Cara Mengatur Keseimbangan Hidup & Kerja ala Elvira Lianita
31 May 2021 |
18:40 WIB
Sebagai perempuan yang aktif bekerja dan memiliki keluarga, ada ekspektasi yang lebih tinggi di kalangan masyarakat yang kerap membatasi kita untuk berkembang dan melakukan eksplorasi terhadap jenjang karier.
Perempuan dianggap harus bisa membagi waktu antara dua tanggung jawab dalam satu waktu. Hal ini tentu dalam jangka panjang akan menyebabkan kelelahan dan pada akhirnya tidak sedikit perempuan yang harus melepas mimpinya.
Fenomena ini adalah satu dari sekian yang muncul akibat ketidaksetaraan gender di lingkup keluarga maupun pekerjaan.
Tidak semua orang bisa dengan cermat membagi waktunya. Direktur PT HM Sampoerna Tbk. Elvira Lianita, misalnya, punya strategi sendiri untuk menyeimbangkan antara hidup dan pekerjaan.
Keseimbangan ini pula yang dia terapkan di Sampoerna sepanjang kariernya dalam kurun waktu dua dekade terakhir.
Perjalanan Elvira bersama Sampoerna bermula sejak 2001 saat ia bergabung dengan PT Philip Morris Indonesia, dan kemudian bergabung dengan HM Sampoerna ada tahun 2007 hingga saat ini.
Di Sampoerna, Elvira bertanggung jawab untuk menjaga hubungan dengan seluruh pemangku kepentingan eksternal perusahaan. Bekerja di salah satu perusahaan terbesar di Indonesia mengajarkannya banyak hal, termasuk gaya kepemimpinan yang dia terapkan saat ini.
Bagi ibu dari dua orang anak ini, sangatlah penting untuk menjaga keseimbangan antara profesionalisme dan kehidupan pribadi. Untuk itu, di tengah kesibukannya sebagai direktur di Sampoerna, ia selalu menyempatkan diri berbagi waktu dengan keluarga.
“Di masa pandemi ini, saya harus bisa menyiasati bagaimana tetap produktif dan berperan dalam keberhasilan organisasi. Tapi pada saat yang bersamaan, tetap menjalankan peran saya sebagai seorang ibu,” ujarnya pada kesempatan wawancara virtual beberapa waktu lalu.
Elvira membagi waktu antara pekerjaan, keluarga dan hobi (me time) dengan menerapkan sistem work life integration. Di mana dia sebisa mungkin, menjalankan kegiatan personal dan professional secara berdampingan dan saling melengkapi.
Ketika urusan profesional terkadang membutuhkan waktu yang lebih Panjang, maka dia akan menyesuaikan kegiatan personal dengan keluarga.
"Tentunya, saya menginformasikan hal ini agar keluarga saya memahami. Sebaliknya, saya selalu menjadwalkan waktu dengan keluarga dan menyeimbangkan dengan aktivitas professional. Misal, Ketika saya tidak traveling, saya selalu berusaha pulang ke rumah tepat waktu agar bisa berkumpul dengan keluarga," tuturnya.
Menurutnya, kunci yang terpenting adalah: mindset yang tepat yaitu pemahaman bahwa terkadang pembagian waktu dan prioritas akan condong pada aktivitas personal atau profesional tergantung situasi dan keadaan.
Kedua hal tersebut membutuhkan tanggung jawab dan komitmen. Selama kita tetap menjaga keseimbangan kesehatan mental dan tetap bersyukur, serta selalu berkomunikasi dengan jelas, maka kedua hal tersebut dapat dijalani dengan baik.
Di tengah kesibukan pekerjaan, Elvira selalu berusaha untuk menyempatkan berbagi waktu dengan keluarga. Ngobrol atau sekadar sharing dengan anak-anak adalah salah satu caranya menyeimbangkan antara dunia profesional dan juga kehidupan personal.
Baginya, tempat di mana dia bekerja saat ini tak hanya menciptakan suasana kerja yang ramah terhadap perempuan, tetapi juga menjalankan sistem meritokrasi secara baik.
