Film dokumenter Dirty Vote menyedot perhatian banyak orang (Sumber gambar: tangkapan layar unggahan twitter Dandhy Laksono)

Film Dokumenter Dirty Vote Tembus 3 Juta Penayangan Kurang Dari 24 Jam

12 February 2024   |   14:18 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Karya dokumenter berjudul Dirty Vote yang tayang di platform video streaming YouTube dari sutradara Dandhy Laksono telah mendapatkan 3,8  juta penayangan setelah diunggah 22 jam yang lalu. Sementara itu, sebanyak lebih dari 200.000 pengguna menyukainya.

Dikutip dari unggahan video akun YouTube PSHK Indonesia & Dirty Vote, konteks pada film dokumenter ini turut disampaikan oleh tiga ahli hukum tata negara, yakni Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari.

Baca juga: Intip Ragam Modus Serangan Siber Jelang Pemilu

Ketiganya mengungkap berbagai instrument kekuasaan telah digunakan untuk tujuan memenangkan pemilu dan merusak tatanan demokrasi. Penggunaan infrastruktur yang kuat, tanpa malu-malu dipertontonkan secara telanjang demi mempertahankan status quo.

“Bentuk-bentuk kecurangan diurainya dengan analisa hukum tata negara,” demikian tertulis.

Berdasarkan karya berdurasi 1 jam 57 menit itu, pembuat film menyajikan karya dengan metode bercerita. Para bintang yang merupakan pakar hukum tata negara menyampaikan analisanya tentang kondisi politik yang terjadi di dalam negeri dengan sejumlah data pendukung.

Metode bercerita itu juga mendapatkan dukungan dari data dan cuplikan-cuplikan video guna memperkuat alurnya. Dari sisi set, karya ini juga memperlihatkan suasana studio Ketika para bintang di dalamnya melakukan analisa atas isu yang ditampilkan.

Karya dokumenter ini memperoleh berbagai respons dari para pengguna platform video streaming YouTube. Tercatat, ada lebih dari 40.000 pengguna YouTube yang menuliskan komentarnya terkait dengan film tersebut.
 

Salah satu pengguna media tersebut mengungkapkan durasi yang disajikan oleh pembuat film sangat panjang.
Meskipun begitu, karya dokumenter ini tetap menarik perhatiannya untuk ditonton. Dia berharap banyak orang yang mau melihatnya. Menurut pengguna ini, Dirty Vote menunjukkan fakta yang sangat mencengangkan untuk didengar oleh semua orang.

Kemudian, pengguna lainnya menuliskan ucapan terima kasih kepada pembuat film Dirty Vote. Pengguna ini mengajak individu dari Generasi Z untuk menyaksikan film dokumenter dengan durasi hampir 2 jam itu.

Pengguna YouTube yang lain menilai bahwa Dirty Vote adalah film dokumenter menarik bagi individu yang buta terhadap politik. Namun, senang memberikan kriti atau membuat narasi calonnya yang paling baik.

Dirty Vote merupakan salah satu dari sejumlah karya dokumenter garapan Dandhy Laksono. Sebelumnya, sang sutradara telah membuat beberapa film dokumnter, yakni Barang Panas (2023), The Endgame (2021), Pulau Plastik (2021), Sexy Killers (2019), dan Samin vs Semen (2015).

Rumah produksi Watchdog yang berada di belakang film Dirty Vote tercatat pernah meraih penghargaan kategori Emergent Leadership in Organisation dalam ajang Ramon Magsaysay Awards pada Agustus 2021.

Dalam laman Ramon Magsaysay Awards, Watchdog disebut merupakan rumah produksi yang menggabungkan pembuatan film dokumenter dan platform alternatif untuk menyoroti isu-isu yang kurang dilaporkan di Indonesia.

Watchdog didirikan pada 2011 untuk menciptakan kesadaran publik tentang isu seperti hak asasi manusia, keadilan sosial, dan lingkungan.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Sinopsis Madame Web, Aksi Sang Peramal Masa Depan Tayang di Bioskop 14 Februari 2024

BERIKUTNYA

Waspada Malware Coyote, Trojan Canggih yang Mencuri Data Sensitif Bank

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: