Alamanda Shantika Soroti Bias Sosial terhadap Perempuan
09 March 2022 |
18:29 WIB
Momen Hari Perempuan Internasional merupakan saat yang tepat untuk mendorong terwujudnya gender diversity atau keragaman gender, termasuk di dunia informasi dan teknologi. Bias sosial yang membuat penilaian terhadap individu, kelompok, ras, dan jenis kelamin tertentu harus dihilangkan.
Bicara social bias, Founder Binar Academy Alamanda Shantika mengatakan dalam berkarier, fokus yang lebih penting untuk dimaksimalkan adalah menghilangkan kotak-kotak sosial dan memposisikan semua kondisi genderless.
“Karena ketika perempuan yang sebelumnya tidak punya point of view social bias terkait IT, jika mendengar adanya hal negatif tentang hal tersebut, alam bawah sadarnya akan merekam itu sebagai memori. Suatu saat ada kesempatan seorang perempuan memiliki spotlight di bidang teknologi, maka hal negatif yang akan digarisbawahi,” tutur perempuan yang biasa dipanggil Ala tersebut.
Oleh karena itu, daripada membuat stereotype makin besar, lebih baik berpikir bagaimana caranya menghilangkan kotak-kotak sosial yang ada mengenai gender dan memposisikan bahwa perempuan dan laki-laki punya kelebihannya masing-masing. Toh perempuan dan laki-laki bisa berkolaborasi.
Seperti yang dilakukan Ala di Binar Academy yang memulai tahun pertama dengan demografi peserta perempuan sebesar 10 persen, dan menyeimbangkan demografi pesertanya menjadi 40 persen perempuan pada tahun ini.
Peningkatan ini dilakukan dengan mengacu pada insight yang didapat dari para peserta di fase awal, dimana sosok woman in tech menginspirasi mereka untuk bisa menjadi praktisi di industri teknologi.
Sedangkan progress persentase mentor di Binar, pada tahun 2016 jumlah mentor perempuan di Binar 10 persen perempuan. Adapun hingga 2021 telah mencapai 40 persen dan pada tahun 2022 ditargetkan sebesar 50 persen. Alasan semakin meningkatnya angka peningkatan perempuan dalam program Binar adalah dengan terus mengedepankan gender diversity.
Ala menyebut Binar Academy memiliki komitmen untuk berkembang sebagai platform yang suportif untuk generasi tanpa social bias. Menjadi bagian di bidang profesional tanpa memandang gender, dan menggeser mindset menjadi Focus on you.
Editor: Fajar Sidik
Bicara social bias, Founder Binar Academy Alamanda Shantika mengatakan dalam berkarier, fokus yang lebih penting untuk dimaksimalkan adalah menghilangkan kotak-kotak sosial dan memposisikan semua kondisi genderless.
“Karena ketika perempuan yang sebelumnya tidak punya point of view social bias terkait IT, jika mendengar adanya hal negatif tentang hal tersebut, alam bawah sadarnya akan merekam itu sebagai memori. Suatu saat ada kesempatan seorang perempuan memiliki spotlight di bidang teknologi, maka hal negatif yang akan digarisbawahi,” tutur perempuan yang biasa dipanggil Ala tersebut.
Oleh karena itu, daripada membuat stereotype makin besar, lebih baik berpikir bagaimana caranya menghilangkan kotak-kotak sosial yang ada mengenai gender dan memposisikan bahwa perempuan dan laki-laki punya kelebihannya masing-masing. Toh perempuan dan laki-laki bisa berkolaborasi.
Seperti yang dilakukan Ala di Binar Academy yang memulai tahun pertama dengan demografi peserta perempuan sebesar 10 persen, dan menyeimbangkan demografi pesertanya menjadi 40 persen perempuan pada tahun ini.
Peningkatan ini dilakukan dengan mengacu pada insight yang didapat dari para peserta di fase awal, dimana sosok woman in tech menginspirasi mereka untuk bisa menjadi praktisi di industri teknologi.
Sedangkan progress persentase mentor di Binar, pada tahun 2016 jumlah mentor perempuan di Binar 10 persen perempuan. Adapun hingga 2021 telah mencapai 40 persen dan pada tahun 2022 ditargetkan sebesar 50 persen. Alasan semakin meningkatnya angka peningkatan perempuan dalam program Binar adalah dengan terus mengedepankan gender diversity.
Ala menyebut Binar Academy memiliki komitmen untuk berkembang sebagai platform yang suportif untuk generasi tanpa social bias. Menjadi bagian di bidang profesional tanpa memandang gender, dan menggeser mindset menjadi Focus on you.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.