Cegah Risiko Penyakit Secara Menyeluruh Melalui Pemeriksaan Genomic
07 February 2024 |
21:00 WIB
Risiko penyakit bisa terjadi pada siapa saja, terlebih bagi mereka yang memiliki keturunan dengan riwayat penyakit tertentu seperti diabetes, jantung, hipertensi, hingga kanker. Nah, untuk mengetahui adanya risiko tersebut di dalam diri sekaligus mencegah munculnya mutasi gen, maka perlu dilakukan deteksi dini.
Dengan perkembangan teknologi yang makin canggih, deteksi dini penyakit dapat dilakukan hingga unsur terkecil di dalam tubuh yakni gen melalui pemeriksaan genomic. Apa itu pemeriksaan genomic dan apa perbedaannya dengan pemeriksaan atau tes DNA?
Venty Muliana Sari Soeroso, Dokter Konselor Genomic Brawijaya Hospital Saharjo mengatakan pemeriksan genomic dan DNA sebetulnya hampir mirip karena DNA sendiri merupakan susunan terkecil yang memberikan informasi penting dalam bentuk huruf-huruf berupa susunan.
Baca Juga: Waspada Atrial Fibrilasi, Penyebab Jantung Tiba-tiba Berdetak Kencang Tak Beraturan
"Saat kita memeriksa gen yang di dalamnya ada DNA biasanya yang diperiksa hanya satu atau dua gen sedangkan pemeriksaan genomic lebih luas lagi dan akan memeriksa ratusan bahkan lebih gen," ujar Venty pada acara Peresmian Brawijaya Genomic Center Kolaborasi dengan Prodia, Selasa (6/2/2024).
Melalui pemeriksaan genomic maka akan teridentifikasi variasi genetik yang mungkin berkontribusi pada risiko penyakit atau memberikan informasi tentang respons terhadap pengobatan tertentu.
Adapun proses pemeriksaan genomic biasanya melibatkan pengambilan sampel darah. Dari sample darah tersebut akan terdeteksi gen yang tersembunyi di dalam tubuh yang memang menjadi kunci informasi mengenai berbagai hal termasuk risiko penyakit yang ada di dalam diri seseorang.
“Proses pemeriksaan genomic ini hanya dilakukan satu kali seumur hidup karena yang dicek variasi yang tersembunyi di dalam sel kita. Sengaja dibuat tersembunyi karena gen tersebut dapat memberikan infromasi sangat penting di dalam tubuh. Teknologi genomic ini yang membantu mengungkap gen tersebut,” tuturnya.
Dengan dilakukan pemeriksaan genomic maka seseorang akan lebih memahami dirinya sendiri termasuk mendeteksi risiko genetik berbagai penyakit, seperti kanker, penyakit jantung atau penyakit genetic sehingga mereka dapat melakukan pencegahan, mengubah gaya hidup dan melakukan skrining secara teratur.
Baca Juga: Gula Darah Tinggi Bisa Memicu Penyakit Ginjal Kronis, Bagaimana Kaitannya?
Sementara itu, Dokter Chamim, Direktur- Brawijaya Hospital Saharjo mengatakan dengan adanya informasi genetic yang didapatkan dari hasil pemeriksaan genomic, maka dapat membantu dokter melakukan personalisasi pengobatan dan memilih pengobatan paling efektif.
"Saat menderita sakit dan dalam pengobatan, misal individu A diobati dengan cara X dan hasilnya 100 persen. Lalu individu B diobati dengan cara X yang sama tapi hasilnya 80 persen. Ini berbeda hasil karena ada gen yang berbeda,” tuturnya.
Untuk melakukan pemeriksaan genomic kini tak lagi perlu harus ke luar negeri sebab teknologi tersebut juga telah tersedia di Indonesia salah satunya di Brawijaya Hospital Saharjo yang baru saja meresmikan Brawijaya Genomic Center, bekerjasama dengan PT Prodia Widyahusada Tbk.
Analisis pemeriksaan genomik akan dilakukan hingga memperoleh hasil yang dapat dimanfaatkan untuk mengelola kesehatan berdasarkan profil genomik masing-masing individu.
"Akses terhadap informasi layanan kesehatan memang masih menjadi salah satu tantangan. Genomic Center seperti ini diharapan dapat menjawab kebutuhan pasien dan dokter untuk dapat merasakan manfaat pengobatan yang dipersonalisasi," ujar Dewi Muliaty, Direktur Utama Prodia.
Layanan tersebut sudah dibuka sejak 1 Februari 2024, dapat diakses oleh masyarakat luas dan memberikan layanan konsultasi sebelum dan sesudah pemeriksaan genomic. Adapun untuk harga tes genomic ini berkisar antara Rp7 juta hingga RP10 juta.
Baca Juga: Kenali Gejala dan Pemicu Penyakit Ginjal Kronis
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: M. Taufikul Basari
Dengan perkembangan teknologi yang makin canggih, deteksi dini penyakit dapat dilakukan hingga unsur terkecil di dalam tubuh yakni gen melalui pemeriksaan genomic. Apa itu pemeriksaan genomic dan apa perbedaannya dengan pemeriksaan atau tes DNA?
Venty Muliana Sari Soeroso, Dokter Konselor Genomic Brawijaya Hospital Saharjo mengatakan pemeriksan genomic dan DNA sebetulnya hampir mirip karena DNA sendiri merupakan susunan terkecil yang memberikan informasi penting dalam bentuk huruf-huruf berupa susunan.
Baca Juga: Waspada Atrial Fibrilasi, Penyebab Jantung Tiba-tiba Berdetak Kencang Tak Beraturan
"Saat kita memeriksa gen yang di dalamnya ada DNA biasanya yang diperiksa hanya satu atau dua gen sedangkan pemeriksaan genomic lebih luas lagi dan akan memeriksa ratusan bahkan lebih gen," ujar Venty pada acara Peresmian Brawijaya Genomic Center Kolaborasi dengan Prodia, Selasa (6/2/2024).
Melalui pemeriksaan genomic maka akan teridentifikasi variasi genetik yang mungkin berkontribusi pada risiko penyakit atau memberikan informasi tentang respons terhadap pengobatan tertentu.
Adapun proses pemeriksaan genomic biasanya melibatkan pengambilan sampel darah. Dari sample darah tersebut akan terdeteksi gen yang tersembunyi di dalam tubuh yang memang menjadi kunci informasi mengenai berbagai hal termasuk risiko penyakit yang ada di dalam diri seseorang.
“Proses pemeriksaan genomic ini hanya dilakukan satu kali seumur hidup karena yang dicek variasi yang tersembunyi di dalam sel kita. Sengaja dibuat tersembunyi karena gen tersebut dapat memberikan infromasi sangat penting di dalam tubuh. Teknologi genomic ini yang membantu mengungkap gen tersebut,” tuturnya.
Dengan dilakukan pemeriksaan genomic maka seseorang akan lebih memahami dirinya sendiri termasuk mendeteksi risiko genetik berbagai penyakit, seperti kanker, penyakit jantung atau penyakit genetic sehingga mereka dapat melakukan pencegahan, mengubah gaya hidup dan melakukan skrining secara teratur.
Baca Juga: Gula Darah Tinggi Bisa Memicu Penyakit Ginjal Kronis, Bagaimana Kaitannya?
Sementara itu, Dokter Chamim, Direktur- Brawijaya Hospital Saharjo mengatakan dengan adanya informasi genetic yang didapatkan dari hasil pemeriksaan genomic, maka dapat membantu dokter melakukan personalisasi pengobatan dan memilih pengobatan paling efektif.
"Saat menderita sakit dan dalam pengobatan, misal individu A diobati dengan cara X dan hasilnya 100 persen. Lalu individu B diobati dengan cara X yang sama tapi hasilnya 80 persen. Ini berbeda hasil karena ada gen yang berbeda,” tuturnya.
Untuk melakukan pemeriksaan genomic kini tak lagi perlu harus ke luar negeri sebab teknologi tersebut juga telah tersedia di Indonesia salah satunya di Brawijaya Hospital Saharjo yang baru saja meresmikan Brawijaya Genomic Center, bekerjasama dengan PT Prodia Widyahusada Tbk.
Analisis pemeriksaan genomik akan dilakukan hingga memperoleh hasil yang dapat dimanfaatkan untuk mengelola kesehatan berdasarkan profil genomik masing-masing individu.
"Akses terhadap informasi layanan kesehatan memang masih menjadi salah satu tantangan. Genomic Center seperti ini diharapan dapat menjawab kebutuhan pasien dan dokter untuk dapat merasakan manfaat pengobatan yang dipersonalisasi," ujar Dewi Muliaty, Direktur Utama Prodia.
Layanan tersebut sudah dibuka sejak 1 Februari 2024, dapat diakses oleh masyarakat luas dan memberikan layanan konsultasi sebelum dan sesudah pemeriksaan genomic. Adapun untuk harga tes genomic ini berkisar antara Rp7 juta hingga RP10 juta.
Baca Juga: Kenali Gejala dan Pemicu Penyakit Ginjal Kronis
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: M. Taufikul Basari
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.