi dan berpengawet. Namun, kalau tipe kulit yang lain, umumnya masih boleh menggunakan,” imbuhnya.
Kendati demikian, Sjahrir mengingatkan agar setiap orang menerapkan pola ‘evaluasi’ pada setiap jenis perawatan kulit yang mereka lakukan. Evaluasi ini akan penting untuk melihat manfaat yang dirasakan oleh seseorang setelah memakai produk skincare dalam kurun waktu tertentu.
Jika memang setelah memakai skincare yang mengandung parfum kurang cocok, sebaiknya segera berhenti. Namun, jika tidak ada masalah berarti atau bahkan mendapatkan manfaatnya, penggunaan skincare tersebut bisa dilanjutkan.
Dokter Spesialis Dermatologi, Venereologi, dan Estetika M Sjahrir saat acara sharing session di Kamis Santuy Bisnis Indonesia (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Eusebio)
Sjahrir juga menyanrakan agar urusan skincare tidak dijadikan asal-asalan. Menurutnya, skincare mesti dipilih berdasarkan keamanan, kandungan, dan manfaat yang ingin diperoleh alias jangan karena ikut-ikutan orang lain.
Di sisi lain, jika sudah menemukan skincare yang cocok, Sjahrir lebih menyarankan agar produk tersebut tetap dipertahankan. Sebab, ini menandakan bahwa kulit tersebut memang telah cocok dengan kandungan yang ada dan terus beradaptasi agar lebih menyatu.
“Kalau tiba-tiba ganti, nanti malah bisa tidak cocok. Nanti kalau terjadi masalah, biaya yang diperlukan untuk mengobatinya malah makin tinggi,” terangnya.
Baca juga: Tren Korean Beauty, Pertimbangkan Kandungan Sebelum Beli Produk Skincare
Editor: Puput Ady Sukarno
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.