6 Tahapan & Proses Pembuatan Film Dokumenter
13 February 2024 |
16:04 WIB
Film berjudul Dirty Vote tengah ramai jadi perbincangan di jagat maya Indonesia. Karya yang termasuk dalam kategori dokumenter itu berhasil menarik banyak penonton di dalam negeri. Salah satu alasannya adalah tema yang diangkat cukup faktual, yakni pemilihan umum presiden.
Dikutip dari laman Hilbert College Global, film dokumenter merupakan karya nonfiksi yang memiliki sifat edukasi, informatif, atau sejarah yang juga menghibur. Film dokumenter juga biasanya memiliki tema yang sangat bervariasi, seperti mengeksplorasi topik sejarah, politik, seni, ilmu pengetahuan, dan sebagainya.
Beberapa di antaranya juga fokus terhadap isu-isu sosial seperti kemiskinan, ketidaksetaraan, atau perubahan iklim. Kemudian, terdapat juga film dokumenter yang melaporkan suatu peristiwa, seperti investigasi terhadap kasus penting.
Baca juga: Film Dokumenter Adalah...
Secara umum, film dokumenter berbeda dengan film layar lebar komersial karena dibuat berdasarkan materi faktual. Sutradara biasanya menyusun wawancara, rekaman arsip, dan bentuk materi audio visual lainnya untuk ditampilkan. Tak jarang, film jenis ini juga menggunakan aktor yang memerankan kembali peristiwa berdasarkan catatan sejarah.
Selain tentang bahasan yang diusung, jenis film dokumenter juga dapat dilihat dari teknik yang digunakan, seperti dokumenter puitis, ekspositori, observasional, partisipatif, refleksif, dan performatif. Sebagai contoh, film dokumenter performatif adalah karya yang fokus terhadap pendongeng dan subjeknya. Dalam teknik ini, pembuat film mengajukan kebenaran universal berdasarkan interpretasi individu tertentu.
Bagi Genhype yang hendak membuat film dokumenter atau sekadar ingin tahu dan penasaran, berikut ini adalah tahapan dan proses produksi film dokumenter yang harus kalian ketahui.
Penelitian akan membantu pembuat film untuk memastikan konten yang dibuat dapat menarik, diandalkan, dan juga akurat. Tahapan pertama ini juga terkait dengan praktik produksi, teknik, dan genre yang pas dalam membuat film dokumenter.
Pada tahap perencanaan, pembuat film perlu membuat jadwal, anggaran, dan storyboard/ garis besar. Penjadwalan melibatkan penentuan jumlah halaman skenario yang akan diambil pada hari tertentu.
Penganggaran merupakan bentuk uraian biaya yang akan dikeluarkan. Sementara itu, storyboard berupa penulisan garis besar dan daftar pengambilan gambar untuk memandu pembuatan film. Perencanaan juga mempertimbangkan faktor hukum dan risiko, seperti perolehan izin, asuransi dan izin.
Cerita sebuah film dapat berkembang dari rencana awal berdasarkan rekaman yang diambil serta penemuan dan perkembangan baru. Penulis sering kali memiliki kebebasan kreatif untuk membentuk cerita dengan cara yang paling menampilkan pokok bahasan dan menonjolkan perspektif orang yang diwawancarai.
Baca juga: Film Dokumenter Indonesia Berkembang, Tapi Dukungan Pendanaan & Distribusi Masih Minim
Syuting merupakan tahap selanjutnya seusai perencanaan telah matang dan selesai. Biasanya, proses pengambilan gambar berupa wawancara, latar alam, dan aksi langsung. Tujuan utama tahapan ini adalah mendapatkan rekaman video sebanyak mungkin.
Saat pengambilan gambar adegan sinematik, berbagai elemen akan terlibat di dalamnya, yakni peralatan perekam suara, kamera, aktor, dan lokasi. Pada proses ini, pastikan untuk menyiapkan baterai dan memori tambahan. Film dokumenter juga umumnya menonjolkan wawancara dengan subyek dan para ahli dalam proses syutingnya.
Kemajuan terkini dalam teknologi penyuntingan film digital memungkinkan pembuat film mewujudkan visi mereka. Misalnya, perangkat lunak pengeditan nonlinier dan grafik gerak dapat membantu mereka memadukan berbagai komponen film.
Kedua, layanan streaming. Saat ini, sejumlah platform streaming video juga bisa menjadi wadah distribusi film dokumenter untuk semakin dikenal, ini termasuk layanan seperti YouTube, Netflix, Prime Video, dan lain sebagainya. Tak hanya itu, medium distribusi film genre ini juga bisa berupa pertunjukan luring seperti pentas teater sampai bioskop komersial dan alternatif.
Baca juga: Baca juga: Melihat Alur Distribusi Film Dokumenter di Tengah Gempuran Film Fiksi
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Dikutip dari laman Hilbert College Global, film dokumenter merupakan karya nonfiksi yang memiliki sifat edukasi, informatif, atau sejarah yang juga menghibur. Film dokumenter juga biasanya memiliki tema yang sangat bervariasi, seperti mengeksplorasi topik sejarah, politik, seni, ilmu pengetahuan, dan sebagainya.
Beberapa di antaranya juga fokus terhadap isu-isu sosial seperti kemiskinan, ketidaksetaraan, atau perubahan iklim. Kemudian, terdapat juga film dokumenter yang melaporkan suatu peristiwa, seperti investigasi terhadap kasus penting.
Baca juga: Film Dokumenter Adalah...
Secara umum, film dokumenter berbeda dengan film layar lebar komersial karena dibuat berdasarkan materi faktual. Sutradara biasanya menyusun wawancara, rekaman arsip, dan bentuk materi audio visual lainnya untuk ditampilkan. Tak jarang, film jenis ini juga menggunakan aktor yang memerankan kembali peristiwa berdasarkan catatan sejarah.
Selain tentang bahasan yang diusung, jenis film dokumenter juga dapat dilihat dari teknik yang digunakan, seperti dokumenter puitis, ekspositori, observasional, partisipatif, refleksif, dan performatif. Sebagai contoh, film dokumenter performatif adalah karya yang fokus terhadap pendongeng dan subjeknya. Dalam teknik ini, pembuat film mengajukan kebenaran universal berdasarkan interpretasi individu tertentu.
Bagi Genhype yang hendak membuat film dokumenter atau sekadar ingin tahu dan penasaran, berikut ini adalah tahapan dan proses produksi film dokumenter yang harus kalian ketahui.
1. Penelitian
Langkah pertama dalam pembuatan film dokumenter adalah penelitian. Tahapan ini sangat menentukan saat masuk tahap produksi. Dalam tahap ini, pembuat film dapat mempelajari rekaman arsip, catatan publik, arsip surat kabar, dan penelitian akademis, serta melakukan wawancara.Penelitian akan membantu pembuat film untuk memastikan konten yang dibuat dapat menarik, diandalkan, dan juga akurat. Tahapan pertama ini juga terkait dengan praktik produksi, teknik, dan genre yang pas dalam membuat film dokumenter.
2. Perencanaan
Setelah melakukan penelitian, tahapan selanjutnya adalah perencanaan. Bagian ini menjadi sangat penting dalam tahap pra-produksi karena dapat mencegah konflik yang mungkin terjadi selama proses pembuatan film dokumenter.Pada tahap perencanaan, pembuat film perlu membuat jadwal, anggaran, dan storyboard/ garis besar. Penjadwalan melibatkan penentuan jumlah halaman skenario yang akan diambil pada hari tertentu.
Penganggaran merupakan bentuk uraian biaya yang akan dikeluarkan. Sementara itu, storyboard berupa penulisan garis besar dan daftar pengambilan gambar untuk memandu pembuatan film. Perencanaan juga mempertimbangkan faktor hukum dan risiko, seperti perolehan izin, asuransi dan izin.
3. Menulis
Langkah menulis menjadi tahapan selanjutnya dalam pembuatan film dokumenter. Bagian ini dapat membantu pembuat film menyelaraskan rekaman dengan storyboard. Subyek film dan partisipan memiliki peran penting pada tahapan ini.Cerita sebuah film dapat berkembang dari rencana awal berdasarkan rekaman yang diambil serta penemuan dan perkembangan baru. Penulis sering kali memiliki kebebasan kreatif untuk membentuk cerita dengan cara yang paling menampilkan pokok bahasan dan menonjolkan perspektif orang yang diwawancarai.
Baca juga: Film Dokumenter Indonesia Berkembang, Tapi Dukungan Pendanaan & Distribusi Masih Minim
4. Syuting
Syuting merupakan tahap selanjutnya seusai perencanaan telah matang dan selesai. Biasanya, proses pengambilan gambar berupa wawancara, latar alam, dan aksi langsung. Tujuan utama tahapan ini adalah mendapatkan rekaman video sebanyak mungkin.Saat pengambilan gambar adegan sinematik, berbagai elemen akan terlibat di dalamnya, yakni peralatan perekam suara, kamera, aktor, dan lokasi. Pada proses ini, pastikan untuk menyiapkan baterai dan memori tambahan. Film dokumenter juga umumnya menonjolkan wawancara dengan subyek dan para ahli dalam proses syutingnya.
5. Pengeditan
Pengeditan (editing) adalah tahap lain setelah mengambil gambar dan membuat tulisan. Pada tahap ini, rekaman mentah diolah sedemikian rupa sehingga menjadi produk akhir. Saat mengedit, kecermatan, penilaian warna, dan penggabungan efek visual diperlukan.Kemajuan terkini dalam teknologi penyuntingan film digital memungkinkan pembuat film mewujudkan visi mereka. Misalnya, perangkat lunak pengeditan nonlinier dan grafik gerak dapat membantu mereka memadukan berbagai komponen film.
6. Distribusi
Setelah film jadi, langkah paling penting adalah mendistribusikannya. Pada saat ini, ada beberapa media distribusi untuk film dokumenter. Pertama, festival film dan kontes tentang film yang memberikan kesempatan kepada karya dokumenter. Bisa skala nasional maupun internasional.Kedua, layanan streaming. Saat ini, sejumlah platform streaming video juga bisa menjadi wadah distribusi film dokumenter untuk semakin dikenal, ini termasuk layanan seperti YouTube, Netflix, Prime Video, dan lain sebagainya. Tak hanya itu, medium distribusi film genre ini juga bisa berupa pertunjukan luring seperti pentas teater sampai bioskop komersial dan alternatif.
Baca juga: Baca juga: Melihat Alur Distribusi Film Dokumenter di Tengah Gempuran Film Fiksi
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.