llustrasi ilmuwan perempuan di bidang studi STEM (Sumber gambar: Julia Koblitz/Unsplash)

Memacu Derap Kesetaraan Gender di Bidang Studi STEM

28 February 2024   |   07:07 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Selama beberapa dekade, Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM) identik dengan bidang kerja kaum pria. Kini, peningkatan jumlah kaum wanita dalam bidang ini mulai bersemi. Misalnya, pekerja dalam bidang STEM dari kalangan wanita di Amerika Serikat mulai mencapai angka 34 persen berdasarkan data National Science Board.

Dorongan kesetaraan gender menjadi salah satu faktor yang cukup mendobrak keterlibatan wanita dalam bidang sains dan penelitian. Dalam diskusi Breaking Barriers: Women’s Leadership in Science and Research, Wakil Duta Besar Australia Steve Scott menyoroti bahwa rendahnya partisipasi di sektor STEM bisa mengakibatkan kesenjangan pengetahuan dan rendahnya tingkat kemampuan penelitian dan inovasi. 

Acara yang diselenggarakan Kemitraan Indonesia Australia untuk Infrastruktur (KIAT) dan Australia Awards Indonesia ini menggarisbawahi pentingnya mendorong partisipasi dan kepemimpinan wanita di bidang STEM melalui upaya kolaboratif, dengan tujuan untuk mengatasi kesenjangan gender. 

Baca juga: Dian Sastro Ajak Srikandi Indonesia Lebih Eksis di Bidang Sains danTeknologi

Selama diskusi berjalan, CEO Science in Australian Gender Equity (SAGE), Janin Bredehoeft, menjabarkan bagaimana promosi dalam bidang edukasi di Australia dilakukan secara masif. Dia juga menjabarkan bagaimana ruang-ruang kerja fleksibel dibuat terbuka untuk wanita pekerja di bidang STEM.

“Kita [Australia] mengejar keragaman prestasi dalam inklusi, termasuk soal kesetaraan gender. Bagaimana indikator performance, misalnya seperti riset untuk organisasi bisa berkontribusi ke promosi (dalam dunia kerja),” katanya.

Hubungan Indonesia dan Australia selama ini cukup banyak beririsan dalam bidang pendidikan. Bredehoeft menyebut, memastikan kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial merupakan faktor penting dalam proyek terkait desain riset, implementasi, hingga hasil dalam mendorong dunia pendidikan lebih maju. 

Indonesia juga masih sama berjibakunya dengan negara-negara di dunia dalam menghadapi isu kesetaraan gender dalam dunia pendidikan. Meski begitu, Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Suharti mengatakan bahwa akses edukasi antara perempuan dan laki-laki di Indonesia bisa dikatakan berjalan bersamaan.

“Kita [di Indonesia] berperdoman pada kurikulum pendidikan tanpa gender bias,” kata Suharti. 

Menurut Suharti, penting untuk mendorong kontribusi wanita dalam bidang sains dan teknologi, sama halnya dengan bidang-bidang lainnya tanpa memandang gender. Dia mencontohkan bagaimana wanita bisa menjadi teknisi, begitu pula dengan pria. Ini sama halnya dengan pendidikan tingkat dasar mengenai tolong menolong dalam urusan pekerjaan rumah, yang tidak hanya bisa dilakukan anak perempuan tetapi juga anak laki -laki.

Baginya, pelajaran sederhana ini bisa menjadi akar bagi pentingnya kesetaraan gender anak-anak dalam menempuh pendidikan pilihan mereka ke depan. “Hal-hal seperti ini bisa diajarkan di sektor edukasi. Bahwa semuanya punya kesempatan yang sama di bidang apa pun termasuk sains dan teknologi,” katanya.

Namun yang menjadi tantangannya, wanita cenderung dibenturkan dengan urusan-urusan baru saat memasuki fase berumah tangga. Menurut Suharti, motivasi edukasi para wanita yang telah berkeluarga dan cenderung mengalami penurunan ini masih akan menjadi pekerjaan rumah bersama. 

“Kita kita perlu mempelajari hal ini melalui pendidikan tinggi, yang dampaknya nanti akan berkontribusi pada perekonomian kita,” katanya. 

Baca juga: Canggih, Indonesia Ternyata Punya 4 Kawasan Sains dan Teknologi Nasional

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Resensi Buku Undesigned!, Ketika Terma Desain Direfleksikan Sebagai Pemecah Masalah

BERIKUTNYA

Mau Belajar Seni? Cek Rekomendasi Studio Seni Menarik di Indonesia & Dunia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: