Dirty Vote (Sumber foto: Instagram:@dandhy_laksono)

5 Fakta Film Dokumenter Dirty Vote, Ungkap Kecurangan dalam Proses Pemilu

12 February 2024   |   18:02 WIB
Image
Kintan Nabila Jurnalis Hypeabis.id

Menjelang pemilihan umum (pemilu) 14 Februari 2024, publik dibuat heboh dengan rilisnya film berjudul Dirty Vote. Karya dokumenter garapan Dandhy Dwi Laksono tersebut tayang perdana pada Minggu, 11 Februari 2024 pukul 11.11 WIB, berdurasi 1 jam 57 menit di kanal YouTube resmi Dirty Vote.

Secara garis besar, Dirty Vote menceritakan tentang campur tangan elit politik untuk memenangkan pemilu 2024. Melalui tayangan ini penonton diajak menyelami rencana-rencana licik para politisi untuk merusak tatanan demokrasi. Dandhy Dwi Laksono menggaet tiga ahli hukum tata negara, yaitu Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari untuk mengisi dokumenternya. 

Baca juga: Film Dokumenter Dirty Vote Tembus 3 Juta Penayangan Kurang Dari 24 Jam

Dandhy bekerja sama dengan sejumlah pihak lainnya seperti sutradara fotografi Jagad Raya, videografer Yusuf Priambodo dan Benaya Harobu, serta produser Irvan dan Joni Aswira. Tak ketinggalan Dirty Vote juga menggandeng lima orang researcher, yaitu Helmi Lavour, Kafin Muhammad, Nurdinah Hijrah, Rino Irlandi, dan Joni Aswira. 

Sejak awal penayangannya, karya dokumenter ini banyak mendapat apresiasi dari masyarakat. Tak sedikit mereka yang menilai bahwa film ini sudah membuka mata dan cara berpikir mereka dalam melihat situasi politik di Indonesia sekarang ini. Sampai artikel ini ditulis, Dirty Vote sudah ditonton lebih dari 4,9 juta kali dan telah dikomentari oleh lebih dari 47.000 orang.

Nah Genhype, yuk simak fakta menarik karya dokumenter Dirty Vote.
 

1. Disutradarai Dandhy Dwi Laksono

Dandhy Dwi Laksono merupakan mantan jurnalis yang sering kali melakukan peliputan investigasi berupa tulisan maupun film dokumenter. Pria kelahiran Lumajang, Jawa Timur, ini merupakan Sarjana Hubungan Internasional dari Universitas Padjajaran, Bandung. Dia juga sempat menempuh pendidikan di Ohio University Internship Program on Broadcast Journalist Covering Conflict, Amerika Serikat (2007) dan British Council Broadcasting Program, London (2008).

Dirty Vote merupakan satu dari beberapa karya filmnya yang mengambil momentum pemilu. Menjelang Pilkada DKI Jakarta, dia menggarap film Jakarta Unfair pada 2017, lalu Sexy Killers yang dibuatnya saat masa tenang pemilu 2019. Dalam film terakhir, dia menyuguhkan informasi soal oligarki kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden yang berlaga saat itu, yakni Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
 

2. Diisi pakar hukum tata negara 

Dirty Vote menampilkan tiga pakar hukum tata negara, yakni Jentera Bivitri Susanti pengajar Sekolah Tinggi Hukum (STH), Zainal Arifin Mochtar akademisi hukum tata negara Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Feri Amsari akademisi hukum sekaligus Direktur Pusat Studi Konstitusi (Pusako) Universitas Andalas (Unand).

Mereka bertiga menyampaikan analisisnya mengenai situasi politik yang sedang terjadi di Indonesia menjelang pemilu 2024. Masing-masing mengungkapkan pesannya di awal pembukaan film. 

"Jika Anda nonton film ini, saya punya pesan sederhana. atu tolong jadikan film ini sebagai landasan untuk Anda melakukan penghukuman," tutur Zainal Arifin Mochtar.

"Saya mau terlibat dalam film ini karena banyak orang yang akan makin paham, bahwa memang telah terjadi kecurangan yang luar biasa. Sehingga Pemilu ini tidak bisa dianggap baik-baik saja," ujar Bivitri Susanti.

"Film ini dianggap akan mampu mendidik publik betapa curangnya Pemilu kita dan bagaimana politisi telah mempermainkan publik pemilih hanya untuk memenangkan kepentingan mereka," kata Feri.


3. Proses produksi

Dirty Vote lahir dari kolaborasi lintas CSO dengan biaya produksinya dihimpun melalui crowdfunding, sumbangan individu, dan lembaga. Menariknya, film dokumenter ini digarap dengan waktu yang cenderung pendek dibanding karya-karya Dandhy lainnya, bahkan lebih cepat dari penggarapan End Game KPK (2021). Penggarapan berlangsung sekitar dua minggu, mulai dari proses riset, produksi, penyuntingan, sampai perilisan resminya.
 

4. Menuai kecaman sampai jadi trending

Melalui tayangan tersebut, para pakar hukum tata negara dengan gamblang memaparkan bahwa saat ini instrumen kekuasaan telah digunakan semena-mena. Tanpa malu-malu para elit politik mempertontonkan kecurangan demi memenangkan pemilu 2024.

Setelah tiga jam dirilis, Dirty Vote langsung menuai kecaman dari Tim Kampanye Nasional (TKN) 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, bahkan dilabeli fitnah oleh mereka. Namun, di sisi lain banyak juga tokoh yang mengapresiasi atas rilisnya karya dokumenter ini yang dinilai berani.

Dirty Vote juga masih menjadi trending di media sosial, terhitung sampai hari ini Senin (12/2/2024), lebih dari 602.000 unggahan yang menyebut soal film dokumenter itu di platform . Ini membuat banyak netizen makin penasaran dan tertarik untuk menonton.
 

5. Kolaborator di balik layar 

Pada akhir penayangan Dirty Vote, diperlihatkan siapa saja para kolaborator yang terlibat dalam penggarapannya. Mereka di antaranya adalah Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Bangsa Mahardika, Ekspedisi Indonesia Baru, Ekuatorial, Fraksi Rakyat Indonesia, Greenpeace Indonesia, Indonesia Corruption Watch, Jatam, Jeda Untuk Iklim, KBR, LBH Pers, Lokataru, Perludem, Salam 4 Jari, Satya Bumi, Themis Indonesia, Walhi, Yayasan Dewi Keadilan, Yayasan Kurawal, dan YLBHI.

Bagi Genhype yang ingin menonton film Dirty Vote full movie berdurasi 1 jam 57 menit, kalian dapat menyaksikan tayangannya dengan mengakses link berikut ini:

Link nonton YouTube Dirty Vote full movie

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Cita Rasa Aromatik Hidangan Pan-Asia di KAMA Cuisine & Libations

BERIKUTNYA

Film Drive-Away Dolls Tayang 23 Februari, Cerita Komedi Tragedi di Tallahassee

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: