Resensi Buku Undesigned!, Ketika Terma Desain Direfleksikan Sebagai Pemecah Masalah
21 February 2024 |
06:00 WIB
Gagasan kreatif dalam langgam ilmu desain Indonesia terus bergeliat seiring berjalannya waktu. Upaya kolaboratif untuk menyatukan pikiran-pikiran dari berbagai disiplin ilmu juga terus digalakkan untuk menantang batasan-batasan konvensional tentang desain.
Premis tersebut direfleksikan dalam buku bertajuk Undesigned! yang digagas oleh Diana Nazir dan Stephanie Mamonto. Sesuai judulnya, buku kompilasi kerja kreatif dari para arsitek hingga pemangku kepentingan ini adalah mencoba melampaui paradigma seni.
Narasi tersebut terejawantah lewat eksplorasi multidisiplin ilmu yang menantang ide-ide konvensional melalui paradigma undesigned, atau tanpa rancangan. Artinya, buku ini bisa dibilang sebagai penyatuan upaya kolaboratif dan pemikiran dari para pekerja kreatif.
Baca juga: Resensi Buku Tragedimu Komediku, Menertawakan Realitas Ala Eka Kurniawan
Penulis Diana Nazir mengatakan, seri karya awal buku ini memang ingin merefleksikan sifat mendesain sebagai pemecahan masalah. Terutama dalam memperlakukan setiap proyek sebagai tantangan yang melibatkan penciptaan solusi yang relevan sesuai dengan zaman.
Hadirnya buku ini juga diharap dapat memicu para pekerja kreatif untuk membuat buku-buku di bidang seni lain. Sebab, masih ada banyak kemungkinan yang dapat digali dalam lanskap kesenian di Indonesia untuk dijadikan sebagai bahan ajar atau arsip dalam dunia literasi.
"Buku ini hanya seri pertama untuk memantik ide-ide kreatif lain. Nanti akan ada seri lanjutan, tapi lebih khusus ke bidang tertentu, seperti arsitektur, fesyen, atau bidang seni lainnya," katanya.
Adapun, Stephanie Mamonto, co-writer sekaligus penggagas buku Undesigned! berharap karya terbarunya ini dapat menginspirasi publik seni. Sebab, buku tersebut banyak merangkum gagasan dari para seniman dan pekerja kreatif Indonesia yang karyanya sudah tidak diragukan lagi.
Tak hanya itu, Undesigned! juga menawarkan pemikiran dan kutipan-kutipan dari para profesional terkemuka dengan visual yang ciamik. Tujuannya adalah untuk memperlihatkan bagaimana pendekatan undesigning, atau mendobrak batasan dan menemukan solusi alternatif dapat diterapkan di berbagai bidang seni.
Ihwal penulisan buku tersebut, menurutnya, memang berangkat dari percakapan dengan 12 tokoh terkemuka di dunia kreatif. Dari sinilah kemudian kemudian dijadikan sebagai quotes, dan gagasan-gagasan yang ingin keduanya bagi pada publik lewat penulisan buku.
"Benang merah dari percakapan tersebut kemudian dibukukan di mana para tokoh kreatif itu memiliki paradigma undesigned atau tanpa rancangan untuk membuat sebuah karya," katanya.
Secara umum, Undesigned! menampilkan gagasan-gagasan dari beragam perspektif, termasuk desainer, seniman, akademisi, jurnalis, asosiasi, dan pengusaha. Uniknya, buku ini juga dilengkapi dengan karya-karya dari fotografer berbakat Kafin No'eman, yang merespon potret dari para pekerja kreatif itu dengan visual yang estetis.
Misalnya, terlihat lewat salah satu quote dari arsitek sekaligus seniman Raul Renanda. Dalam buku tersebut dia menyatakan bahwa sesuatu hal yang membedakan desain yang baik, adalah kemampuannya untuk memantik emosi dan menyentuh perasaan (halaman 51).
Sementara itu, Danton Sihombing menuliskan bahwa praktik desain [selalu] melibatkan aspek budaya yang memperhitungkan proses identifikasi dan klarifikasi. Terutama terhadap perilaku dan daya upaya manusia untuk mengoptimalkan kualitas hidup (halaman 111)
Selain dua sosok di muka, pekerja kreatif yang yang mewarnai buku ini adalah Adi Panuntun, Dewi Lestari, Dolorosa Sinaga, Garin Nugroho, Giulio Cappellini, dan Hilmar Farid. Ada juga Io Woo, Ria Lirungan, Rinaldy A. Yunardi, Sandiaga Uno, beserta komentar-komentar dari Irawan Karseno, Rosan P. Roeslani, dan Triawan Munaf.
Data Buku
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Premis tersebut direfleksikan dalam buku bertajuk Undesigned! yang digagas oleh Diana Nazir dan Stephanie Mamonto. Sesuai judulnya, buku kompilasi kerja kreatif dari para arsitek hingga pemangku kepentingan ini adalah mencoba melampaui paradigma seni.
Narasi tersebut terejawantah lewat eksplorasi multidisiplin ilmu yang menantang ide-ide konvensional melalui paradigma undesigned, atau tanpa rancangan. Artinya, buku ini bisa dibilang sebagai penyatuan upaya kolaboratif dan pemikiran dari para pekerja kreatif.
Baca juga: Resensi Buku Tragedimu Komediku, Menertawakan Realitas Ala Eka Kurniawan
Penulis Diana Nazir mengatakan, seri karya awal buku ini memang ingin merefleksikan sifat mendesain sebagai pemecahan masalah. Terutama dalam memperlakukan setiap proyek sebagai tantangan yang melibatkan penciptaan solusi yang relevan sesuai dengan zaman.
Hadirnya buku ini juga diharap dapat memicu para pekerja kreatif untuk membuat buku-buku di bidang seni lain. Sebab, masih ada banyak kemungkinan yang dapat digali dalam lanskap kesenian di Indonesia untuk dijadikan sebagai bahan ajar atau arsip dalam dunia literasi.
"Buku ini hanya seri pertama untuk memantik ide-ide kreatif lain. Nanti akan ada seri lanjutan, tapi lebih khusus ke bidang tertentu, seperti arsitektur, fesyen, atau bidang seni lainnya," katanya.
Ilustrasi buku Undesigned! (sumber gambar Hypeabis.id/ Prasetyo Agung Ginanjar)
Tak hanya itu, Undesigned! juga menawarkan pemikiran dan kutipan-kutipan dari para profesional terkemuka dengan visual yang ciamik. Tujuannya adalah untuk memperlihatkan bagaimana pendekatan undesigning, atau mendobrak batasan dan menemukan solusi alternatif dapat diterapkan di berbagai bidang seni.
Ihwal penulisan buku tersebut, menurutnya, memang berangkat dari percakapan dengan 12 tokoh terkemuka di dunia kreatif. Dari sinilah kemudian kemudian dijadikan sebagai quotes, dan gagasan-gagasan yang ingin keduanya bagi pada publik lewat penulisan buku.
"Benang merah dari percakapan tersebut kemudian dibukukan di mana para tokoh kreatif itu memiliki paradigma undesigned atau tanpa rancangan untuk membuat sebuah karya," katanya.
Secara umum, Undesigned! menampilkan gagasan-gagasan dari beragam perspektif, termasuk desainer, seniman, akademisi, jurnalis, asosiasi, dan pengusaha. Uniknya, buku ini juga dilengkapi dengan karya-karya dari fotografer berbakat Kafin No'eman, yang merespon potret dari para pekerja kreatif itu dengan visual yang estetis.
Misalnya, terlihat lewat salah satu quote dari arsitek sekaligus seniman Raul Renanda. Dalam buku tersebut dia menyatakan bahwa sesuatu hal yang membedakan desain yang baik, adalah kemampuannya untuk memantik emosi dan menyentuh perasaan (halaman 51).
Sementara itu, Danton Sihombing menuliskan bahwa praktik desain [selalu] melibatkan aspek budaya yang memperhitungkan proses identifikasi dan klarifikasi. Terutama terhadap perilaku dan daya upaya manusia untuk mengoptimalkan kualitas hidup (halaman 111)
Selain dua sosok di muka, pekerja kreatif yang yang mewarnai buku ini adalah Adi Panuntun, Dewi Lestari, Dolorosa Sinaga, Garin Nugroho, Giulio Cappellini, dan Hilmar Farid. Ada juga Io Woo, Ria Lirungan, Rinaldy A. Yunardi, Sandiaga Uno, beserta komentar-komentar dari Irawan Karseno, Rosan P. Roeslani, dan Triawan Munaf.
Data Buku
- Judul: Undesigned!
- Penulis: Diana Nazir & Stephanie Mamonto
- Desain Cover & Tata Letak: Studio Woork
- Fotografer: Kafin No'eman
- Tahun Terbit: Agustus 2023
- Jumlah Halaman: 192 halaman
- Penerbit: Yayasan Design Art Indonesia
- ISBN:978-623-09-4707-0
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.