Secara sadar, perusahaannya berupaya memahami kendala perempuan untuk masuk ke dalam jenjang-jenjang yang lebih tinggi. Misalnya, kendala untuk membagi waktu dengan keluarga.
Perempuan kelahiran Surabaya ini juga berpendapat bahwa keberagaman adalah bagian integral dalam keberhasilan bisnis perusahaan.
Hal ini yang mendorong Sampoerna untuk fokus pada pengembangan serta pemberdayaan perempuan, baik terhadap karyawan, mitra usaha, maupun masyarakat luas.
Elvira mengungkapkan tiga pilar yang menjadi fondasi inisiatif perusahaan, yaitu pengembangan strategi people and culture, budaya yang inklusif, dan lingkungan yang kondusif.
Dia juga menjelaskan upaya Sampoerna mendukung pengembangan karyawan perempuan melalui upaya yang sadar dari perusahaan serta lingkungan kerja dimana senantiasa terdapat kesempatan yang setara antara karyawan laki-laki dan perempuan.
Misalnya, penerapan praktik upah yang setara kepada laki-laki dan perempuan atas pekerjaan yang sama.
Selain itu, rekrutmen berbasis kesetaraan gender dimana perusahaan memastikan terdapat kandidat- kandidat perempuan maupun laki-laki untuk suatu posisi, serta kesempatan yang setara untuk mengembangkan jenjang karier.
Di luar perusahaan, program Sampoerna untuk Indonesia dijalankan sebagai bentuk komitmen bagi mitra usaha dan masyarakat luas melalui program Sampoerna Retail Community (SRC) dan Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC).
Elvira percaya bahwa perempuan memainkan peranan yang sama pentingnya dengan laki-laki dalam memutar roda perekomian bangsa dan berperan aktif mendukung pemulihan ekonomi nasional.
“Yang penting untuk diperhatikan adalah untuk memastikan adanya kesempatan yang sama bagi perempuan dan laki-laki untuk berkontribusi terhadap perekonomian bangsa. Ini adalah tanggung jawab kita semua,” jelasnya.
Editor: Fajar Sidik
Perempuan dianggap harus bisa membagi waktu antara dua tanggung jawab dalam satu waktu. Hal ini tentu dalam jangka panjang akan menyebabkan kelelahan dan pada akhirnya tidak sedikit perempuan yang harus melepas mimpinya.
Fenomena ini adalah satu dari sekian yang muncul akibat ketidaksetaraan gender di lingkup keluarga maupun pekerjaan.
Tidak semua orang bisa dengan cermat membagi waktunya. Direktur PT HM Sampoerna Tbk. Elvira Lianita, misalnya, punya strategi sendiri untuk menyeimbangkan antara hidup dan pekerjaan.
Keseimbangan ini pula yang dia terapkan di Sampoerna sepanjang kariernya dalam kurun waktu dua dekade terakhir.
Perjalanan Elvira bersama Sampoerna bermula sejak 2001 saat ia bergabung dengan PT Philip Morris Indonesia, dan kemudian bergabung dengan HM Sampoerna ada tahun 2007 hingga saat ini.
Di Sampoerna, Elvira bertanggung jawab untuk menjaga hubungan dengan seluruh pemangku kepentingan eksternal perusahaan. Bekerja di salah satu perusahaan terbesar di Indonesia mengajarkannya banyak hal, termasuk gaya kepemimpinan yang dia terapkan saat ini.
Bagi ibu dari dua orang anak ini, sangatlah penting untuk menjaga keseimbangan antara profesionalisme dan kehidupan pribadi. Untuk itu, di tengah kesibukannya sebagai direktur di Sampoerna, ia selalu menyempatkan diri berbagi waktu dengan keluarga.
“Di masa pandemi ini, saya harus bisa menyiasati bagaimana tetap produktif dan berperan dalam keberhasilan organisasi. Tapi pada saat yang bersamaan, tetap menjalankan peran saya sebagai seorang ibu,” ujarnya pada kesempatan wawancara virtual beberapa waktu lalu.
