Menuai Tuah Kreativitas Anak Muda di Bisnis Aksesori Handmade
06 February 2024 |
13:30 WIB
Anak muda sering kali memanfaatkan kreativitas mereka untuk mencari peluang bisnis yang menarik. Salah satu bidang yang cukup populer kiwari adalah bisnis aksesori handmade seperti gelang, kalung, anting, gantungan kunci, dan yang lainnya. Bisnis ini makin digandrungi generasi muda seiring pesatnya industri fesyen.
Salah satu pelaku usaha ini adalah Rizka Maulida (23) asal kota Depok. Pada 2021, dia memutuskan untuk terjun menjadi seorang pengrajin manik-manik, dan mengembangkan usaha bernama @urbeads.co. Bisnisnya bergerak di bidang aksesori buatan tangan.
Rizka menuturkan bahwa modal yang dipakainya berupa hobi sejak kecil yang suka berdagang serta melakukan crafting manik-manik. “Tambahan modal lainnya, ya dari segi materi untuk bahan baku dan pengetahuan trend design, dan yang lebih penting lagi adalah keterampilan dari si pengrajin,” Tutur Rizka.
Dalam 4 tahun perjalanan usahanya, urbeads.co juga memanfaatkan media sosial dan e-commerce sebagai strategi dan sarana pemasaran produknya.
Baca juga: Menangkap Peluang Bisnis dari Tren Cosplay, Cek Kiat dari Pembuat Kostum
Hal menarik yang ditegaskan sebagai jurus jitu Rizka adalah turut berpartisipasi dalam event-event yang menyediakan pop art store. Faktor inilah yang menjadikan usahanya dapat bertahan sampai dengan sekarang. Ditambah dengan strategi online-offline yang efektif untuk memperkuat brand.
Rizka juga menyebut kreativitas menjadi kunci untuk memainkan jenis usaha ini. Jenama urbeads.co, lanjutnya, terus berupaya memastikan produknya memiliki ide yang lebih unik dan cukup untuk bersaing dengan kompetitor. Selain itu, pemilihan bahan baku juga perlu disesuaikan dengan target pasar yang dituju.
“Menurut saya pribadi, pemilihan bahan baku disesuaikan dengan target pasar, contoh urbeads.co yang lebih didominasi dengan konsumen anak muda yang memiliki passive income. Itu menjadikan saya untuk memprioritaskan bahan dengan harga yang lebih sesuai dengan daya beli mereka, tetap dengan kualitas yang baik dan layak," jelasnya.
Harga aksesori handmade yang ditawarkan Rizka cukup beragam, berada di kisaran harga Rp3.000 sampai Rp20.000 ribu per pcs tergantung dari ukuran serta bahan yang digunakan. Dalam sebulan, Rizka mampu menjual hingga 100 pcs, dengan mengumpulkan omzet mencapai Rp1 juta hingga Rp1,5 juta per bulan.
Hal serupa juga dirasakan oleh Ester Adajua (21) asal Kabupaten Bogor, yang masih duduk di bangku perguruan tinggi. Ada, begitu kerap disapa, sudah lebih dari setahun menekuni bisnis aksesori buatan tangan dengan menghadirkan brand bernama Beadster.id.
Inspirasi awal mula dirinya merintis usaha ini dikarenakan pengamatannya terhadap trend crafting manik-manik, yang tampak semakin banyak digandrungi anak muda. Hal ini mendorong Ada untuk menciptakan suatu produk aksesori yang menjadi ekspresi tersendiri bagi fashion anak muda.
sedikit berbeda dengan Rizka, Ada menegaskan bahwa modal keterampilan sesungguhnya bisa dipelajari secara otodidak. “Selama saya menjalankan hal ini, skill ataupun keterampilan saya dapatkan secara otodidak melalui platform media digital seperti, YouTube, TikTok, maupun Instagram,” katanya.
Untuk pemilihan bahan baku, Ada melakukan riset terlebih dahulu dengan pertimbangan desain yang sudah dimiliki. Bentuk, warna dan tekstur juga menjadi faktor penting baginya sebagai daya pengikat pelanggan agar tetap menjadi mempercayai kualitasnya.
Agar mampu bertahan dalam persaingan Beadster.id selalu mencoba untuk berinovasi serta membuka pelayanan customize agar konsumen dapat menuangkan kreativitasnya juga. Untuk pemasaran, dia menggunakan media online untuk lebih menjangkau lebih banyak konsumen.
Ada mampu memproduksi aksesori buatan tangan hingga 100 pcs per bulan, dengan kisaran harga yang bervariasi. Lewat usahanya ini, dia mengatakan mampu menghasilkan pendapatan sekitar Rp500.000 sampai Rp1 juta per bulan.
Baca juga: Bisnis Item Digital Game Online di Kalangan Anak Muda
Hal menarik pada urbeads.co dan beadster.id, ada pada color pallete yang juga disediakan dari film tertentu seperti (Barbie, anime Gibli, dan film Disney lainnya) sehingga menjadi daya tarik tersendiri untuk para konsumen. Mengingat tingginya persaingan dalam trend handmade accessories yang banyak dilakoni oleh anak muda lainnya, terdapat beberapa sumber Inspirasi berbeda yang dimiliki oleh kedua pelaku usaha ini.
Rizka menuturkan bahwa inspirasinya banyak berasal dari lingkungan, bahkan konsumen itu sendiri. Sementara itu, Ada justru mendapatkan inspirasi lewat platform seperti TikTok dan Pinterest, serta feedback dari para pelanggan. Mereka juga memanfaatkan fitur seperti Question Box interaktif di media sosial untuk lebih dekat dengan konsumen.
Erie Riza Nugraha, Dosen Ekonomi Bisnis Universitas Trisakti, mengatakan bahwa UMKM aksesori handmade anak muda mengalami perkembangan pesat berkat kreativitas, inovasi, dan pemanfaatan media sosial.
“Akses internet yang terjangkau memungkinkan mereka memulai bisnis dengan modal kecil. Pendapatan UMKM ini berhasil tumbuh 25% pada 2023, didorong oleh Citayam Fashion Week dan tren fesyen yang dinamis,” kata Erie.
Erie juga menjelaskan bahwa UMKM aksesori handmade anak muda di Indonesia telah sukses terlibat dalam rantai nilai ekonomi yang besar. Meskipun telah mencapai keberhasilan, masih terdapat potensi peningkatan.
“Di tingkat konsumsi, produk [aksesori handmade] ini menjadi bagian dari gaya hidup modern. Bantuan dari pemerintah juga terlihat dari adanya pelatihan dan pendampingan dari pemerintah, partisipasi dalam pameran, dan kerja sama dengan pelaku industri,” jelas Erie.
Banyak anak muda saat ini cenderung mendukung produk lokal dan berkelanjutan. Bisnis aksesori handmade dapat memanfaatkan tren ini dengan menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan dan mendukung komunitas lokal.
Baca juga: Bisnis Retail Produk Lokal Masih Prospektif, Fesyen Jadi Kategori Paling Dicari
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Salah satu pelaku usaha ini adalah Rizka Maulida (23) asal kota Depok. Pada 2021, dia memutuskan untuk terjun menjadi seorang pengrajin manik-manik, dan mengembangkan usaha bernama @urbeads.co. Bisnisnya bergerak di bidang aksesori buatan tangan.
Rizka menuturkan bahwa modal yang dipakainya berupa hobi sejak kecil yang suka berdagang serta melakukan crafting manik-manik. “Tambahan modal lainnya, ya dari segi materi untuk bahan baku dan pengetahuan trend design, dan yang lebih penting lagi adalah keterampilan dari si pengrajin,” Tutur Rizka.
Dalam 4 tahun perjalanan usahanya, urbeads.co juga memanfaatkan media sosial dan e-commerce sebagai strategi dan sarana pemasaran produknya.
Baca juga: Menangkap Peluang Bisnis dari Tren Cosplay, Cek Kiat dari Pembuat Kostum
Hal menarik yang ditegaskan sebagai jurus jitu Rizka adalah turut berpartisipasi dalam event-event yang menyediakan pop art store. Faktor inilah yang menjadikan usahanya dapat bertahan sampai dengan sekarang. Ditambah dengan strategi online-offline yang efektif untuk memperkuat brand.
Rizka juga menyebut kreativitas menjadi kunci untuk memainkan jenis usaha ini. Jenama urbeads.co, lanjutnya, terus berupaya memastikan produknya memiliki ide yang lebih unik dan cukup untuk bersaing dengan kompetitor. Selain itu, pemilihan bahan baku juga perlu disesuaikan dengan target pasar yang dituju.
“Menurut saya pribadi, pemilihan bahan baku disesuaikan dengan target pasar, contoh urbeads.co yang lebih didominasi dengan konsumen anak muda yang memiliki passive income. Itu menjadikan saya untuk memprioritaskan bahan dengan harga yang lebih sesuai dengan daya beli mereka, tetap dengan kualitas yang baik dan layak," jelasnya.
Harga aksesori handmade yang ditawarkan Rizka cukup beragam, berada di kisaran harga Rp3.000 sampai Rp20.000 ribu per pcs tergantung dari ukuran serta bahan yang digunakan. Dalam sebulan, Rizka mampu menjual hingga 100 pcs, dengan mengumpulkan omzet mencapai Rp1 juta hingga Rp1,5 juta per bulan.
Hal serupa juga dirasakan oleh Ester Adajua (21) asal Kabupaten Bogor, yang masih duduk di bangku perguruan tinggi. Ada, begitu kerap disapa, sudah lebih dari setahun menekuni bisnis aksesori buatan tangan dengan menghadirkan brand bernama Beadster.id.
Inspirasi awal mula dirinya merintis usaha ini dikarenakan pengamatannya terhadap trend crafting manik-manik, yang tampak semakin banyak digandrungi anak muda. Hal ini mendorong Ada untuk menciptakan suatu produk aksesori yang menjadi ekspresi tersendiri bagi fashion anak muda.
sedikit berbeda dengan Rizka, Ada menegaskan bahwa modal keterampilan sesungguhnya bisa dipelajari secara otodidak. “Selama saya menjalankan hal ini, skill ataupun keterampilan saya dapatkan secara otodidak melalui platform media digital seperti, YouTube, TikTok, maupun Instagram,” katanya.
Untuk pemilihan bahan baku, Ada melakukan riset terlebih dahulu dengan pertimbangan desain yang sudah dimiliki. Bentuk, warna dan tekstur juga menjadi faktor penting baginya sebagai daya pengikat pelanggan agar tetap menjadi mempercayai kualitasnya.
Agar mampu bertahan dalam persaingan Beadster.id selalu mencoba untuk berinovasi serta membuka pelayanan customize agar konsumen dapat menuangkan kreativitasnya juga. Untuk pemasaran, dia menggunakan media online untuk lebih menjangkau lebih banyak konsumen.
Ada mampu memproduksi aksesori buatan tangan hingga 100 pcs per bulan, dengan kisaran harga yang bervariasi. Lewat usahanya ini, dia mengatakan mampu menghasilkan pendapatan sekitar Rp500.000 sampai Rp1 juta per bulan.
Baca juga: Bisnis Item Digital Game Online di Kalangan Anak Muda
Hal menarik pada urbeads.co dan beadster.id, ada pada color pallete yang juga disediakan dari film tertentu seperti (Barbie, anime Gibli, dan film Disney lainnya) sehingga menjadi daya tarik tersendiri untuk para konsumen. Mengingat tingginya persaingan dalam trend handmade accessories yang banyak dilakoni oleh anak muda lainnya, terdapat beberapa sumber Inspirasi berbeda yang dimiliki oleh kedua pelaku usaha ini.
Rizka menuturkan bahwa inspirasinya banyak berasal dari lingkungan, bahkan konsumen itu sendiri. Sementara itu, Ada justru mendapatkan inspirasi lewat platform seperti TikTok dan Pinterest, serta feedback dari para pelanggan. Mereka juga memanfaatkan fitur seperti Question Box interaktif di media sosial untuk lebih dekat dengan konsumen.
Erie Riza Nugraha, Dosen Ekonomi Bisnis Universitas Trisakti, mengatakan bahwa UMKM aksesori handmade anak muda mengalami perkembangan pesat berkat kreativitas, inovasi, dan pemanfaatan media sosial.
“Akses internet yang terjangkau memungkinkan mereka memulai bisnis dengan modal kecil. Pendapatan UMKM ini berhasil tumbuh 25% pada 2023, didorong oleh Citayam Fashion Week dan tren fesyen yang dinamis,” kata Erie.
Erie juga menjelaskan bahwa UMKM aksesori handmade anak muda di Indonesia telah sukses terlibat dalam rantai nilai ekonomi yang besar. Meskipun telah mencapai keberhasilan, masih terdapat potensi peningkatan.
“Di tingkat konsumsi, produk [aksesori handmade] ini menjadi bagian dari gaya hidup modern. Bantuan dari pemerintah juga terlihat dari adanya pelatihan dan pendampingan dari pemerintah, partisipasi dalam pameran, dan kerja sama dengan pelaku industri,” jelas Erie.
Banyak anak muda saat ini cenderung mendukung produk lokal dan berkelanjutan. Bisnis aksesori handmade dapat memanfaatkan tren ini dengan menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan dan mendukung komunitas lokal.
Baca juga: Bisnis Retail Produk Lokal Masih Prospektif, Fesyen Jadi Kategori Paling Dicari
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.