7 Tips Membangun Bisnis bagi Pemula ala Pengusaha Milenial
06 April 2022 |
14:55 WIB
Dalam proses membangun bisnis sendiri dan menjadi wirausaha, tentu Genhype sering kali menghadapi berbagai tantangan dalam merancang sebuah bisnis baru, terutama bagi yang masih pemula atau yang baru pertama kali melakukannya.
Meski membangun sebuah bisnis dari nol bukanlah hal yang mudah, Founder Homjuice Bryan Octavianus Augustus berbagi beberapa tips dan motivasi dalam membangun bisnis bagi pemula. Yuk simak penuturannya dalam acara Pekan Milenial Naik Kelas, Rabu 6 April 2022.
Meski membangun sebuah bisnis dari nol bukanlah hal yang mudah, Founder Homjuice Bryan Octavianus Augustus berbagi beberapa tips dan motivasi dalam membangun bisnis bagi pemula. Yuk simak penuturannya dalam acara Pekan Milenial Naik Kelas, Rabu 6 April 2022.
1. Mulai dengan observasi.
Semua bisnis tidak harus dimulai dengan mencari sesuai yang benar-benar baru. Bryan menyarankan bahwa semua ide bisnis bisa diawali dengan mengamati pasar konsumen, produk, dan dari diri sendiri. Tentu, hal ini harus hadir bersamaan dengan adanya keinginan untuk membantu memecahkan masalah yang dialami orang lain serta ingin fill the gap dalam memenuhi kebutuhan maupun membuat adanya kebutuhan baru.
2. Gunakan modal pribadi.
Saat memulai bisnis berskala kecil, Bryan sangat menyarankan agar pendanaan bisa dimulai dari modal pribadi yang didapat dari hasil menabung atau pendapatan pribadi selama bekerja. Pada tahapan awal, dia juga mengimbau untuk tidak melakukan peminjaman dana kepada orang lain atau bank karena risikonya.
Untuk metode peminjaman pun, justru dia menyarankan hal ini bisa dilakukan ketika bisnis yang dimiliki sudah mulai berkembang. Peminjaman yang dia sarankan pada fase ini adalah peminjaman kredit ke bank, karena ada beberapa faktor kelebihan yang bisa didapatkan jika dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri.
Untuk metode peminjaman pun, justru dia menyarankan hal ini bisa dilakukan ketika bisnis yang dimiliki sudah mulai berkembang. Peminjaman yang dia sarankan pada fase ini adalah peminjaman kredit ke bank, karena ada beberapa faktor kelebihan yang bisa didapatkan jika dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri.
3. Persiapkan perincian dengan enam pertanyaan dasar.
Untuk membantu dalam merancang sebuah bisnis, Bryan memetakan hal ini dalam bentuk enam pertanyaan berupa 5W1H atau Why, What, Who, Where, How, dan When.
Pemetaan ini membantu Genhype dalam menentukan latar belakang dan tujuan membangun bisnis, jenis produk yang dijual beserta dengan kelebihannya bagi konsumen, target pasar berdasarkan beberapa kategori (jenis kelamin, usia, pekerjaan, lokasi, dan lainnya), tempat dan cara memulai bisnis, cara berinteraksi dengan konsumen, dan kapan bisnis dimulai.
Pemetaan ini membantu Genhype dalam menentukan latar belakang dan tujuan membangun bisnis, jenis produk yang dijual beserta dengan kelebihannya bagi konsumen, target pasar berdasarkan beberapa kategori (jenis kelamin, usia, pekerjaan, lokasi, dan lainnya), tempat dan cara memulai bisnis, cara berinteraksi dengan konsumen, dan kapan bisnis dimulai.
4. Tentukan unique selling point.
Menurut Bryan, salah satu faktor bisnis bisa bertahan dalam jangka waktu panjang adalah karena adanya unique selling point (USP) yang telah dibuat sejak perancangan bisnis pada tahap awal. Dia menjelaskan bahwa USP pada dasarnya tidak memiliki patokan tertentu dan bisa ditentukan dari berbagai hal.
Beberapa contoh USP yang lebih mudah dilakukan atau ditetapkan adalah packaging atau pengemasan produk dengan desain yang menarik dan fungsi yang mudah diterapkan bagi konsumen serta layanan atau service.
Menariknya, hal ini tidak harus dibuat dengan inovasi baru tapi juga bisa dibuat dari hal-hal yang ditemui pada produk referensi milik pesaing. Dari sana, USP bisa dikembangkan sebagai solusi baru dari masalah pada produk rujukan yang dijadikan referensi.
Beberapa contoh USP yang lebih mudah dilakukan atau ditetapkan adalah packaging atau pengemasan produk dengan desain yang menarik dan fungsi yang mudah diterapkan bagi konsumen serta layanan atau service.
Menariknya, hal ini tidak harus dibuat dengan inovasi baru tapi juga bisa dibuat dari hal-hal yang ditemui pada produk referensi milik pesaing. Dari sana, USP bisa dikembangkan sebagai solusi baru dari masalah pada produk rujukan yang dijadikan referensi.
5. Observasi perkembangan tren.
Salah satu tren bisnis yang bisa diadopsi adalah tren bisnis yang berangkat dari hal-hal yang viral di masyarakat. Meski terkesan bahwa hal ini mudah dilakukan, justru Bryan mengimbau untuk berhati-hati saat mengembangkan bisnis jenis ini karena berisiko tidak bisa berjalan dalam jangka panjang.
Kalaupun ingin tetap dilakukan secara berkelanjutan, dia menyarankan agar pengembangannya tetap mengikuti perkembangan tren dalam jangka panjang dengan melihat celah dan observasi dalam jangka tertentu serta melihat frekuensi konsumen dalam mengonsumsi atau membeli terhadap produk yang ditawarkan.
Kalaupun ingin tetap dilakukan secara berkelanjutan, dia menyarankan agar pengembangannya tetap mengikuti perkembangan tren dalam jangka panjang dengan melihat celah dan observasi dalam jangka tertentu serta melihat frekuensi konsumen dalam mengonsumsi atau membeli terhadap produk yang ditawarkan.
6. Buat inovasi secara bertahap.
Dalam hal inovasi, bisnis baru tentu membutuhkan inovasi agar bisnis bisa semakin maju dan berkembang dengan pesat. Bryan mengatakan bahwa inovasi yang baik bisa dilakukan secara bertahap dan hal ini dibarengi dengan kepekaan terhadap perubahan yang ada dalam masyarakat.
Dia menegaskan bahwa inovasi yang dilakukan tidak boleh melenceng jauh dari nilai brand dan unique selling point, karena hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap target pasar dari produk baru dan konsistensi sebuah bisnis.
Dia menegaskan bahwa inovasi yang dilakukan tidak boleh melenceng jauh dari nilai brand dan unique selling point, karena hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap target pasar dari produk baru dan konsistensi sebuah bisnis.
7. Terapkan karakter positif.
Hal penting yang tidak kalah penting adalah menerapkan karakter yang baik dan positif saat membangun bisnis. Beberapa di antaranya meliputi fokus, kesabaran, kecerdikan, tulus dalam mengupayakan menjawab masalah konsumen, tetap mau berusaha atau persistensi, dan tetap menghargai proses yang sudah ada.
Baginya, bisnis yang dibangun sejak awal tidak bisa langsung bagus dan viral. Bahkan bisnis pada tahapan awal akan memiliki skala yang kecil dan masih banyak ketidaksempurnaan, sehingga perlu adanya dorongan untuk terus belajar dan mengevaluasi bisnis serta memperkaya diri.
Editor: Fajar Sidik
Baginya, bisnis yang dibangun sejak awal tidak bisa langsung bagus dan viral. Bahkan bisnis pada tahapan awal akan memiliki skala yang kecil dan masih banyak ketidaksempurnaan, sehingga perlu adanya dorongan untuk terus belajar dan mengevaluasi bisnis serta memperkaya diri.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.