Elvira membagi waktu antara pekerjaan, keluarga dan hobi (me time) dengan menerapkan sistem work life integration. Di mana dia sebisa mungkin, menjalankan kegiatan personal dan professional secara berdampingan dan saling melengkapi.
Ketika urusan profesional terkadang membutuhkan waktu yang lebih Panjang, maka dia akan menyesuaikan kegiatan personal dengan keluarga.
Elvira membagi waktu antara pekerjaan, keluarga dan me time dengan menerapkan sistem work life integration. (Dok. HM Sampoerna)
"Tentunya, saya menginformasikan hal ini agar keluarga saya memahami. Sebaliknya, saya selalu menjadwalkan waktu dengan keluarga dan menyeimbangkan dengan aktivitas professional. Misal, Ketika saya tidak traveling, saya selalu berusaha pulang ke rumah tepat waktu agar bisa berkumpul dengan keluarga," tuturnya.
Menurutnya, kunci yang terpenting adalah: mindset yang tepat yaitu pemahaman bahwa terkadang pembagian waktu dan prioritas akan condong pada aktivitas personal atau profesional tergantung situasi dan keadaan.
Kedua hal tersebut membutuhkan tanggung jawab dan komitmen. Selama kita tetap menjaga keseimbangan kesehatan mental dan tetap bersyukur, serta selalu berkomunikasi dengan jelas, maka kedua hal tersebut dapat dijalani dengan baik.
Di tengah kesibukan pekerjaan, Elvira selalu berusaha untuk menyempatkan berbagi waktu dengan keluarga. Ngobrol atau sekadar sharing dengan anak-anak adalah salah satu caranya menyeimbangkan antara dunia profesional dan juga kehidupan personal.
Baginya, tempat di mana dia bekerja saat ini tak hanya menciptakan suasana kerja yang ramah terhadap perempuan, tetapi juga menjalankan sistem meritokrasi secara baik.
Secara sadar, perusahaannya berupaya memahami kendala perempuan untuk masuk ke dalam jenjang-jenjang yang lebih tinggi. Misalnya, kendala untuk membagi waktu dengan keluarga.
"Nah, bagaimana kami bisa dapat lebih fleksibel dalam hal ini. Asalkan hasil kerjanya tetap sama. Kualitasnya tetap bagus. Itulah yang kami terapkan di perusahaan,” ungkap Elvira.
Perempuan kelahiran Surabaya ini juga berpendapat bahwa keberagaman adalah bagian integral dalam keberhasilan bisnis perusahaan.
Hal ini yang mendorong Sampoerna untuk fokus pada pengembangan serta pemberdayaan perempuan, baik terhadap karyawan, mitra usaha, maupun masyarakat luas.
Elvira mengungkapkan tiga pilar yang menjadi fondasi inisiatif perusahaan, yaitu pengembangan strategi people and culture, budaya yang inklusif, dan lingkungan yang kondusif.
Dia juga menjelaskan upaya Sampoerna mendukung pengembangan karyawan perempuan melalui upaya yang sadar dari perusahaan serta lingkungan kerja dimana senantiasa terdapat kesempatan yang setara antara karyawan laki-laki dan perempuan.
Misalnya, penerapan praktik upah yang setara kepada laki-laki dan perempuan atas pekerjaan yang sama.
Selain itu, rekrutmen berbasis kesetaraan gender dimana perusahaan memastikan terdapat kandidat- kandidat perempuan maupun laki-laki untuk suatu posisi, serta kesempatan yang setara untuk mengembangkan jenjang karier.
Di luar perusahaan, program Sampoerna untuk Indonesia dijalankan sebagai bentuk komitmen bagi mitra usaha dan masyarakat luas melalui program Sampoerna Retail Community (SRC) dan Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC).
Elvira percaya bahwa perempuan memainkan peranan yang sama pentingnya dengan laki-laki dalam memutar roda perekomian bangsa dan berperan aktif mendukung pemulihan ekonomi nasional.
“Yang penting untuk diperhatikan adalah untuk memastikan adanya kesempatan yang sama bagi perempuan dan laki-laki untuk berkontribusi terhadap perekonomian bangsa. Ini adalah tanggung jawab kita semua,” jelasnya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.