Skin Age Detector, Teknologi Kesehatan Berbasis AI untuk Analisis Tanda Penuaan Dini & Masalah Kulit

Industri perawatan kulit terus berinovasi mengikuti perkembangan tren kecantikan dan teknologi. Kini sejumlah klinik kecantikan mulai mengadopsi teknologi berbasis artificial intelligence (AI) demi memenuhi preferensi orang-orang yang menyukai tampilan kulit sehat, cerah, awet muda dan alami. 

Teknologi berbasis AI, seperti skin age detector mampu melacak perubahan pada kulit dari waktu ke waktu, membantu deteksi dini permasalahan kulit seperti melanoma, serta memberikan gambaran mengenai kebutuhan kulit sesuai dengan kondisinya saat ini. 

"Skin age detector merupakan tools untuk mengetahui permasalahan kulit seperti wrinkles, pori-pori, dan kadar minyak seseorang hanya dalam waktu kurang dari 30 detik," kata Norita Sembada, Managing Director ERHA Clinic Group, Senin (18/3/2024). 

Baca juga: Cegah Penuaan Dini, Perawatan Anti-aging Makin Diminati

Cara menggunakan skin age detector sangat mudah. Pasien tinggal melakukan selfie dengan posisi wajah yang tepat, jangan ada rambut yang menghalangi. Selanjutnya mesin akan melakukan analisa selama 30 detik, hasil yang keluar akan menampilkan usia dan beberapa permasalahan kulit yang sedang kamu alami. 

Beberapa orang mungkin akan mengalami usia mereka tidak sesuai dengan yang terlihat di layar. Namun, ini adalah usia yang diprediksi sesuai parameter kondisi kulit. Mesin juga akan memperlihatkan seberapa parah permasalahan kulit seperti ada tidaknya jerawat, pori-pori besar, lingkaran hitam, kemerahan, wajah berminyak, sampai hiperpigmentasi. 

"Teknologi ini digunakan untuk mengetahui usia kulit dan menganalisa tanda-tanda permasalahan kulit dengan cara yang praktis. Sehingga kita dapat mengetahui berapa usia kulit sesungguhnya,” kata Norita.

Meski demikian, Norita berujar, secanggih apa pun teknologi berbasis AI, masih belum bisa menggantikan peran dokter dalam mendiagnosa permasalahan kulit sekaligus memberikan rencana treatment yang akan dijalani pasien. Setiap orang memiliki kulit yang berbeda-beda walaupun permasalahan kulitnya sama, dengan demikian treatment-nya pun bisa jadi tak sama. 

"Setiap pasien punya skin goals yang mereka harapkan, misalnya ingin menaikkan skin tone, mengurangi kerutan, atau menghilangkan pori-pori, pasien bisa berkonsultasi dengan dokter mengenai masalah kulit apa dulu yang ingin diatasi," paparnya.

Pemberian treatment akan disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Apakah cukup dengan konsultasi dokter dan penggunaan produk skincare saja atau dilakukan perawatan yang kemungkinan bisa sekali ataupun kombinasi dari beberapa tindakan sekaligus. 

ERHA Clinic yang kini bertransformasi menjadi ERHA Ultimate merupakan klinik pertama yang mengawali penerapan Smart Digital Clinic di Indonesia. Ini meliputi penggunaan teknologi berbasis artificial intelligence dengan teknologi skin age detector dalam treatment-nya. 
  Setiap pengunjung yang datang ke ERHA Ultimate bisa mencoba teknologi skin age detector ini secara gratis dan mengetahui rekomendasi solusi program yang sesuai dengan kondisi kulitnya secara detail dan berkonsultasi dengan expert dermatologist. 

ERHA Ultimate memfokuskan diri sebagai pusat permasalahan kulit, melalui Anti Aging Center untuk menangani masalah penuaan kulit, Acne Center untuk menangani masalah jerawat, Brightening Center untuk mencerahkan kulit, Make Over Center untuk mengatasi permasalahan bentuk dan tekstur wajah dan tubuh,  Atopy & Skin Disease Center, untuk mengatasi penyakit kulit seperti dermatitis atopik atau eksim, lalu Hair Center untuk mengatasi permasalahan rambut, seperti kebotakan.

Pusat perawatan kulit yang berdiri sejak 1999 ini telah memiliki lebih dari 100 cabang di 58 kota seluruh Indonesia. Adapun, pada hari jadinya yang ke-24, mereka baru saja membuka cabang ke-109 yang berlokasi di Tebet Raya, Jakarta Selatan. 

Baca juga: Tren Skincare: Pencerahan Kulit Disukai Pasar Indonesia, Pasar Eropa Pilih Anti Penuaan

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah