Simak kisah dua pemuda buka peluang usaha dari sektor penyewaan perangkat kamera. (Sumber foto: Pexels/@ Mikhail Nilov)

Bidik Peluang Cuan dari Usaha Sewa Kamera

09 September 2024   |   19:52 WIB
Image
Wildan Adil Hilba Mahasiswa Universitas Budi Luhur Jakarta

Seiring dengan popularitas media sosial dan tingginya permintaan akan konten berkualitas, peluang bisnis baru semakin bermunculan di Indonesia, salah satunya adalah penyewaan kamera. Membeli kamera profesional bisa menjadi investasi yang mahal dan memberatkan bagi banyak orang, terutama jika hanya diperlukan untuk proyek jangka pendek.

Fenomena ini membuat layanan penyewaan kamera semakin populer, menawarkan solusi praktis dan ekonomis bagi para kreator dan profesional yang membutuhkan peralatan berkualitas tanpa harus mengeluarkan biaya besar.

Abrar Munzir (23 tahun) asal Tangerang Selatan adalah salah satu pengusaha muda yang berhasil melihat peluang ini. Terinspirasi dari kakaknya yang seorang fotografer profesional, Munzir mulai terjun ke bisnis penyewaan kamera. Awalnya, ia hanya menyewakan beberapa kamera milik kakaknya, namun seiring dengan meningkatnya permintaan, Munzir memperluas layanannya dengan membeli peralatan tambahan.

"Saya terinspirasi dari kakak saya yang sangat tekun di dunia fotografi. Dia sering bercerita tentang tingginya permintaan untuk kamera berkualitas, namun tidak semua orang bisa membelinya," ujar Munzir saat ditemui di rumahnya.

Baca juga: Geliat Kamera Analog, Hipercat Lab dan Izulgeokids Menjaga Nostalgia di Era Digital

Kini, bisnisnya semakin berkembang dengan menyediakan berbagai jenis kamera, mulai dari DSLR hingga mirrorless, serta lensa-lensa profesional. Layanan yang ditawarkan tidak hanya untuk pemotretan pernikahan atau proyek kreatif, tetapi juga untuk mahasiswa dan kreator konten yang membutuhkan peralatan kamera untuk jangka pendek.

Dengan omzet bulanan mencapai Rp9 juta dan laba bersih sekitar Rp4,5 juta, Munzir optimis bahwa bisnis ini memiliki potensi jangka panjang, terutama seiring dengan berkembangnya industri konten digital di Indonesia.

"Omzet bulanan saya saat ini bisa mencapai Rp9 juta, dengan laba bersih sekitar Rp4,5 juta," kata Munzir dengan senyum puas.

Berbeda dengan Munzir, Dani Saputra (24 tahun) memilih pendekatan yang lebih personal dalam menjalankan bisnis penyewaan kamera. Alih-alih menyewakan secara luas, Dani hanya menyewakan peralatannya kepada orang-orang yang dikenalnya, seperti teman, kolega, dan sesama fotografer di komunitasnya.

"Saya lebih nyaman menyewakan kamera dan peralatan lainnya kepada orang yang saya kenal. Selain bisa lebih yakin dengan kondisi peralatan setelah digunakan, saya juga bisa lebih fleksibel dalam menetapkan syarat dan tarif," ujarnya.

Meski jangkauan bisnisnya terbatas, Dani berhasil meraih omzet sekitar Rp5 juta-Rp10 juta per bulan dengan laba bersih berkisar antara Rp3 juta-Rp5 juta. Pendekatan eksklusif ini tidak hanya membantu Dani menjaga hubungan baik dengan para penyewa, tetapi juga memastikan bahwa peralatannya tetap dalam kondisi prima.

Ke depan, Dani berharap dapat terus menjaga sistem eksklusif ini sambil mempertimbangkan untuk menambah peralatan baru yang bisa disewakan. Meskipun tidak berencana untuk membuka penyewaan dalam skala besar, Dani tetap ingin mengembangkan bisnisnya secara bertahap.

Bisnis penyewaan kamera di Indonesia menunjukkan potensi yang besar, terutama di tengah perkembangan industri konten digital. Abrar Munzir dan Dani Saputra adalah contoh nyata bagaimana pengusaha muda bisa sukses dalam bidang ini, baik dengan pendekatan yang luas maupun personal.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Jelang Duel di GBK, Cek 5 Fakta Menarik Timnas Indonesia & Australia

BERIKUTNYA

5 Cara Memilih Warna dan Tekstur Lipstik Sesuai Bentuk Bibir

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: