Sutradara Dziga Vertov (Sumber gambar: official Picturehouse Cinemas)

Film Dokumenter Adalah...

19 August 2023   |   09:00 WIB

Interpretasi dari kata dokumenter mengarah pada sesuatu yang nyata, faktual, atau merekam realitas dari peristiwa. Pendek kata, film dokumenter adalah gambar bergerak yang mengabadikan kenyataan atau peristiwa kehidupan yang menarik. Kendati tidak dapat menafikan bahwa pada kenyataannya film dokumenter masih sangat minim penonton.

Namun, di luar masalah keekonomian dan terbatasnya penonton, film dokumenter dinilai sebagai perwujudan interpretasi kreatif tentang realitas dan aktualitas. Kesan tentang keduanya digambarkan secara kuat dalam film jenis ini. Film dokumenter menjadi medium yang sangat tepat untuk mengangkat persoalan nyata di masa lalu.

Baca Juga: Film Dokumenter Indonesia Berkembang, Tapi Dukungan Pendanaan & Distribusi Masih Minim

Kelahiran film dokumenter dimulai dengan orang melihat dan mengapresiasi setiap adegan yang disusun dengan melalui mata, prespektif, tata bahasa visual, dan suara sang sutradara.

Mengangkat realitas membuat film dokumenter memiliki cakupan dari zona yang sangat kompleks. Menariknya, para spectator mampu menerima posisi film dokumenter sebagai kenyataan baru ini dan merasa mendapatkan pemahaman baru tentang dunia yang belum pernah mereka lihat.

Sejak genre film ini diperkenalkan perdana oleh sineas asal Inggris John Grierson, para penggiat film dokumenter di seluruh dunia berlomba-lomba memperdalam penguasaan sinematografi dokumenter.

Tidak ubahnya seni rupa yang menempatkan kuas sebagai alat untuk mewujudkan ide, fungsi kamera dalam film dokumenter sebagai cerminan teknik estetika sinematografi.

Ditilik dari sisi teknis, kamera yang digunakan hanya berlensa standar. Manipulasi ukuran gambar atau shot menjadi tabu. Sutradara dituntut kejeliannya untuk mengeksplorasi sudut pengambilan gambar.

Proses produksi Nanook of The North. (Sumber gambar: Official Documentaryorg)
 

Proses produksi Nanook of The North. (Sumber gambar: Official Documentaryorg)


Dalam rekam jejak film dokumenter terdapat tiga teknik pengambilan gambar yakni Kino Pravda, Cinema Verite, dan Post Modern Documentry. Teknik pertama, dipopularkan oleh sineas Rusia Dziga Vertov dengan konsep kino eye. Dia mengusung prinsip bahwa kamera tak ubahnya mata film atau kino eye alias kino glaz.

Karyanya yang berjudul Man With a Movie Camera (1929) berisi rekonstruksi gambar yang didapat melalui kamera dan berhasil menyampaikan pesan subjektivitas yang disampaikan kepada penonton. Pendekatan pengambilan gambar yang dilakukan Vertov terkenal dengan merekam seluruh aspek di luar subjek dan objek, yakni properti termasuk waktu proses perekaman gambar dilakukan.

Baca Juga: Herodonology, Film Dokumenter Tentang Kiprah Seniman Kontemporer Heri Dono

Kedua, Cinema Verite yang sangat diakrabi para sineas dokumenter di Prancis. Dalam teknik ini, para sineas berikut kameranya hanya berfungsi sebagai pengamat yang merekam peristiwa. Para sineas yang menggunakan aliran ini biasanya menggunakan perangkat tambahan seperti crane, tripod, atau dolly camera movement.
 

Adegan Triumph of The Will (Sumber gambar: Official USC Cinematic Arts)

Adegan Triumph of The Will (Sumber gambar: Official USC Cinematic Arts)

Film Nanook of The North (1922) karya sutradara Robert Flaherty atau Triumph of The Will (1935) buah tangan sineas Leni Riefenstahl, mewakili estetika sinematografi Cinema Verite yang memukau. Karya kedua sineas tersebut menjadi kitab rujukan bagi para sineas dokumenter hingga saat ini.

Ketiga, Post Modern Documentry yang menggali lebih dalam tentang tanda semiologi dan semiotika dalam sejumlah film dokumenter. Teknik ini mengombinasikan antara Cinema Verite dan romantisme visual. Beberapa adegan menyisipkan slow motion shot.

Variasi ini merupakan telaah baru dalam film dokumenter. Namun, dari ketiganya memiliki benang merah yang sama, yakni memperlihatkan peristiwa nyata melalui gambar bergerak.

Baca Juga: Film Dokumenter Tokoh Seni Rupa Nunung WS & Kartika Affandi Diluncurkan

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Puput Ady Sukarno

SEBELUMNYA

Polusi Udara Bisa Ganggu Mental dan Kecerdasan Anak

BERIKUTNYA

Resep Bakpao Kukus Lembut Sederhana, Isian Ayam dan Cokelat

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: