Ilustrasu masalah pada jantung. (Sumber gambat : RS Royal Progress)

Waspada Atrial Fibrilasi, Penyebab Jantung Tiba-tiba Berdetak Kencang Tak Beraturan

06 January 2024   |   10:00 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Jantung berdetak kencang tidak beraturan secara tiba-tiba bisa menjadi penanda masalah medis serius. Kondisi ini terbilang tidak normal karena merupakan salah satu gangguan aritmia, berbeda ketika detaknya meningkat saat kamu berolahraga. 
 
Konsultan intervensi dan aritmia jantung dari Eka Hospital BSD dr. Ignatius Yansen menerangkan jantung yang berdetak kencang tidak beraturan secara tiba-tiba dinamakan sebagai atrial fibrilasi jantung. Secara normal, jantung berdetak secara beraturan sebanyak 60 kali per menit (beats per minute) dan mencapai 100 kali saat sedang beraktivitas fisik. 

Baca juga: 5 Fakta dan Mitos Penyakit Jantung yang Tidak Hanya Menyerang Lansia
 
Pada gangguan atrial fibrilasi, dapat berubah menjadi tidak beraturan tanpa penyebab yang jelas bahkan bisa melebihi 100 kali. “Meski terlihat sepele, kondisi ini terbilang mengancam jiwa karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius,” ujarnya dikutip Hypeabis.id, Jumat (5/1/2024).
 
Dia menjelaskan, jantung memiliki empat ruang atau bilik dalam memompa darah ke seluruh tubuh, terdiri dari 2 bilik atas yang disebut atrium dan 2 bilik bawah disebut ventrikel. Tiap bilik ini memiliki fungsi masing-masing dalam memompa dan menyimpan darah kotor dan darah bersih ke tubuh. 
 
Pada bilik jantung bagian atas, ada sekelompok sel yang bertanggung jawab dalam menyebabkan dan memastikan jantung berdetak secara normal. Namun pada atrial fibrilasi, jantung berdetak secara tidak beraturan tanpa penyebab yang jelas bahkan bisa sangat cepat. Kondisi ini terjadi karena adanya masalah atau kelainan pada bilik jantung bagian atas (atrium) yang membuatnya berdetak secara tidak beraturan dan berdetak secara tidak sinkron dengan ruang jantung bagian bawah atau ventrikel.
 
Nah, ada beberapa faktor yang dipercaya dapat menyebabkan atau memicu terjadinya atrial fibrilasi jantung. Faktor usia menjadi faktor risiko utama. Diikuti riwayat penyakit jantung seperti serangan jantung atau gagal jantung, memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi), gangguan pernapasan seperti pneumonia yang menghalangi suplai oksigen ke jantung. 
 
Faktor lainnya yakni gangguan tidur seperti apnea tidur yang menghalangi asupan oksigen selama tidur. Lalu, gaya hidup yang buruk seperti merokok dan mengonsumsi minuman alkohol.
 
Bagi banyak orang, atrial fibrilasi mungkin tidak akan menunjukan gejala. Akan tetapi, atrial fibrilasi jantung dapat menyebabkan detak jantung yang cepat dan berdebar-debar dan bisa menghasilkan rasa sesak napas atau bahkan pusing.

“Jika dibiarkan terlalu lama tanpa penanganan, atrial fibrilasi dapat berimbas buruk pada kesehatan, salah satunya yaitu gagal jantung dan meningkatkan risiko untuk terkena serangan strok,” jelas Yansen. 
 
Mengingat artial fibrasi berbahaya bagi kesehatan, penanganan sebaiknya dilakukan dengan cepat apabila sudah terdiagnosa. Penanganan atrial fibrilasi akan lebih baik dan lebih efektif bila dilakukan dalam kondisi dini sebelum terjadi komplikasi pada jantung dan otak. 
 
Dokter katanya dapat mendiagnosa atrial fibrilasi dengan beberapa tes, seperti Elektrokardiogram atau EKG untuk melihat aktivitas jantung. Dokter perlu memperbaiki gangguan yang menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dari biasanya.
 

ABLASI JANTUNG

Yansen menyebut pengobatan akan ditentukan berdasarkan dari tingkat keparahan aritmia yang terjadi. Jika atrial fibrilasi tidak terlalu parah, maka dokter dapat merekomendasikan obat atau penanganan seperti kardioversi listrik untuk mengembalikan denyut jantung kembali normal. Namun, jika atrial fibrilasi sudah mengancam kesehatan, maka dokter akan merekomendasikan beberapa metode.
 
Salah satu metode yang dapat dilakukan yaitu cryoablation kata Yansen, yaitu metode ablasi jantung terbaru menggunakan energi dingin untuk memperbaiki gangguan kelistrikan pada bagian jantung. Cryoablation adalah metode minimal invasif yang dilakukan untuk mengembalikan irama jantung normal dengan menonaktifkan bagian jantung yang membuat detak jantung tidak teratur. 
 
Dia menerangkan bahwa prosedur ini bekerja dengan memasukan sebuah selang kecil disebut kateter dengan balon di ujungnya yang digunakan untuk menangani gangguan irama jantung, terutama atrial fibrilasi. Berbeda dengan prosedur ablasi konvensional, cryoablation menggunakan energi dingin ketimbang energi panas dan membekukan bagian jantung yang menyebabkan jantung berdetak secara lebih cepat tidak beraturan. 
 
Sementara itu, Yansen menyampaikan ada beberapa cara untuk mencegah atrial fibrilasi kembali atau bertambah buruk pada pasien. Paling utama yakni mengubah pola makan menjadi lebih sehat, berolahraga rutin setidaknya 30 menit per hari, menjaga tekanan darah tetap stabil, dan memperbaiki pola tidur. "Belajar berhenti kebiasaan merokok atau konsumsi minuman alkohol," imbaunya.

Baca juga: 5 Tanda Sakit Jantung yang Kasat Mata, Kaki Bengkak hingga Plak pada Mata

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Jadwal Acara Akhir Pekan di Jakarta 6-7 Januari 2024, dari Pameran Seni hingga Konser

BERIKUTNYA

Rekomendasi 5 Kafe Cantik di Blok M, Cocok untuk Hangout Akhir Pekan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: